Indovoices.com –Data jumlah kematian akibat Covid-19 di Jawa Tengah dan nasional tak sinkron. Pada Senin, 20 Juli 2020, pukul 16.00 menurut data milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah di corona.jatengprov.go.id menyebutkan jumlah kematian mencapai 633. Adapun data milik pemerintah pusat hanya 359 saja.
Guna menyiasati kesenjangan data itu, menurut Ganjar, akan dijalankan all new record system. Dia menyebut masih menunggu rekomendasi dari Badan Siber dan Sandi Negara. “Agar seluruh data bisa masuk dan keluar sama,” ujarnya.
Selanjutnya, dia meminta update data dari laboratorium yang mengetes swab di Jawa Tengah dilakukan serentak. Setiap ada hasil tes keluar, Ganjar mengintruksikan agar diumumkan di hari yang sama. “Saya tidak risau berapa besarnya,” tutur dia.
Menurut dia, selama ada hasil tes yang tak segera diumumkan. Sehingga ketika diumumkan langsung melonjak tinggi karena akumulasi dari hasil tes beberapa hari sebelumnya. “Maka kalau kita lihat data positif di pusat dengan provinsi lebih banyak provinsi,” sebutnya. “Apakah kami kemudian menutup-nutupi, justru kita buka semuanya.”
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah Yulianto Prabowo menyebut tingkat fatalitas kasus di wilayahnya tinggi lantaran tes swab dilakukan berdasarkan tracing pasien positif. Orang yang dites swab merupakan orang yang beresiko. “Kita memeriksanya orang-orang target tertentu dan mempunyai faktor resiko tinggi maka akan meningkat,” ungkap dia. (msn)