Indovoices.com –Mantan petinggi Barisan Relawan Jokowi Presiden atau Bara JP Ferdinand Hutahaean angkat bicara merespons kemunculan sukarelawan yang mendukung duet Jokowi-Prabowo di Pilpres 2024.
Ferdinand menilai wacana yang muncul sejalan dengan isu penambahan masa jabatan presiden tiga periode itu hal biasa dalam demokrasi.
“Ini namanya gerakan menabur benih. Siapa tau benihnya tumbuh. Ini aspirasi rakyat yang kita belum tau hingga saat ini seluas apa atau sebanyak apa konstituen atau pendukung aspirasi ini,” ucap Ferdinand kepada JPNN.com, Selasa (22/6).
Oleh karena itu, kata mantan politikus Partai Demokrat tersebut, wacana menduetkan Joko Widodo dengan Prabowo Subianto tidak perlu ditanggapi berlebihan.
“Yang menanggapi aspirasi Jok-Pro ini secara berlebihan hanyalah orang-orang pemburu kekuasaan yang takut dan kesal kehilangan kesempatan karena pasti akan kalah kalau Jokowi maju lagi, apalagi dengan Prabowo,” tutur Ferdinand Hutahaean.
Bicara konstitusi, lanjutnya, aspirasi tersebut kalau kecil pasti akan mati dengan sendirinya. Tetapi, jika ternyata gerakannya membesar, tentu DPR/MPR harus mengamendemen UUD 1945 dan itu tidak bisa dikatakan melanggar.
“Kalau setiap orang berbeda dengan konstitusi lantas dianggap melanggar, bagaimana dengan nasib para pelaku yang telah mengamendemen UUD 1945? Apakah mereka juga tidak disebut melanggar?” ucapnya.
Namun, Ferdinand memandang kemunculan sukarelawan Jok-Pro yang menyuarakan duet Jokowi-Prabowo itu bukan sesuatu yang spesial.
“Tidak perlu ditanggapi berlebihan karena Jok-Pro ini tidak ada bedanya dengan sukarelawan-sukarelawan lain yang telah lahir,” pungkas Ferdinand.