Istana Changdeok adalah istana Dinasti Joseon di Seoul. Terletak di sebelah timur istana utama (Istana Gyeongbok), istana ini dijuluki Donggung (Istana Timur). Nama Changdeokgung sendiri bermakna “Istana Kebajikan Gemilang”.
Didirikan pada tahun 1405, Istana Changdeok awalnya adalah villa atau balai angin (igung). Istana seperti ini biasanya hanya digunakan sebagai kediaman sementara saat raja ingin beristirahat dari kegiatan rutin. Saat Dinasti Joseon berakhir pada tahun 1910, Istana Changdeok dijadikan aset pemerintah dan dibuka untuk umum.
Sampai kini, komplek ini dikagumi karena mewarisi elemen-elemen arsitektur Zaman Tiga Kerajaan yang harmonis dengan alam. Metode seperti ini tidak ditemui dalam pembangunan Istana Gyeongbok. Bersama Benteng Hwaseong, Istana Changdeok dilestarikan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1997.
Penyambutan di situs warisan dunia itu menandakan bahwa Presiden Moon Jae-in sangat menghormati Presiden Jokowi, hal ini ditandai oleh Jokowi yang menjadi presiden pertama yang disambut di istana Changdeok ini.
“Tak biasanya Istana Changdeok di Seoul, Korea Selatan, menjadi lokasi penyambutan tamu negara Korea Selatan.
Istana tua yang berdiri sejak 600 tahun lalu ini adalah situs warisan dunia UNESCO.
Di sanalah saya dan Ibu Negara disambut dengan begitu hangat dan ramah oleh Presiden Korea Selatan Moon Jae-in beserta Ibu Negara Kim Jung-sook, siang tadi.
Lagu kebangsaan Indonesia Raya berkumandang dan tarian Selamat Datang Hyang-ak-jeong-jae dipertunjukkan sesaat setelah kami melewati gerbang istana,” tulis Jokowi dalam keterangan fotonya.
Kunjungan Jokowi ke Korea Selatan itu sendiri diisi dengan pembahasan peningkatan kerjasama kedua negara. Rencananya kerjasama yang akan dijalin yakni bidang ekonomi, investasi dan hubungan baik generasi muda kedua negara.
Seakan tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan, berbagai kesepakatan bisnis dengan investor pun berhasil dicapai Jokowi dalam kunjungannya tersebut. Setidaknya kesepakatan bisnis senilai US$6,2 miliar atau Rp81,7 triliun (kurs APBN 2018) atau Rp91,97 triliun (bila menggunakan kurs tengah Bank Indonesia) berhasil dibawa pulang oleh Jokowi dalam lawatannya ke Korea Selatan.
Nilai investasi itu berasal dari 15 proyek yang diteken antar pelaku usaha Korsel dan RI. Selain itu, dalam lawatannya, Jokowi juga berhasil menghasilkan enam komitmen investasi yang bersifat business to business antara private sector Indonesia dan Korsel, serta satu nota kesepaham antara BKPM dengan Hyundai Motor Compay.
Bagi saya kunjungan Jokowi ke Korea Selatan tersebut hanya membuktikan dua hal.
Pertama, Indonesia masih merupakan tempat yang nyaman bagi investor untuk berinvestasi. Semuanya bisa terjadi karena berbagai kebijakan yang sudah dikeluarkan oleh Jokowi, mulai dari memangkas birokrasi perijinan dari yang berbelit-belit dan membutuhkan waktu lama mengurusnya menjadi mudah dan cepat. Belum lagi pembangunan berbagai infrastruktur yang memudahkan transportasi barang baik melalui darat, udara maupun laut. Hal ini semakin meningkatkan kepercayaan investor terhadap Indonesia.
Kedua, mementahkan tudingan kaum oposisi beserta para buzzernya yang berusaha menggambarkan betapa gentingnya perekonomian Indonesia, bahkan cawapres oposisi ikut-ikutan menakut-nakuti masyarakat dengan ceritanya yang menggambarkan betapa tempe sudah setipis kartu ATM, bahwa uang seratus ribu hanya bisa beli cabai dan bawang. Yang celakanya diaminin oleh para pendukungnya, contohnya emak-emak yang mengeluhkan harga barang naik sementara dia sendiri memakai perhiasan seperti toko emas berjalan.
Malah dalam salah satu WAG yang saya ikuti, ada buzzer yang menggunakan kata-kata Ahmad Dhani sebagai referensi kondisi ekonomi saat ini, sontak hal ini menyebabkan saya tertawa terbahak-bahak, hahaha. Sejak kapan AD menjadi ahli ekonomi? Apakah ini akibat sangkin frustasinya menyerang pemerintah dan tidak ada ekonom yang lebih handal untuk dijadikan referensi?
Ya sudahlah, toh intinya kondisi ekonomi kita masih relatif stabil, jauh dari kondisi ekonomi negara lainnya yang juga sama-sama terkena krisis akibat menguatnya dolar akhir-akhir ini. Mulai dari Venezuela hingga Turki sudah merasakan keperkasaan dolar, bahkan negara tetangga kita, Malaysia pun tak luput terkena imbasnya dan terancam bangkrut.
Namun bukan berarti kita bisa santai dan lengah, meskipun pondasi ekonomi kita semakin kuat sejak kepemimpinan Jokowi dan investor asing masih menganggap Indonesia memiliki daya tarik besar dalam segi investasi, namun harus dibarengi dengan dukungan dari kita semua sebagai rakyat yang mendukung pemerintahan yang sah di republik ini.
Berbagai cara yang dapat kita lakukan diantaranya adalah dengan mengutamakan menggunakan transportasi umum, membeli produk dalam negeri, menahan membeli produk elektronik yang tidak perlu, serta menunda perjalanan ke luar negeri. Walaupun terlihat sepele, namun bila dilaksanakan secara massif, hasilnya juga akan sangat berpengaruh lho. Bagaimana menurut Anda?
Trailer Kunjungan Jokowi Ke Korea Selatan
https://youtu.be/YVLjp3mkw4k