Indovoices.com –Kinerja Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian cukup menarik perhatian warga Indonesia. Tak heran, elektabilitas mantan Kapolri itu menyalip sejumlah figur utama politikus Indonesia.
“Hanya dia yang menteri non-parpol yang punya fluktuasi, elektabilitas, dan popularitas,” kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah saat memaparkan hasil Kinerja Kementerian/Lembaga, Peluang Reshuffle dan Potensi Capres 2024 secara virtual.
Berdasarkan survei IPO yang dilakukan pada 12-23 Oktober 2020, elektabilitas Tito sebesar 4,2 persen. Angka tersebut mengalahkan elektabilitas Ketua Umum (Ketum) Golkar Airlangga Hartato (2,9 persen), Ketua DPR Puan Maharani (1,9 persen), hingga Ketum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imim (1,0 persen).
Selain Tito, sosok non-parpol yang mulai dilirik oleh responden yaitu Menteri Koordinator (Menko) Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD (2,5 persen) dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir (1,1 persen). Namun, elektabilitasdan popularitas keduanya tidak stabil.
“Erick dan Mahfud yang sering di-mention, tapi posisinya (elektabilitas) sering naik turun,” ujar dia.
Ganjar dan Prabowo pimpin klasemen
Sosok yang memuncaki survei IPO yaitu Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo dengan tingkat elektabilitas sebesar 17,9 persen. Posisi kedua ditempati oleh Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dengan elektabilitas 16,4 persen.
“Tapi posisi teratas ini belum setinggi posisi Prabowo di (survei IPO) Juli 2020 lalu. Pak prabowo itu sampai 18 persen,” ungkap dia.
Selanjutnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (15,3 persen), eks Calon Wakil Presiden (Cawapres) 2019 Sandiaga Uno (8,8 persen), Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (6 persen), Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (5,7 persen) dan eks Panglima TNI Gatot Nurmantyo (4,0 persen).
Survei Kinerja Kementerian/Lembaga, Peluang Reshuffle dan Potensi Capres 2024 dilakukan pada 12-23 Oktober 2020. Adapun metode penelitian menerapkan metode survei purposive dan multistage random. Margin of error survei tersebut rentang 2,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Metode multistage sampling diterapkan terhadap 1.200 responden. Sedangkan purposive sampling dilakukan terhadap 170 orang pemuka pendapat.(msn)