Indovoices.com –Hasil sementara uji klinis fase III vaksin corona Sinovac di Sao Paulo, Brasil, menunjukkan data kemanjuran (efficacy) sebesar 78 persen. Adapun hasil sementara uji klinis Sinovac di Turki menunjukkan efficacy 91,25%.
Selain Turki dan Brasil, uji klinis fase III Sinovac buatan China juga sedang dilakukan di Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Namun, BPOM RI belum mengumumkan data kemanjuran di Indonesia lantaran laporan interim tim riset Sinovac baru diterima hari ini.
Kepala BPOM RI, Penny Lukito, menegaskan, hasil efficacy Sinovac yang berbeda antara di Brasil dan Turki tak perlu dipermasalahkan. Sebab, itu semua dipengaruhi masalah demografi dan populasi.
“Uji klinik di Brasil, efficacy 78 persen, Turki 91,25 persen. Perbedaan efficacy yang berbeda-beda tak bisa dibandingkan karena dipengaruhi perbedaan jumlah subjek, populasi karakteristik dan lingkungan. Yang terpenting, regulasi persyaratan WHO [efficacy harus] lebih besar dari 50 persen,” ujar Penny dalam konferensi pers, Jumat (8/1).
Penny menuturkan, uji klinis vaksin Sinovac di Brasil dan Turki, begitupun Indonesia, menggunakan subjek usia 18-59 tahun. Bahkan Brasil telah menambahkan peserta dari kalangan lanjut usia (lansia).
“Uji klinis di Bandung punya desain yang sama dengan uji klinis vaksin Sinovac di Brasil dan Turki dengan menggunakan subjek penerima vaksin [usia] 18-59 tahun, penggunaan lansia di atas 59 tahun masih menunggu data hasil uji klinis III di Brasil,” kata Penny.
“Berharap segera kami dapatkan data tersebut dan berikan izinnya bila datanya baik,” pungkas Penny.
Indonesia sudah memetakan rencana vaksinasi perdana ke pejabat publik, termasuk Presiden Jokowi, pada 13 Januari 2021. Namun, Jokowi memastikan vaksinasi tetap menunggu izin penggunaan darurat dari BPOM. (msn)