Saat berkampanye di Solo, Rabu 10 April 2019. Amien Rais menyebutkan bila dalam darah capres nomor urut 02, Prabowo Subianto terdapat DNA Bung Karno, Bung Hatta, dan Bung Tomo. Ketiganya merupakan pahlawan Proklamator RI dan pahlawan nasional.
Sontak saja, pernyataan itu langsung ditanggapi oleh Gustika Jusuf Hatta yang kerap kali vokal jika nama kakeknya diseret-seret ke politik.
Bila sebelumnya Sandiaga Uno yang disemprot dan dianjing-anjingin oleh Gustika Hatta. Kali ini dalam akun Twitter miliknya, Gustika Jusuf Hatta menulis komentar menohok untuk Amien Rais.
Tanpa sungkan, ia menyebutkan kalau pernyataan dari Amien Rais itu diakibatkan kebanyakan minum air rebusan pembalut.
“Begini nih kalau kebanyakan minum air rebusan pembalut bekas,” tulisnya.
Seakan tidak cukup sampai di situ, Gustika Jusuf Hatta juga menanggapi pertanyaan netizen kenapa Prabowo Subianto tak pernah disamakan dengan orangtuanya sendiri.
“Heran, bapa orang melulu yg disebut,” kata @griyaaaaak.
Gustika Jusuf Hatta pun memberikan alasan yang tak kalah menohok dari Tweet sebelumnya.
“Soalnya bapanya sendiri pemberontak jadi ga bisa terlalu dibanggain gitu deh,
#ThisIsNKRI,” tulisnya.
Memang tidak salah apa yang dikatakan oleh Gustika. Berdasarkan catatan sejarah, ayah Prabowo Subianto, Prof. Dr. Soemitro Djojohadikoesoemo diketahui pernah terlibat pemberontakan PRRI (Pemerintaham Revolusioner Republik Indonesia) yang meletus pada 15 Februari 1958 di Padang, Sumatera Barat.
Ketika itu Kabinet PRRI dipimpin oleh Sjafruddin Prawiranegara sebagai Perdana Menteri merangkap Menteri Keuangan, sedangkan, Soemitro sendiri menjabat sebagai Menteri Perhubungan dan Pelayaran.
Senada dengan pertanyaan yang disampaikan oleh netizen soal kenapa Bapak orang lain yang selalu disebut. Sebenarnya di tahun 2014 yang lalu, Megawati yang merupakan putri kandung Soekarno juga sudah pernah menyuarakan kekesalannya kepada Prabowo tidak kalah pedasnya dengan Gustika. Megawati menganggap Prabowo berusaha meniru serta menyamai penampilan dan gaya ayahnya.
“Lha ngopo yo, kok niru-niru bapakku? Lha apa tidak punya bapak sendiri?” kata Megawati ketika itu saat memberikan pengarahan kepada ribuan kader dan simpatisan Joko Widodo-Jusuf Kalla di Alun-alun Bung Karno, Ungaran, Jumat 4 Juli 2014.
(https://www.viva.co.id/arsip/518543-megawati-pak-prabowo-itu-ngopo-to-niru-niru-bapakku)
Namun mungkin pada dasarnya antara tidak tahu malu atau tidak mempunyai jati diri. Sindiran tersebut pun dianggap angin lalu oleh Prabowo.
Kembali lagi ke Amien Rais, bukanlah pertama kali dirinya dipermalukan oleh anak yang masih muda, yang mungkin usianya sepantaran cucunya itu.
Sebelumnya, tanggal 13 Juli 2018, Amien Rais juga pernah dipermalukan oleh Dian Sheeler yang ketika itu berada dalam satu penerbangan dengan Amien Rais.
Sheeler bahkan menyebut Amien Rais sudah tua dan menyuruhnya untuk mengaca. Selengkapnya dapat dibaca pada link di bawah ini.
https://www.Indovoices.com/umum/amin-rais-kena-batunya-didamprat-penumpang-pesawat/
Nyinyirnya Amien Rais mungkin tidak dapat kita pisahkan dari syahwat politiknya yang belum terpuaskan sejak tahun 1999 saat dirinya membentuk poros tengah. Dirinya pun harus kecele karena ambisinya untuk menduduki jabatan presiden dengan cara memperalat Gusdur, dapat dibaca dengan baik oleh Gusdur. Bahkan Gusdur pun pernah bergurau bila dirinya menjadi presiden tanpa modal, hanya bermodalkan dengkul Amien Rais.
Sekarang di Pilpres 2019 ini meskipun umur dan fisik Amien Rais sudah tidak memungkinkan dirinya menjadi orang nomor satu di republik ini, namun nafsu politiknya masih membara.
Kebenciannya pada Jokowi dilampiaskan dengan mengerahkan seluruh sisa tenaga dan pikiran yang ada hanya untuk memenangkan Prabowo, bahkan kalau perlu, menjelek-jelekkan dan mencaci maki Jokowi.
Tohokan dari Dian Sheeler dan yang terbaru dari Gustika Hatta menunjukkan bila orang tua bau tanah yang dulu dihormati sebagai salah satu tokoh reformasi ini, kini sudah tidak punya harga diri lagi. Sampai-sampai orang yang jauh lebih muda dari dirinya pun merasa muak dan jijik melihat kenyinyirannya selama ini hingga menawarkan air rebusan pembalut bekas untuk dia minum.
Walaupun demikian, saya menyangsikan bila hal ini mampu membungkam kenyinyirannya yang sudah mendarah daging. Terbukti, ruwatan yang pernah digelar warga Jogja untuk dirinya pun tidak mampu menyembuhkannya. Satu-satunya cara hanyalah kemenangan Jokowi dalam pilpres 2019 ini yang diyakini mampu menyumbat mulut seorang Amien Rais agar berhenti berkokok…. untuk selamanya. Setujukah Anda?
Untuk membaca tulisan saya yang lainnya
https://www.Indovoices.com/author/robin-robin/
Untuk follow saya, silahkan klik link berikut ini
https://m.facebook.com/profile.php?lst=100017542867525:100017542867525:1554707378&refid=17