*Entah Apa Yang Merasukimu Jokowi-Jonan “JJ”*
Semenjak Ignasius Jonan menjabat sebagai Dirut PT KAI (Persero) sesuai dengan penugasan pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara Indonesia (BUMN) yang dipimpin oleh Menteri BUMN Sofyan Djalil, menggantikan Ronny Wahyudi yang menjabat sejak September 2005 yang kemudian Ronny diangkat kembali oleh pemerintah sebagai anggota Dewan Komisaris PT Industri Kereta Api (Inka). Jonan diangkat pada tanggal 25 Februari 2009.
Tak lama setelah menduduki jabatan tersebut, Jonan berhasil membalikkan kerugian Rp83,5 miliar pada 2008 menjadi keuntungan Rp154,8 miliar pada 2009.
Berbagai gebrakan diciptakan Jonan selama memimpin PT KAI, antara lain mencatatkan laba sebesar Rp560,4 miliar pada 2013, meningkatkan aset hingga tiga kali lipat, menjadi Rp15,2 triliun pada 2013; memecat 200 karyawan PT KAI yang malas; dan memberantas percaloan tiket dengan sistem boarding pass, tiket daring, hingga penjualan tiket di toko ritel.
Tak hanya itu, Jonan juga banyak melakukan peremajaan sarana dengan diluncurkannya kereta-kereta baru; menggratiskan, memperbanyak, dan menjadikan toilet stasiun bersih; melengkapi kereta dengan AC; juga menetapkan larangan merokok di kereta.
Tak hanya larangan merokok, Pedagang dan para copet yang selalu berkeliaran di dalam keretapun berhasil di singkirkan. Itu semua membuat dampak positif bagi para pengguna jasa kereta api.
Dengan beragam capaiannya sebagai pekerja yang disiplin, Jonan kemudian diangkat menjadi Menhub pada 2014. Namun, dua tahun kemudian gelombang reshuffle kabinet menghempas namanya.
Meski begitu, ia kembali ditarik ke kabinet kerja Jokowi dan diangkat menjadi Menteri ESDM.
Selama menjabat sebagai mentri ESDM beliaupun mampu menunjukan kualitas kerja yang cukup baik, dan pencapaian yang terbilang cukup fantastis.
Mulai dari meningkatnya rasio elektrifikasi. Peningkatan tersebut kini menjadi 98,9% dari sebelumnya 85%. Jonan menargetkan, ke depan rasio elektrifikasi bisa mencapai 99% di akhir 2019 dan di 2020 bisa 100% wilayah Indonesia dapat menikmati listrik.
Pencapaian Jonan lainnya adalah meresmikan Program Penyalur Bahan Bakar Minyak (BBM) Satu Harga. Pada 10 Mei 2019, Jonan meresmikan BBM satu harga di Kecamatan Poco Ranaka, Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Ia didampingi Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati.
Terkait peresmian penyalur BBM Satu Harga di NTT, Jonan mengharapkan perekonomian masyarakat dapat meningkat seiring turunnya harga sembako.
Capaian selanjutnya ialah bauran energi di mana pemerintah telah menerapkan program biodiesel 20% atau B20. Tahun depan, pemerintah akan meningkatkannya menjadi B30.
Jonan mengakui, polusi udara yang terjadi belakangan ini sudah mengkhawatirkan. Oleh karenanya, salah satu solusinya dengan kendaraan listrik.
Program B20 dan kendaraan listrik menjadi upaya pemerintah menekan impor BBM dan menyelamatkan devisa negara. Oleh karenanya, Jonan mengaku kedua program tersebut akan tetap berjalan.
Kemudian, capaian yang tak kalah penting adalah pengambilalihan saham PT Freeport Indonesia (PTFI) 51%. Saham Freeportdi Indonesia kini menjadi pemegang saham mayoritas.
Jika kita melihat pencapayan-pencapai beliau di saat masih mejabat di pemerintahan tidak mungkin seorang Jonan di lepaskan begitu saja oleh Jokowi. Saya yakin Jokowi bukan orang bodoh, dan yang saya tau Jokowi selalu mebuat kebijakan yang sangat tepat dan akurat.
Semoga Jonan masih di percaya Jokowi untuk menjalankan tugas baru, diluar dari pada kementrian. Ataukah memang Jonan tidak mau lagi bergabung dengan “Kabinet Indonesia Kerja jilid 2. Atau Jokowi-lah yang tidak membutuhkan manusia sekelas Jonan. Jika benar itu *”Entah Apa Yang Merasuki Mu “JJ”*.
Penulis: Not-Not