Indovoices.com-Gula menjadi salah satu bahan pokok yang dicari masyarakat tak terkecuali di tengah serangan virus corona. Namun, saat ini harga gula melambung sampai Rp 20.000 per kg karena pasokan menipis.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menegaskan tidak ingin kondisi tersebut terjadi. Ia mengaku sebenarnya sudah memprediksi pasokan gula yang dibutuhkan masyarakat khususnya menjelang bulan Ramadhan dan Idul Fitri.
Sehingga pihaknya sudah mengajukan permohonan impor gula mentah (raw sugar) pada November 2019. Rencananya gula mentah itu akan dikelola oleh pabrik milik Bulog. Namun, perizinan untuk mengimpor gula ternyata berbelit-belit.
“Saat ini pabrik sudah selesai masa gilingnya, jadi harus disuplai raw sugar sehingga bisa menyetok gula yang dibutuhkan. Namun baru bisa direalisasikan akhir Maret karena begitu sulitnya birokrasi yang kami tempuh, sehingga tidak bisa menggiling gula untuk kepentingan-kepentingan (pasokan),” kata Buwas, sapaan akrab Budi Waseso, saat rapat virtual bersama Komisi IV DPR.
Selain itu, Buwas mengungkapkan pada Februari 2020 pasokan sudah mendesak untuk dipenuhi, harga gula sudah mulai naik. Ia lalu mengusulkan impor Gula Kristal Putih (GKP). Lagi-lagi langkah yang diusulkannya tidak bisa dijalankan karena birokrasi.
“Kami mengusulkan impor GKP itu juga ternyata tidak langsung mudah turun karena harus melalui prosedur dan sulit sekali, yang pada akhirnya terlambat semua dan sehingga stok di pasaran sangat tipis. Nah ini dampak daripada mahalnya gula,” ungkap Buwas.
Melihat kondisi tersebut, Buwas lalu memaksa pada akhir Maret untuk bisa mengimpor GKP minimal 20 ribu ton. Ia berupaya agar langkah itu bisa terealisasi secepatnya untuk memenuhi pasokan di dalam negeri. Hanya saja, dalam pelaksanaanya selalu saja terlambat.
“Ini semua perlu kami sampaikan, sebenarnya semua ini bukan kami tidak siap (tapi) karena selama ini Bulog itu selalu harus mendapatkan izin penugasan melalui prosedur di Rakortas setelah itu baru memutuskan Bulog dapat penugasan. Ini yang mengakibatkan kami ada kesulitan untuk mengadakan,” ungkap Buwas.
Lebih lanjut, Buwas menyatakan Bulog bakal terus berupaya maksimal dalam penyediaan pasokan gula di dalam negeri. Selain itu, ia juga tetap memperhatikan prediksi kebutuhan gula seperti dengan melihat data dari Badan Pusat Statistik (BPS).
“Kami hari ini tetap berusaha barang-barang ini sampai di seluruh Indonesia. Kami sudah mendapatkan bantuan pertama kali, kami baru bisa mendatangkan 5 ribu ton ini gula yang gula putih. Kami itu juga dapat bantuan dari pabrik gula di Lampung yaitu Gulaku 15 ribu ton. Ini pun kami sedang distribusikan,” tutur Buwas.(msn)