Indovoices.com-Indonesia terakhir melaporkan 3.512 kasus positif virus corona. Setelah 40 hari, penyebaran virus penyebab Covid-19 ini sudah menular hampir ke semua provinsi di Indonesia.
Padahal awal bulan lalu, episentrum penyebarannya baru berada di seputar DKI Jakarta dan Jawa Barat.
Periode pertama
Centre for Strategic and International Studies (CSIS) dalam laporan kajiannya mencatat pada periode pertama yaitu 1 Maret-14 Maret 2020, sekitar 64,6 persen kasus berada di DKI Jakarta.
Sementara 18,8 persen kasus berada di Jawa Barat. Diikuti oleh Banten di mana identifikasi positif Covid-19 mencapai sekitar 10,4 persen dari total kasus positif Covid-19 di Indonesia pada periode pertama.
Periode kedua
Pasca 14 Maret 2020 atau periode kedua, terlihat penyebaran Covid-19 telah membentuk kluster-kluster baru. Proporsi penderita Covid-19 di DKI turun menjadi 49 persen, dan di Jawa Barat juga turun menjadi 12,8 persen.
“Meski perlu juga dicatat bahwa dua provinsi ini masih menjadi sentral dari wabah Covid-19,” kata Philips Vermonte Direktur Eksekutif CSIS Indonesia.
Selanjutnya, dari data yang dipaparkan CSIS juga terlihat bahwa terjadi peningkatan kasus cukup besar di Jawa tengah (proporsi 6 persen), Jawa Timur (6,1 persen) dan Sulawesi Selatan (3,8 persen).
Hal yang menarik adalah Bali, di mana provinsi ini dari awal dinilai rentan dengan peningkatan angka infeksi Covid-19 yang tinggi mengingat tingginya angka mobilitas penduduk antar negara.
Bali
Namun demikian, dari riset CSIS, peningkatan di Bali sepanjang 1 Maret hingga 1 April 2020 tidak menunjukkan Bali sebagai episentrum dari Covid-19.
Tingginya peningkatan kasus di luar Jakarta dan Jawa Barat menunjukkan tingkat penyebaran yang begitu cepat dari Covid-19 ini di Indonesia.
Lonjakan kasus di Jawa Tengah dapat ditelusuri berasal dari kluster Jawa Barat. Namun, peningkatan kasus di provinsi lain juga disebabkan oleh mulai dilakukannya tes uji Covid-19 secara massal di banyak tempat.
Rendahnya proporsi penderita virus corona di Bali dibandingkan dengan perkiraan pendahuluan menarik untuk dilihat lebih jauh.
Beberapa kemungkinan penyebab rendahnya kasus di Bali antara lain adanya keterbatasan tes dan fasilitas kesehatan di Bali untuk dapat mendeteksi kasus Covid-19.
Namun, Philips menyebutkan, kemungkinan lain adalah bahwa transmisi virus corona yang berasal dari WNA dan menular ke penduduk lokal relatif lebih rendah dari dugaan awal.
Tes virus corona
Selanjutnya, melihat perkembangan kasus secara harian, selama 14 hari yang dibagi dalam dua periode, terlihat jelas bahwa konfirmasi positif kasus Covid-19 pada periode 1 (sebelum status darurat) lebih kecil.
Hal ini bisa disebabkan karena dua alasan yaitu:
1) Pengetesan uji sampel penderita yang membutuhkan waktu, sementara ketersediaan laboratorium uji relatif terbatas,
2) Distribusi alat uji yang dipusatkan di Kementerian Kesehatan.
Selain itu, Philips juga menyebutkan, ada sejumlah tes yang dilakukan pada beberapa hari sebelumnya, namun pengumuman hasil baru beberapa hari kemudian.
Hal ini dinilai menyulitkan untuk memperkirakan tingkat penularan yang sebenarnya.
Fase pertumbuhan eksponensial
Tren kasus kumulatif berdasarkan provinsi juga menunjukkan bahwa pandemik masih berada di fase pertumbuhan eksponensial (dalam periode 1 Maret – 1 April 2020).
Perkembangan kasus di DKI Jakarta dan Jawa Barat menunjukkan tren yang terjadi secara bersamaan. Namun sejak tanggal 14 Maret, pertumbuhan kasus di DKI Jakarta meningkat dramatis.
CSIS menyebutkan, beberapa faktor yang mendorong meningkatnya kasus terkonfirmasi vius corona antara lain adalah adanya pengujian yang meluas di Jakarta.
“Dengan pengujian yang relatif masif, sejumlah kasus yang menunjukkan gejala Covid-19 terdata,” kata Philips.
Di Jawa Barat, kasus kumulatif meningkat drastis sekitar tanggal 25 Maret 2020.
Hal ini juga disebabkan karena pada periode tersebut pemerintahan Jawa Barat melalui Gubernur Ridwan Kamil melakukan langkah uji masif Covid-19.
Banten dan Jateng
Di beberapa provinsi, seperti Banten dan Jawa Tengah, indikasi kasus awal terjadi sekitar tanggal 9-12 Maret 2020. Perkembangan ini terjadi sekitar seminggu lebih setelah konfirmasi kasus pertama di Indonesia.
Dalam kasus Jawa Tengah, transisi penyebaran masih berada di fase awal epidemi dan sudah menunjukkan tanda-tanda berada pada fase pertumbuhan eksponensial.
Hal serupa dengan Banten di mana jumlah kasus kumulatif mulai mendekati jumlah kasus di Jawa Barat.
“Semua peningkatan kasus ini terjadi seiring dengan tersedianya alat penguji yang mulai didistribusikan secara luas ke sejumlah daerah,” papar dia.
Jumlah Kasus Virus Corona Covid-19 Per WIlayah
(1 Maret-1 April 2020)
Jakarta: 892 kasus (49,8 persen)
Jabar: 235 kasus (13,1 persen)
Banten: 157 kasus (8,8 persen)
Jateng: 104 kasus (5,8 persen)
Yogyakarta: 28 kasus (1,6 persen)
Jatim: 104 kasus (5,8 persen)
Bali: 25 kasus (1,4 persen)
Sulsel: 65 kasus (3,6 persen)
Daerah lainnya: 180 (10,1 persen)
Jumlah total kasus: 1.790. (msn)