“Kalau Pancasila ada di dalam jiwa orang Indonesia, maka kita ke depan akan dipersatukan dan kita ke depan persoalan yang mendasar tentang perbedaan-perbedaan dan juga kemudian apa yang terjadi dalam Pemilu pada tahun 2019 ini, mudah-mudahan tidak akan terjadi pada pemilu-pemilu yang mendatang. Karena Pancasila sudah selesai,” ujar Seskab saat diwawancara tentang Peringatan Hari Lahir Pancasila, 1 Juni, di ruang kerja Seskab, Lantai 2 Gedung III, Kemensetneg, Jakarta.
Lebih lanjut, Seskab juga menyampaikan bahwa Pancasila harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti gotong royong, toleransi, dan saling mengerti, itu adalah esensi dasar dari Pancasila.
“Dan itu tidak bisa lagi kemudian hanya diajarkan melalui kata-kata, dan harus dipraktikkan. Dan ideologi Pancasila harus menjadi ideologi yang tetap tumbuh berkembang dan hidup. Dan ideologi Pancasila jangan hanya kemudian kita berlakukan pada bangsa kita, kita harus berpikir,” ujarnya.
Indonesia sekarang, menurut Seskab, sudah menjadi negara demokrasi terbesar nomor tiga di dunia. Ia juga menambahkan bahwa ekonomi Indonesia sudah sangat disegani karena sudah menjadi nomor 15/16 dunia.
“Maka dengan demikian, dengan Pancasila kita juga harus melihat pertarungan dunia. Dan ideologi Pancasila bukan hanya relevan kepada bangsa Indonesia,” pungkas Seskab di akhir wawancara. (RSF/EN)