Indovoices.com-Bank Indonesia (BI) memastikan cadangan devisapekan depan akan bertambah dari US$121 miliar menjadi US$125 miliar. Tambahan itu berasal dari penerbitan surat utangglobal (global bond) pemerintah sebesar US$4,3 miliar.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan penerbitan global bond pemerintah saat ini sedang dalam proses administrasi dan settlement. Menurutnya, proses itu akan selesai pekan depan.
“Begitu proses pekan depan selesai maka cadangan devisa akan mendekati US$125 miliar,” ucap Perry dalam video conference.
Perry optimistis cadangan devisa itu akan cukup untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, membayar utang pemerintah jatuh tempo, dan menjaga arus kas impor hingga beberapa bulan ke depan.
“Cadangan devisa akan terus membaik dan jumlah lebih dari cukup untuk bayar impor, utang pemerintah, dan menstabilkan rupiah,” imbuh Perry.
Diketahui, cadangan devisa pada akhir Maret 2020 turun US$9,4 miliar dari US$130,4 miliar menjadi US$121 miliar. Perry menyatakan penurunan terjadi karena BI menggunakan cadangan devisa sebesar US$7 miliar untuk nilai tukar rupiah yang sempat tertekan hebat akibat penyebaran virus corona dan US$2 miliar untuk membayar utang pemerintah yang sudah jatuh tempo.
Perry menyatakan upaya stabilisasi rupiah khususnya dilakukan pada pekan kedua dan ketiga bulan lalu. Saat itu, banyak investor global yang menarik dananya dari Indonesia, sehingga rupiah tertekan.
Walaupun cadangan devisa turun, Perry tak khawatir karena BI memiliki kerja sama dengan sejumlah bank sentral lain sebagai upaya pertahanan lapis kedua (second line of defense) dalam memasok ketersediaan dolar di dalam negeri.
Kerja sama itu berbentuk bilateral swap dengan bank sentral China sebesar US$30 miliar, Jepang US$22,7 miliar, Singapura US$7 miliar, dan Korea Selatan US$10 miliar.
Kemudian, kerja sama berbentuk repo line dengan Bank for International Settlements (BIS) sebesar US$2,5 miliar, bank sentral Singapura US$3 miliar, bank sentral AS sebesar US$60 miliar, dan dengan sejumlah bank sentral lain sekitar US$500 juta sampai US$1 miliar.(msn)