Indovoices.com- Sektor pertanian kembali membuat catatan menggembirakan di periode Desember 2020. Kepala Bada Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menyampaikan, hasil ekspor pertanian Indonesia mengalami peningkatan hingga 24,35 persen di Desember 2019. Sektor pertanian menyumbang angka USD 370 juta.
“Dari semua sektor yang ada, sektor pertanian menyumbang USD 370 juta atau naik sebesar 24,35 persen selama bulan Desember lalu,” ujar Suhariyanto.
Menurut dia, kenaikan juga dialami sektor lainya seperti migas, industri dan sektor pertambangan. Secara keseluruhan, total nilai yang ada mencapai USD 14,47 miliar.
Tren kenaikan ekspor pertanian juga ditunjukkan Pusat Data dan Sistem Informasi Kementan. Selama lima tahun terakhir, Kementan berhasil menggenjot ekspor produk pertanian hingga 26,9%. Capaian ini tercatat dari volume ekspor tahun 2013 sebesar 33,5 juta ton, meningkat signifikan pada tahun 2018 menjadi 42,5 juta ton.
Dari sisi nilai, selama peridoe 2014-2018, jumlah keseluruhan nilai ekspor produk pertanian Indonesia mencapai Rp1.957,5 tirliun dengan akumulasi tambahan Rp 352,58 triliun.
Tren positif ekspor pertanian tak lepas dari kebijakan dan program terobosan mekanisasi alsintan sebagai suatu keniscayaan. Kebijakan itu terbukti mampu meningkatkan produksi serta mengefisiensi waktu.
Sektor perkebunan tercatat sebagai komoditas ekspor yang memiliki posisi cukup penting. Sektor ini juga menjadi andalan ekspor Indonesia seiring meningkatnya konsumsi dan perubahan gaya hidup masyarakat global. Beberapa komoditas perkebunan yang menunjukkan kontribusi penting antara lain kelapa sawit, kakao, karet dan kopi.
Mengenai tren positif ekspor pertanian di Desember 2019, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian (Kementan), Kuntoro Boga Andri menjelaskan, tidak lepas dari program peningkatan produksi dan ekspor yang dicanangkan Mentan Syahrul.
“Saat ini kami terus menggenjot lalu lintas ekspor melalui program Gerakan Tiga Kali Ekspor (Geratieks), sesuai arahan Bapak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo,” ujar Kuntoro.
Kuntoro mengatakan, kenaikan juga dipengaruhi oleh dibukanya akses pasar dan insentif berbagai program peningkatan. Semua upaya ini dilakukan agar pemangku kepentingan mampu bekerja secara baik.
“Hasilnya banyak komoditas pertanian yang mengalami kenaikan. Diantaranya adalah sarang burung walet, kopi, rumput laut, serta produk lain dari perkebunan,” tukasnya.
Untuk diketahui, Geratieks adalah Gerakan bersama yang dibangun pemerintah untuk menyatukan kekuatan pemegang kepentingan pembangunan pertanian. Gerakan ini diharapkan mampu bekerja dengan cara yang tidak biasa.
“Tentu kita bisa bekerja dengan memanfaatkan teknologi, inovasi, jejaring dan kerja sama yang kuat. Dengan begitu, akses informasi terkait potensi komoditas ekspor di masing-masing daerah terbuka lebar dan memiliki tujuan ekspor yang bisa diakses melalui aplikasi peta potensi ekspor dan IMACE (Indonesia Maps of Agriculture Commodities Export,” tukasnya. (jpp)