Indovoices.com– Dalam dua hari terselenggaranya Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue (IAID) di Nusa Dua, Bali, pada 20-21 Agustus 2019, telah dihasilkan kesepakatan bisnis senilai USD822 juta atau sekitar Rp12,3 trilyun dan diperkirakan angkanya akan terus bertambah. Nilai ini meningkat dari hasil yang dicapai Indonesia Afrika Forum (IAF) 2018 lalu.
Kesepakatan bisnis yang tercapai merupakan hasil dari kepercayaan yang terbangun dengan negara-negara di Afrika. Indonesia dan negara-negara Afrika tidak lagi terjebak dalam romantisme Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955, Indonesia dan Afrika telah melangkah maju dengan kerja sama yang lebih konkrit.
IAID yang telah dibuka Presiden RI pada 20 Agustus 2019 berhasil melakukan terobosan bagi penguatan kerja sama dengan Afrika.
Selama berlangsungnya IAID ini, Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi dan Wamenlu RI AM Fachir secara simultan melakukan serangkaian pertemuan bilateral dengan beberapa negara Afrika seperti Uganda, Madagaskar, Maroko, Senegal, Guinea Equatorial, Namibia, Tanzania, Botswana, Somalia, dan Niger.
Menlu RI juga berkesempatan bertemu dengan Raila Odinga, High Representative of African Union for Infrastructure Development.
IAID berhasil melakukan terobosan strategi bagi penguatan kerja sama dengan Afrika. Selain menghasilkan kesepakatan bisnis, melalui IAID Indonesia telah menandatangani Joint Statement dengan Djibouti mengenai rencana pembentukan Preferential Trade Agreement (PTA). Sementara, PTA dengan Mozambique akan ditandatangani dalam waktu dekat.
Selain itu, Indonesia telah melaksanakan putaran pertama perundingan pembentukan PTA antara Indonesia dan Mauritius dalam dua hari terakhir.
Kemlu sebagai ujung tombak diplomasi, terutama diplomasi ekonomi, bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan terus mendorong PTA dengan pasar non-tradisional guna peningkatan ekspor produk-produk Indonesia.
Dari sisi kiprah bisnis, baik BUMN dan swasta, IAID berhasil memfasilitasi perluasan ekspansi ke Afrika, di antaranya investasi Energi Mega Persada di sektor migas di Mozambik dan Sinar Antjol yang terus melakukan ekspansi ke Ethiopia, Ghana, dan yang terbaru ke Tanzania. (jpp)