Indovoices.com –Pemerintah telah memisahkan Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN dari Kementerian Riset dan Teknologi.
Saat dilantik, Kepala BRIN Laksana Tri Handoko menerangkan, BRIN merupakan sebuah badan yang bertanggung jawab untuk melakukan konsolidasi berbagai penelitian dan pengembangan (litbang) pemerintah.
Adapun, Laksana menyebut pihaknya tengah melakukan berbagai persiapan konsolidasi tersebut, dimana ditargetkan konsolidasi tersebut sudah berjalan pada Januari 2021.
“Kita mulai melakukan persiapan konsolidasi dengan target 1 Januari 2022 sesuai tahun anggaran semua sudah berjalan. Selain itu khusus tahun ini sudah mulai bekerja dengan pola koordinasi dulu,” ujar Laksana.
Adapun, Laksana menerangkan bahwa ada berbagai persiapan yang dilakukan dalam hal konsolidasi ini, mulai dari sumber daya manusia, infrastruktur dan anggaran.
Laksana juga mengatakan saat ini pihaknya masih terus melakukan diskusi teknis terkait konsolidasi penelitian dan pengembangan di tingkat kementerian, karena ada berbagai aspek yang harus dibahas.
Hal sama pun berlaku untuk pengelolaan anggaran penelitian dan pengembangan di Kementerian. “Detail sedang kami bahas bersama, termasuk dengan Kementerian terkait seperti Kemenkeu dan lainnya,” ujar Laksana.
Adapun, dikutip dari laman resmi BRIN, terdapat 3 arah dan 7 target BRIN. 3 Arah tersebut yakni konsolidasi sumber daya baik manusia, infrastruktur, anggaran, iptek untuk meningkatkan critical mass, kapasitas dan kompetensi riset Indonesia untuk menghasilkan invensi dan inovasi sebagai fondasi utama Indonesia Maju 2045.
Kedua, menciptakan ekosistem riset sesuai standar global yang terbuka (inklusif) dan kolaboratif bagi semua pihak yakni akademisi, industri, komunitas, pemerintah. Ketiga, menciptakan fondasi ekonomi berbasis riset yang kuat dan berkesinambungan dengan fokus digital, green, blue economy.
Sementara, targetnya selain mengonsolidasikan lembaga riset pemerintah utama pada 1 Januari 2022, ada pula target transformasi proses bisnis dan manajemen riset secara menyeluruh untuk percepatan peningkatan critical mass sumber daya iptek, refocusingpada riset untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi berbasis sumber daya alam dan keanekaragaman (hayati, geografi, kelautan) lokal, selain mengejar ketertinggalan IPTEK.
Target berikutnya menjadikan Indonesia sebagai pusat dan platform riset global berbasis sumber daya alam dan keanekaragaman (hayati, geografi, seni budaya) lokal, memfasilitasi dan enabler industri lokal melakukan pengembangan produk berbasis riset, dan menciptakan industri dengan basis riset kuat dalam jangka panjang.
Selanjutnya, menjadi platform penciptaan SDM unggul di setiap bidang keilmuan, dan entrepreneur berbasis inovasi iptek, serta meningkatkan dampak ekonomi langsung dari “aktivitas” riset, dan menjadikan sektor iptek sebagai tujuan investasi jangka panjang serta penarik devisa.