Indovoices.com –Setiap langkah yang dilakukan Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan selalu menarik perhatian publik. Yang terbaru, Luhut mengajak para pengkritiknya bertemu untuk membahas utang luar negeri.
“Jadi kalau ada yang mengkritik kami (soal utang negara), sini saya juga pengin ketemu. Jadi jangan di media sosial saja. Nanti ketemu kami, ngomong. Enggak usah ngomong di TV-lah, ketemu saya sini,” kata Luhut Selasa (2/6).
Tantangan itu langsung ditanggapi oleh Ekonom Senior Rizal Ramli. Rizal Ramli meminta beberapa syarat seperti debat itu digelar di tempat terbuka dengan ditayangkan di televisi. Namun, Luhut tidak mau menyanggupinya.
Meski begitu, bukan berarti debat soal utang luar negeri itu batal. Luhut menceritakan kalau sempat berdebat keras dengan dosen senior Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia, Djamester Simarmata, mengenai masalah tersebut.
Berikut ini rangkumannya:
Syarat Tak Dipenuhi, Rizal Ramli Batal Debat dengan Luhut
Ekonom Senior Rizal Ramli batal meladeni tantangan debat Menko Maritim dan Investasi, Luhut Pandjaitan. Pembatalan ini dilakukan, karena ada sejumlah syarat yang diminta Rizal Ramli, namun tak dipenuhi oleh pihak Luhut.
Tim Rizal Ramli menjelaskan, pihaknya meminta sejumlah syarat untuk pelaksanaan debat. Seperti keberadaan tim ekonomi yang lengkap. Luhut harus didampingi Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.
Alasannya karena Sri Mulyani selaku penanggung jawab pengelola keuangan negara. Selain itu harus disiarkan di televisi agar publik bisa menyaksikan dan berpartisipasi. Kemudian, moderator independen. Selain itu alokasi waktu yang berimbang buat pihak Luhut maupun Rizal Ramli.
Dikonfirmasi soal itu, Adhie Massardi menyatakan pihak promotor debat keberatan dengan pengunduran jadwal pelaksanaan oleh pihak Luhut.
“Iya. Ini kan ngikutin itu (jadwal promotor) karena kita sudah komitmen. Ya kita ikut mereka aja. Jadi ketika ada sabotase pendahuluan dari Pak Luhut yang rencananya hari ini, promotor juga keberatan,” kata Adhie menjawab melalui pesan singkat.
Bukan Rizal Ramli, Luhut Debat dengan Dosen Senior UI
Rencana debat dengan Rizal Ramli memang batal. Namun, Luhut tantangan debat Luhut soal utang luar negeri, yang juga sempat mendapat sambutan dari dosen senior Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia, Djamester Simarmata, akhirnya terlaksana.
Dikutip dari akun Instagram Luhut Pandjaitan, mereka bertemu di kantor Kemenko Maritim dan Investasi pada Kamis (10/6). Menurut Luhut, Djamester memberikan analisis yang cukup hebat tentang utang Indonesia.
“Jika ada perdebatan di dalam teori itu hal yang lumrah. Saya senang sekali bisa berdiskusi dan beradu argumentasi secara ilmiah seperti ini, bukan debat kusir yang tidak jelas titik temunya di mana,” tulis Luhut menuturkan pertemuannya dengan Djamester.
Luhut juga memuji Djamester dengan menilainya sebagai orang hebat, karena telah mendedikasikan seumur hidupnya pada dunia pendidikan.
“Usia kami bisa dibilang sudah sama-sama senior, namun jalan yang kami pilih sedikit berbeda. Saya mendedikasikan separuh hidup saya di militer, dan beliau memilih jalan akademis sebagai tonggak pengabdian untuk ibu pertiwi,” lanjutnya.
Berdebat Keras Seperti Biasanya Orang Batak
Dalam kesempatan berdebat itu, dosen senior Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia, Djamester Simarmata menuturkan, meskipun tidak berlangsung secara terbuka, namun suasana diskusi berlangsung keras dan penuh perdebatan.
“Kita berdebat dalam pertemuan itu. Suara keras lho, seperti biasanya orang Batak. Tapi kami tahu batas diskusi, mana masalah pribadi,” kata Djamester menjawab melalui pesan singkat.
Dia menambahkan, sikap dan kritiknya soal kebijakan utang negara juga sudah banyak disampaikan ke Menteri Keuangan Sri Mulyani. Tapi selama ini tak mendapat respons dari sesama koleganya di Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia itu.
Dia pun mengapresiasi keterbukaan Luhut dalam menerima kritik dan masukan soal utang. Djamester mengaku keinginannya menyampaikan sikap, pandangan, serta kritik soal utang ke pemerintah sudah tercapai dari pertemuannya dengan Luhut.
“Saya kira secara materil sudah tercapai walau tidak dengan cara demonstratif. Saat ini banyak keributan yang tidak menentu dan saya tidak mau nambah lagi,” imbuh dosen senior Universitas Indonesia itu.(msn)