Indovoices.com –Gubernur Jabar Ridwan Kamil menanggapi soal elektabilitasnya yang naik bersama Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang baru-baru ini dikeluarkan oleh lembaga survei Indikator.
Dalam survei tersebut, elektabilitas Ridwan Kamil pada Februari atau sebelum adanya pandemi virus corona yaitu 3,8 persen. Namun setelah pandemi, naik menjadi 7,7 persen.
Pria yang akrab disapa Emil itu menegaskan, selama ini bekerja bukan untuk mendapat pujian. Sebab, menurutnya semua yang ia lakukan dalam upaya menangani virus corona berdasarkan ilmu dan Gugus Tugas.
“Bekerja itu jangan cari pujian niatnya, bekerja itu jangan harap ada apresiasi yang penting kita ini bekerja karena kebutuhan, itulah Gugus Tugas Jabar selalu pakai ilmu dan nanya dulu ke ilmuwan ekonomi dan kesehatan dalam menghitung zona kuning ke zona biru, itu sembilan indeks paling ketat gitu,” kata dia melalui keterangannya.
“Kalau hasilnya menggembirakan, maka berarti hasil tidak membohongi proses,” tambahnya.
Mantan Wali Kota Bandung itu menegaskan, dirinya tak mempersoalkan apakah elektabilitasnya naik atau turun selama menangani pandemi. Dia hanya menginginkan agar 50 juta warga Jabar selamat dari virus corona.
“Kalau ada apresiasi dihubungkan ke politik seperti tadi elektabilitas, saya juga tidak bisa menghindari ya kecuali mungkin mudah-mudahan itu adalah sebuah hal yang faktual,” ucap dia.
“Jadi bagi saya elektabilitas naik-turun bukan tujuan karena konsentrasi kita ini fokus menyelamatkan 50 juta warga Jabar ya. Lain-lain itu sekunder,” tuturnya.
Sebelumnya, Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei mengenai dampak politik dan ekonomi wabah COVID-19. Direktur Eksekutif Indikator Burhanudin Muhtadi menjelaskan, ada dampak penanganan wabah corona oleh para pejabat terhadap peta elektoral mereka jika dikaitkan dengan ajang Pilpres 2024.
Metode survei yang digunakan adalah wawancara melalui telepon dengan simpel random sampling. Ada 1.200 responden dari seluruh Indonesia yang dipilih secara acak dari kumpulan sampel acak survei Indikator pada rentang Maret 2018 hingga Maret 2020.
Survei digelar pada 16-18 Mei 2020 dengan margin of error kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.(msn)