Indovoices.com –Mantan Komandan Satuan Kapal Selam Koarmada II Kolonel (P) Iwa Kartiwa menglarifikasi delapan isu menyangkut dirinya yang dikaitkan dengan KRI Nanggala 402 dalam beberapa waktu terakhir di RS TNI AL dr Mintohardjo Jakarta pada Selasa (4/5/2021).
Berikut delapan isu yang diklarifikasi Iwa:
1. Kondisi terbaring sakit, tidak bisa berbicara, dan hanya bisa di tempat tidur.
Iwa menegaskan meskipun masih dalam perawatan atas penyakit syaraf terjepit yang tengah dideritanya, ia masih bisa berangkat dari rumahnya Tasikmalaya membawa kendaraan sendiri ke RS TNI AL Mintohardjo Jakarta pada Selasa (4/5/2021.
“Kalau dikatakan sakit, saya masih bisa beraktivitas, biarpun terbatas. Saya berangkat dari Tasikmalaya tidak pakai ambulans, kendaraan sendiri dan bukan atas perintah pimpinan. Saya memang sedang ikhtiar kesehatan untuk pribadi,” kata Iwa.
2. Isu terkena radiasi serbuk besi kapal selam karena terlalu lama bertugas di sana.
Sambil menahan tangis, Iwa mengatakan ia telah berdinas di kapal selam mulai sejak Letnan Dua, Letnan Satu, Kapten, Mayor, hingga menjadi Komandan Satuan Kapal Selam.
Iwa mengatakan kondisinya saat ini sudah sejak lama karena kurang disiplin diri sehingga harus menjalani perawatan.
Ia menegaskan kondisinya tersebut bukan karena dinas di kapal selam.
Iwa juga membantah isu tersebut dengan membandingkan kondisinya dan Asisten Perencanaan dan Anggaran (Asrena) Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muda TNI Muhammad Ali yang duduk disampingnya.
“Adapun radiasi buktinya beliau, yang layar dengan kami masih sehat. Karena kapal selam didesain oleh orang-orang ahli untuk membawa personel di kedalaman. Jadi insyaallah di kedalaman berapa pun sesuai spekteknya kita aman,” kata Iwa.
Ia mengatakan kapal selam dirancang aman dan ia telah mengawaki sejumlah kapal selam di Indonesia di antaranya Nagapasa dan menjadi Komandan KRI Cakra 401.
“Kalau dikatakan lama, buat kami kalau seandainya masih ada waktu saya ingin berdinas di kapal selam. Karena kami mencintai satuan kami yang menjadi kehormatan buat saya,” kata Iwa.
3. Menjual rumah
Iwa membantah isu tersebut.
Ia mengatakan saat ini memiliki dua rumah yakni rumah dinas di Surabaya dan rumah pribadi di Tasikmalaya.
Iwa membantah pernah menjual barang karena hidup berkekurangan.
Bahkan menurut Iwa TNI AL masih memberikan perawatan kepadanya berupa obat-obatan.
“Jangan hal ini dibesar-besarkan. Saya malu. Kami tidak pernah menjual rumah karena rumah yang kami tempati adalah rumah sendiri,” kata Iwa dengan suara bergetar.
4. Tinggal di gang sempit bersama mertua
Iwa juga membantah isu yang menyebutnya tinggal di gang sempit.
Ia mengatakan letak rumahnya memang agak jauh dari jalan raya karena anaknya masih kecil sehingga ia memilih lokasi agak dalam.
“Kalau ukuran layak tidak layak, buat kami itu rumah yang sangat nyaman buat kami. Kami bisa bermain di halaman, di belakang. Di kiri kanan masih ada halamannya, ada empat kamar. Buat kami sudah lebih dari cukup. Jadi kami bukan tinggal di gang sempit, kami tinggal di rumah kami yang buat kami adalah tempat yang sangat nyaman,” kata Iwa.
5. Sedang sakit dikaitkan dengan kapal selam
Iwa mengatakan sejak Letnan sampai Komandan ia berdinas di KRI Cakra 401 dan bukan di KRI Nanggala 402.
Namun, kata dia, bukan berarti ia tidak pernah berlayar di KRI Nanggala 402.
Tapi bukan kami tidak pernah layar di Nanggala, sama beliau (Muhammad Ali) berlayar bersama, makan bersama, kedinginan bersama saat kami jaga, tapi kami di KRI Cakra sebagai komandan.
6. Dinas di kapal selam memiliki resiko yang tinggi, tapi karir tidak cemerlang
Iwa mengatakan risiko tinggi bukan saja dihadapi prajurit kapal selam melainkan juga setiap prajurit yang ada di medan tempur baik di matra darat, laut, dan udara.
Ia bersyukur pernah dititipkan sejumlah jabatan diantaranya, Komandan Kapal, Komandan Satuan Kapal Selam, Komandan Pangkalan Angkatan Laut Bangka Belitung, hingga Danpusdikpel.
“Menurut kami itu adalah anugerah yang tidak tergantikan. Jadi kami dengan kondisi kami saat ini bersyukur, kami diberikan yang terbaik oleh angkatan laut,” kata Iwa.
7. Bertemu wartawan sebelum konferensi pers
Iwa mengatakan sejak datang dari Surabaya ke Jakarta, konsultasi di rumah sakit, konsultasi ke Tasikmalaya, sampai saat konferensi pers di RS TNI AL Mintohardjo ia baru bertemu wartawan.
Ia membantah pernah mengeluarkan pernyataan ke media terkait apapun sebelum konferensi pers tersebut.
“Jadi, buat kami, saat ini yang kemarin diberitakan kami tidak pernah memberitakan apapun. Kami tidak ingin mencari sensasi apa apa, apalah artinya kami, saat ini kami sedang berduka, saudara kami gugur, kami tidak mau mencari sesuatu yang tidak pantas. Saya merasa malu. Bukan saya bela diri tapi saya tidak mengeluarkan apapun,” kata Iwa sambil menahan tangis.
8. TNI Angkatan Laut tidak memperhatikannya
Ia menegaskan pimpinan-pimpinan TNI Angkatan Laut selalu memperhatikannya.
Bahkan, kata dia, Wakil Kepala Staf Angkatan Laut mengirimkan dokter pribadinya untuk memeriksa Iwa.
“Sampai di rumah, dokter pribadinya datang memeriksa saya, apalagi yang kurang. Kami tidak pernah mengalami kesulitan untuk berobat ke Angkatan Laut,” kata Iwa.
Dalam kesempatan itu Iwa didampingi dengan Asisten Perencanaan dan Anggaran (Asrena) Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muda TNI Muhammad Ali, Kadispenal Laksamana Pertama TNI Julius Widjojono, dan Kepala Rumah Sakit TNI AL Mintohardjo.