Indovoices.com-Balai Teknologi Survei Kelautan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah menyerahkan Hasil Survei Bathimetri Survei Landas Kontinen Indonesia di utara Papua kepada Pusat Pemetaan Kelautan dan Lingkungan Pantai, Badan Informasi Geospasial (BIG).
Penyerahan tersebut dilakukan oleh Kepala BPPT Hammam Riza dan Kepala BIG Hasanuddin Z Abidin yang juga menandai selesainya kontrak kerja sama swakelola antara BPPT dan Badan Informasi Geospasial (BIG) yang telah ditandatangani pada 18 Maret 2019 di Kantor BIG, Cibinong dalam rangka Survei Landas Kontinen Indonesia menggunakan wahana Kapal Riset (KR) Baruna Jaya I milik BPPT.
Disampaikan Hammam Riza, survei tersebut dilakukan menggunakan wahana KR Baruna Jaya I BPPT dengan tujuan melakukan survei bathimetri multibeam untuk mendapatkan gambaran morfologi dasar laut area survei.
Selain untuk melakukan verifikasi data-data dokumen submisi Ekstensi LKI yang sudah ada, menurut Hammam hasil survei tersebut juga akan dimanfaatkan untuk delimitasi batas terluar landas kontinen Indonesia di perairan bagian utara Papua.
Disampaikannya bahwa, pelaksanaan survei bathimetri LKI ini merupakan peran Difusi Teknologi dari Balai Teknologi Survei Kelautan BPPT melalui pemberian layanan jasa teknologi survei kelautan.
Dalam pelaksanaan tugas pokoknya, BPPT kata Hammam Riza, selalu mengimplementasikan tujuh peran strategisnya yakni Perekayasaan, Kliring Teknologi, Audit Teknologi, Alih Teknologi, Intermediasi Teknologi, Difusi Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Serta Komersialisasi Teknologi.
Dalam upaya pemberian layanan jasa teknologi survei kelautan ini, BPPT sebutnya juga telah melakukan revitalisasi wahana KR Baruna Jaya I, II, III, dan IV secara menyeluruh sejak 2017 lalu untuk memenuhi kelayakan IMO dan SOLAS. Bahkan melakukan revitalisasi pada peralatan survei hidro-oseanografi, geologi, geofisika, geodesi, serta peralatan untuk kegiatan perikanan laut dan meteorologi.
Satu di antara begitu banyak peralatan yang direvitalisasi BPPT adalah system Multibeam Echosounder Teledyne Hydrosweep DS yang digunakan BPPT dalam kegiatan survei LKI dan mampu melakukan survei dan pemetaan laut dalam yang kemampuannya mencapai kedalaman 11.000 meter. Kemudia selanjutnya dapat digunakan sebagai data primer untuk mendukung dokumen submisi Ekstensi LKI.
Hammam Riza berharap kerja sama antar lembaga negara ini dapat terus terjalin dengan harmonis sebagai wujud sikap nasionalisme dan cinta Tanah Air NKRI untuk membangun Indonesia yang lebih maju dan mandiri.
Sementara itu, Kepala BIG Hasanuddin menyampaikan kegiatan survei ini merupakan bagian dari prioritas nasional Badan Informasi Geospasial yang bekerjasama dengan BPPT melalui swakelola.
Dikatakan Hasanuddin, tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membuktikan luasan wilayah Indonesia yang nanti akan dibawa dan dilaporkan ke PBB tentang klaim kita di wilayah utara Papua.
Data dari hasil survei ini kata Hasanuddin, akan mendukung dokumen submisi yang akan disampaikan di tahun 2020 ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Jika usulan tersebut diterima maka akan memperluas wilayah Indonesia.
Nantinya, hasil survei tersebut akan digunakan sebagai data pendukung terkait pengusulan penambahan wilayah Landas Kontinen di Perairan Utara Papua guna memperkuat dokumen submisi kepada Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), pungkasnya.
Sebagai informasi, acara tersebut dihadiri oleh kementrian dan lembaga lain yang turut terlibat dalam survei LKI, seperti Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, BIG, BPPT, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, BMKG, LIPI, Pushidrosal TNI, ITS dan Universitas Diponegoro serta lembaga lain.(jpp)