Indovoices.com- Usaha pemerintah melalui tim satgas gabungan yang terdiri dari Manggala Agni Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), TNI, Polri, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di tingkat nasional, serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Masyarakat Peduli Api di tingkat daerah telah menunjukkan hasil. Selama satu minggu terakhir, penurunan jumlah titik panas terus mengalami tren penurunan. Kondisi titik panas ini sangat jauh menurun, secara signifikan terjadi penurunan sebesar 90% selama satu minggu ini.
Pemantauan pada Minggu (29/09/2019) hingga pukul 15.30 WIB di wilayah Sumatera menunjukkan bahwa secara umum kondisi cuaca terpantau cerah berawan hingga hujan. Jarak pandang di beberapa bandara di Pulau Sumatera terpantau berada pada level baik, dengan visibility lebih dari 5 km. Data sementara yang berhasil dihimpun, jarak pandang di Pekanbaru mencapai 6 km (berawan), Rengat-Indragiri Hulu 5 km (hujan), Jambi di atas 10 km (berawan), dan Palembang di atas 10 km (berawan).
Begitu pula kondisi cuaca dan jarak pandang membaik di wilayah Kalimantan khususnya di Pontianak, Pangkalan Bun, Sampit, Palangkaraya, hingga Banjarmasin.
“Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa jumlah titik api dengan confident level di bawah 50% per provinsi dalam kurun waktu 21-27 September 2019 sudah turun sampai 90 persen,” jelas Plt Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo, Minggu (29/09/2019).
Satelit Modis yang digunakan BMKG yang menjadi standar kondisi cuaca di ASEAN menunjukkan pada 23 September 2019 jumlah titik panas (hotspot) seluruh Indonesia berjumlah 1.374 titik, di mana di Riau terdapat 134 titik, Jambi 324 titik, Sumatera Selatan 337 titik, Kalimantan Barat 20 titik, Kalimantan Tengah 279 titik, dan Kalimantan Selatan 49 titik, serta Kalimantan Timur 11 titik. Untuk tanggal 25 September 2019, Riau dan enam wilayah prioritas penanganan kebakaran hutan dan lahan nasional lainnya, semuanya mengalami penurunan.
Secara nasional jumlah titik api pada Rabu (25/09/2019), jumlah titik api seluruh Indonesia sebanyak 554 titik, dengan sebaran Riau 68 titik, Jambi 15 titik, Sumatera Selatan 13 titik, Kalimantan Barat 9 titik, Kalimantan Tengah 268 titik, Kalimantan Selatan 39 titik, Kalimantan Timur 60 titik. Hari berikutnya pada Kamis (26/09/2019), satelit modis menangkap kenaikan jumlah titik api, dimana pada pukul 18.55, setelit mencatat ada 915 titik api seluruh Indonesia, dengan Riau tanpa titik api, Jambi 33 titik api, Sumatera Selatan 18 titik api, Kalimantan Barat 59 titik api, Kalimantan Tengah 674 titik api, Kalimantan Selatan 28 titik api, Kalimantan Timur 38 titik api.
Selanjutnya penurunan kembali terjadi pada Jumat (27/09/2019), pukul 22.12 WIB satelit mencatat ada 223 titik panas di seluruh Indonesia, di mana Riau hanya 9 titik panas, Jambi 96 titik, terdapat 8 titik panas di Sumatera Selatan, Kalimantan Barat 1 titik, Kalimantan Tengah 1 titik panas, Kalimantan Selatan 1 titik panas, Kalimantan Timur 33 titik panas. Untuk Sabtu (28/09/2019) tren penurunan kembali terjadi pada pukul 06.02 WIB. Tercapat ada 136 titik panas di seluruh Indonesia. Khusus di wilayah rawan karhutla, di Riau terdapat 2 titik, Jambi 17 titik, Sumatera Selatan 3 titik, Kalimantan Barat tidak ditemukan titik panas, Kalimantan Tengah terdapat 4 titik, Kalimantan Selatan 1 titik, dan Kalimantan Timur terdapat 27 titik.
Hujan Turun
Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang dilakukan oleh BPPT sangat membatu upaya pemadaman di darat, sehingga dapat menurunkan jumlah titik panas. Dalam satu minggu ini, hujan sudah turun di Provinsi Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat seperti di wilayah Singkawang Bengkayang, Sukadana, dan beberapa wilayah lainnya. Hujan juga turun di wilayah Kalimantan Tengah.
Menurut Kepala Biro Humas KLHK, Djati Witjaksono Hadi, untuk Provinsi Riau, tim Manggala Agni, TNI, Polri dan Masyarakat Peduli Api tetap menyiagakan 38 posko khusus di daerah rawan karhutla, dan masih dilakukan upaya pemadaman di Kecamatan Dumai Timur, Dumai Selatan, Medang Lampung, hingga Rengat. Wilayah-wilayah ini diketahui memiliki lahan gambut yang cukup dalam sehingga perlu dilakukan juga pemadaman darat. KLHK mencatat tidak terjadi hambatan dalam aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru.
Provinsi Sumatera Selatan yang dalam beberapa hari mengalami hujan, juga menunjukkan penurunan titik panas. Namun, tim satgas masih melakukan pemadaman melalui darat untuk wilayah yang belum padam, seperti di Desa Muara Medak, Kecamatan Sungai Rotan, dan Kabupaten Muara Enim. Secara keseluruhan jarak pandang di wilayah rawan karhutla cukup baik, sehingga penerbangan masih dapat dilakukan di Provinsi rawan karhutla ini, seperti di Bandara Tjilik Riwut, Palangkaraya, di mana cuaca masih sedikit berasap, dengan jarak pandang 1 km, namun tidak mengganggu penerbangan dari dan ke wilayah Kalimantan Tengah. Begitu juga dengan Kalimantan Barat, kondisi cuaca yang berawan, dengan jarak pandang 7 km, sejak Sabtu pagi beberapa pesawat terbang berhasil take off.
Hingga Jumat (27/09/2019), sebanyak 211.216 kg garam telah disemai untuk mempercepat pertumbuhan awan sehingga turun hujan. Upaya waterbombing di seluruh kawasan Indonesia juga terus dilakukan. Hingga Sabtu (28/09/2019), total 45 pesawat atau helikopter dikerahkan dan telah menggunakan 317.204.114 liter air untuk memadamkan api di seluruh kawasan Indonesia.(lhk/bnpb)
2015 merupakan kondisi terparah dari karhutla di Indonesia, sehingga tahun tersebut menjadi dasar studi penanganan kebakaran hutan dan lahan nasional, namun dengan kondisi tahun 2019 yang mengalami jangka waktu kemarau lebih panjang dari tahun 2019, secara nasional usaha satgas karhutla mampu meredam penyebaran titik panas dan titik api sebesar 55,74% dibanding 2015, artinya secara umum pemerintah berhasil mengurai kusutnya bencana karhutla.
KLHK sendiri telah melakukan pembasahan lahan sejak Februari 2019 di seluruh wilayah Daerah Operasional (Daops) Manggala Agni. Tercatat ada 38 Daops Manggala Agni, dan secara keseluruhan tindakan pembasahan lahan yang dilakukan bersama dengan satgas, telah bekerja dengan jumlah personil sebanyak 29.039 personil. Untuk informasi hotspot harian dapat mengunjungi www.sipongi.menlhk.go.id yang selalu dimutakhirkan setiap saat.(jpp)