Indovoices.com –Banjir kembali menerjang Ibu Kota. Salah satu wilayah rawan banjir yakni Cipinang Melayu, Jakarta Timur turut terkena dampaknya.
Namun wilayah ini pernah diklaim bebas banjir oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang melakukan inspeksi di Kali Sunter Cipinang Melayu pada 9 Februari.
Bahkan, Anies sempat membanggakan hal tersebut dengan mengunggah sebuah video pada akun Instagramnya @aniesbaswedan.
Dalam video tersebut, salah seorang tokoh masyarakat RW 04 Cipinang Melayu bernama Ali Khalid mengaku bersyukur wilayahnya kini tidak kebanjiran ketika musim hujan tiba.
Ali berterima kasih pada jajaran Pemprov DKI yang sudah bekerja keras dalam penanganan banjir di Cipinang Melayu. Dia juga berharap, agar program grebek lumpur yang berhasil mencegah banjir di Cipinang Melayu bisa tetap dijalankan.
Hal senada diungkapkan oleh Ketua RW 04 Cipinang Melayu Irwan Kurniadi. Dia mengatakan, Cipinang Melayu merupakan wilayah langganan banjir karena derasnya aliran air dari hulu sejak 25 tahun silam. Apabila air dari wilayah Bogor-Depok datang, maka Cipinang Melayu akan terendam air.
Setelah terus berkoordinasi dengan lurah, camat sampai ke gubernur, tutur Irwan, akhirnya bagian Sunter Hulu berhasil dibenahi dengan dilakukan pengerukan.
Saat video direkam, Anies terlihat sedang mengunjungi wilayah tersebut bersama dengan beberapa pejaba Pemprov DKI Jakarta.
Anies berucap, wilayah RW 04 menjadi langganan banjir ketika musim hujan setiap tahun. Bahkan tiang listrik di lokasi itu diberi penanda ketinggian sampai 2,5 meter. Anies lalu bertanya kepada warga bagaimana ketinggian banjir tahun 2020 lalu.
“Tahun lalu (banjir) sampai 3 meter,” kata Anies mengulangi jawaban warga.
Anies berkata, wilayah tersebut kini tidak banjir karena Pemprov DKI Jakarta telah mengeruk dua waduk di Jakarta Timur.
Air dari hulu kemudian ditampung di waduk dan dialirkan dengan volume yang terkendali. Selain pengerukan waduk, Pemprov DKI juga menjalankan sejumlah program penanganan banjir seperti gerebek lumpur, pembersihan gorong-gorong, hingga pembuatan sumur vertikal.
“Hari ini kita menyaksikan hasilnya,” ucap Anies.
Banjir kembali melanda
Namun klaim keberhasilan ini pupus setelah banjir kembali menggenangi wilayah Cipinang Melayu pada Selasa (16/2/2021).
Daerah yang terendam banjir itu adalah RT 09 dan RT 11 di RW 02 serta RT 01 di RT 03. Ketinggian air berkisar 20 sampai 80 sentimeter.
Salah seorang warga bernama Muchtar mengatakan, air mulai naik setelah hujan deras mengguyur wilayah Jakarta dan sekitarnya. Ketinggian air bahkan sempat mencapai satu meter.
Muhtar juga menyebutkan ada masalah pada drainase sehingga membuat air tidak dapat mengalir dengan maksimal.
Akan tetapi, Lurah Cipinang Melayu Agus Sulaeman mengatakan, titik banjir pada Selasa (16/2/2021) berbeda dengan lokasi banjir yang ditinjau Anies pada 9 Februari lalu.
Pada Selasa kemarin, wilayah yang terendam banjir adalah RW 02 dan RW 03 Kelurahan Cipinang Melayu. Sedangkan, wilayah yang terbebas dari banjir dalam pernyataan Anies adalah RW 04 Kelurahan Cipinang Melayu.
“Cipinang Melayu ada tiga titik banjirnya, pertama PHB Sulaeman, kedua aliran Kali Sunter, dan ketiga lintasan dari Tol Cikampek yang di ujung dekat Jatiwaringin,” kata Agus
Agus menjelaskan, dua RW yakni RW 02 dan RW 03 masih terendam banjir ketika hujan deras karena berada di jalur saluran penghubung (PHB) Sulaeman.
Debit air di jalur PHB Sulaeman bergantung pada aliran dari Waduk Halim Perdanakusuma di kawasan Lanud Halim Pernadakusuma. Sementara itu, RW 04 Kelurahan Cipinang Melayu berada di aliran Kali Sunter.
