Indovoices.com-Saat ini, situasi dan dinamika di kancah internasional betul-betul ekstrem karena masuk dalam kondisi yang penuh ketidakpastian. Mungkinkah ada perubahan seperti tahun 1998? Kondisi saat ini sangat berbeda, karena saat 1998 tidak ada trade war (perang dagang) sementara saat ini ada trade war.
Namun, di tengah kondisi penuh ketidakpastian seperti itu, untuk kondisi dalam negeri, semestinya Indonesia bisa banyak mengambil peluang. Karena kapan saja kesempatan itu ada, harus secepatnya diambil oleh Indonesia.
Hal itu disampaikan Staf Ahli Bidang Diplomasi Ekonomi Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Ina Hagniningtyas Krisnamurthi dalam Diskusi Media Forum Merdeka Barat 9 (Dismed FMB’9) dengan tema “RCEP: Berharap Investasi” di Ruang Serba Guna, Gedung Utama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo).
“Di tengah kondisi yang penuh ketidakpastian seperti saat ini, hambatan dan tantangan dalam negeri cukup besar. Perosalan dan hambatan di luar negeri menjadi lebih kecil. Kita berharap hadirnya investasi dan kesempatan itu dijadikan kenyataan yang harus kita selesaikan,” jelas Ina.
Untuk kondisi global, menurut Staf Ahli Bidang Diplomasi Ekonomi Kemlu Ina Hagniningtyas Krisnamurthi, sedang ekstrem. “Sampai-sampai, kita tidak tahu sesungguhnya siapa kawan dan siapa lawan, kita tidak tahu. Bukan hanya dari sisi ekonomi global, tapi juga dari politik,” ujar Ina.
Menurut Ina, bidang UKM dalam perundingan masuk dalam kategori tiga, yakni kerjasama pembangunan. Yang bicara produk baik barang maupun jasa, pasti sama. Yang dibicarakan dalam RCEP (Regional Comprehensive Economic Partnership) adalah pelakunya, bantuan kapasitas, dan pelatihan hal-hal yang terkait pembangunan.
“Sebagai pemain berbeda dengan sebagai produk. Ini paramaternya harus sesuai standar internasional. Dalam jangka panjang akan dikembangkan untuk meningkatkan kapasitas. Yakni, menjadi bagian dari produk-produk yang masuk dalam pasar RCEP,” pungkas Ina.
Selain Staf Ahli Bidang Diplomasi Ekonomi Kemlu Ina Hagniningtyas Krisnamurthi, turut hadir sebagai narasumber dalam Dismed FMB’9 kali ini adalah Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian Rizal Affandi Lukman dan Direktur Perundingan ASEAN Kemendag Donna Gultom. (jpp)