Indovoices.com –Epidemiolog Universitas Indonesia, Syahrizal Syarif, menilai penduduk Jawa Timur bukan yang paling berisiko tertular virus Covid-19 setelah warga di Provinsi DKI Jakarta.
“Pemerintah harusnya lebih khawatir dengan wabah di Kalimantan, Papua, dan Sulawesi,” kata Syahrizal dalam keterangan tertulisnya.
Syahrizal menerangkan meski kasus kumulatif positif Covid-19 atau virus Corona di Jawa Timur terbanyak setelah DKI, ini tak lantas menjadikan wilayah itu berisiko.
Untuk melihat risiko penduduk tertular Covid-19, kata Syahrizal, tidak bisa didasari dari angka mutlak.
Tetapi ini harus dibandingkan dalam bentuk ukuran insiden kumulatif. “Ukuran ini memasukan faktor besarnya jumlah penduduk di masing-masing provinsi,” katanya.
Syahrizal menjelaskan angka yang dibandingkan dalam bentuk jumlah kasus per 100 ribu penduduk. Sehingga risiko penduduk antarprovinsi dapat dibandingkan seimbang.
Berdasarkan hitungan itu, penduduk Jawa Timur justru menempati posisi ke-11 yang paling berisiko tertular Covid-19, dengan 10 per 100 ribu penduduk.
Adapun DKI menjadi provinsi paling berisiko dengan 67 per 100 ribu penduduk. “Sehingga yang perlu diwaspadai adalah orang Jakarta yang keluar, bukan orang luar yang masuk Jakarta,” ujarnya.
Setelah DKI, Kalimantan Utara menjadi provinsi kedua paling berisiko dengan 23 per 100 ribu penduduk.
Ini diikuti Kalimantan Selatan dengan 19 per 100 ribu penduduk, Papua 18 per 100 ribu penduduk, Papua Barat 16 per 100 ribu penduduk, dan Sulawesi Selatan 16 per 100 ribu penduduk untuk infeksi virus Covid-19.(msn)