Banjir lagi
Namun, air lalu menggenangi wilayah ini kembali pada Kamis (18/2/2021) yang disebabkan saluran penghubung (PHB) Sulaeman yang meluap.
Banjir masih bertahan sehari setelahnya hingga Sabtu (20/2/2021). Reporter KompasTV melaporkan, genangan air di kawasan tersebut sebenarnya sudah sempat surut hingga 50 sentimeter pada Jumat malam.
Namun, air kembali meninggi pascahujan deras yang mengguyur sejak Sabtu dini hari. Bahkan ketinggian air sempat mencapai 2-4 meter pada Sabtu pagi di RW 04 Cipinang Melayu, yang diklaim sempat terbebas dari banjir.
Lalu ketinggian air sempat mencapai 3 meter di RW 04 pada Sabtu malam. Sekretaris RW 004 Eko Aryanto menuturkan, di RW 04 setidaknya 2.321 warga yang terdampak banjir. Dari jumlah tersebut, terdapat 179 orang lansia, 110 balita, dan 91 batita.
“Terparah sekarang satu sampai tiga meter. Di RT 01, 02, 03, 04, 07,” kata Eko, Sabtu malam.
Ketinggian air pada Minggu (21/2/2021) pagi sempat turun. Berdasarkan pantauan jurnalis Kompas TV, Alfania Rizky, beberapa warga kembali ke rumah masing-masing untuk melakukan pembersihan sisa-sisa banjir.
Banjir yang sempat menyentuh ketinggian hingga 4 meter kini mulai surut. Kendati telah surut, namun ketinggian air masih mencapai 1,5 meter.
Penyebab banjir di Cipinang Melayu
Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta Sabdo Kurnianto menyebut, wilayah Cipinang Melayu di Jakarta Timur kebanjiran karena curah hujan yang tinggi.
“Karena memang diprediksi berdasarkan data dari lapangan, dari BMKG, hari ini sampai tanggal 20 Februari (2021) itu hujan ekstrem. Terbukti tadi malam itu hujannya di atas rata-rata, yakni 160 mm per hari, di atas 150,” kata Sabdo di Cipinang Melayu, Jumat (19/2/2021).
Sedangkan menurut Pengamat Tata Kota Yayat Supriatna, wilayah Cipinang Melayu selalu direndam banjir sebab topografi atau kondisi daratan di area tersebut lebih rendah dibanding daerah sekitarnya.
Hal ini yang menyebabkan Cipinang Melayu rawan terendam banjir ketika hujan deras mengguyur Jakarta. Bahkan Yayat berpendapat Cipinang Melayu kurang layak dijadikan tempat tinggal.
“Cipinang Melayu itu rendah sekali dia. Dekat kali Cipinang, kemudian itu (daerah sekitarnya) cukup tinggi hampir 4 meter,” jelas Yayat dilansir dari Tribunnews.
Tak hanya Cipinang Melayu
Tak hanya Cipinang Melayu yang dilanda banjir pada pekan in, beberapa wilayah lain pun turut terendam banjir.
Menanggapi kejadian ini, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan banjir yang melanda sejumlah lokasi di Jakarta merupakan dampai air kiriman dari Depok, Jawa Barat yang masuk Jakarta melalui Kali Krukut.
Anies menyatakan, penyebab banjir di sisi Jalan Sudirman dikarenakan luapan dari Kali Krukut. Aliran Kali Krukut juga meluap di Jalan Kemang Raya, Jalan Widya Chandra, serta Jalan Tendean.
Menurut Anies, Kali Krukut meluap karena mengalami penambahan debit air dari hujan lokal dari kawasan Depok, Jawa Barat.
Dia menjelaskan, curah hujan di hulu usangai tiinggi hingga 136 milimeter per hari. Air lantas melalui dua arah sungai, yakni Kali Mampang dan Kali Krukut. Kedua aliran air tersebut beryemu di belakang LIPI lalu mengalir ke Jalan Sudirman.
“Jadi saat ini adalah dampak dari air kiriman dari kawasan tengah sekitar Depok. Biasanya kalau hujannya di pegunungan (daerah Bogor) airnya akan lewat Kali Ciliwung, tapi kalau terjadinya hujan deras di kawasan tengah (sekitar Depok) maka lewat ke sungai aliran tengah, yakni kali Krukut ini,” ujat Anies.(msn)