Indovoices.com-Di kancah hubungan luar negeri, isu ekonomi bukanlah isu yang vakum atau yang berdiri sendiri. Karena itu, hal terkait RCEP (Regional Comprehensive Economic Partnership) menjadi penting. Selanjutnya, bagaimana bentuk dari hubungan luar negeri antara negara dan kawasan.
Hal itu disampaikan Staf Ahli Bidang Diplomasi Ekonomi Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Ina Hagniningtyas Krisnamurthi dalam Diskusi Media Forum Merdeka Barat 9 (Dismed FMB’9) dengan tema “RCEP: Berharap Investasi” di Ruang Serba Guna, Gedung Utama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo),Jakarta.
“Ada suatu poros kekuatan maritim dunia yang didorong atau diprakarsai oleh Indonesia. Ini bentuk kerjasama kawasan yang juga terkait bidang ekonomi. Sehingga, harapannya, RCEP bisa menjadi salah satu pilarnya kawasan IndoPasifik,” jelas Ina.
Menurut Staf Ahli Bidang Diplomasi Ekonomi Kemlu, Indonesia harus melihat dinamika politik di 6 negara kawasan ASEAN. Kalau dilihat, India itu hubungan luar negerinya bermasalah. Contohnya, isu terkait Kashmir dan Pakistan. Karena bagi Indonesia, India ballancing power dengan China.
“Khusus untuk China, Indonesia harus treath dengan amat strategis. Karena China memiliki posisi yang sangat penting dalam isu Myanmar. Untuk itu, kita harus ballancing antara China dan India. Begtupun dengan Korea Utara, kita harus ballancing ke China,” ungkap Ina.
Sedangkan untuk Australia dan New Zealand, menurut Ina, kedua negara itu merupakan tokoh negara di wilayah Pasifik, khususnya terkait pembungan ekonomi negara dan ekonomi kawasan.
“Isu berikutnya adalah di ASEAN juga ada kawasan khusus anti nuklir. Dalam startegic trust, Indonesia masih menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Dan selanjutnya, kita akan menjadi anggota dewan HAM,” jelas Ina.
Karena itu, Ina menekankan, tidak ada isu yang vakum. Bicara tenaga kerja misalnya, seringkali juga terkait HAM. “Kita juga ketua KTT G20. Ini building block di politik luar negeri. Inti semuanya, ini kepercayaan dunia kepada Indonesia,” ucap Ina.
Hingga saat ini, Ina kembali menekankan, tidak ada isu apapun yang berdiri sendiri. “Para pemain diplomasi juga berubah. Sekarang pengusaha sosial media sudah menjadi salah satu pemain yang penting di hubungan luar negeri,” jelasnya.
Selain Staf Ahli Bidang Diplomasi Ekonomi Kemlu Ina Hagniningtyas Krisnamurthi, turut hadir sebagai narasumber dalam Dismed FMB’9 kali ini adalah Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian Rizal Affandi Lukman dan Direktur Perundingan ASEAN Kemendag Donna Gultom. (jpp)