Masyarakat Semarang hari ini sudah dapat mempergunakan bandara baru, yang ke depannya juga dapat menjadi tempat wisata, hal ini disebabkan sudah beroperasinya Terminal baru Bandara Ahmad Yani.
Bandara akan dibuka dan melakukan operasional mulai hari ini, Rabu 6 Juni 2018. Doa bersama pun digelar bersama 1.000 anak yatim di halaman terminal baru Bandara Ahmad Yani Semarang demi kelancaran pengoperasian bandara.
Sedangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) direncanakan akan meresmikan terminal baru Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang, sehari setelah pengoperasian bandara, yakni tanggal 7 Juni 2018, besok.
Dengan demikian Bandara Ahmad Yani sudah dapat melayani penumpang pada masa mudik dan libur Lebaran Juni tahun ini. Terminal baru ini merupakan terminal terapung pertama di Indonesia dan mengusung konsep eco-green airport. Penyelesaiannya juga telah mencapai 95 persen.
Awalnya tujuan pengembangan bandara Ahmad Yani adalah untuk menjawab masalah lack of capacity yang telah berlangsung sejak beberapa tahun terakhir ini. Pengembangan dengan menambah terminal baru tersebut memakan nilai investasi sebesar Rp 2,07 triliun.
Sebelum dibangun, kapasitas maksimal di Ahmad Yani hanya untuk melayani 800.000 penumpang per tahun, sementara pada 2017 jumlah penumpang per tahun sudah mencapai 4,4 juta orang.
Dengan adanya terminal baru, maka kapasitas bandara akan dapat menampung hingga 6 juta penumpang per tahunnya. Dengan perkiraan tingkat pertumbuhan penumpang sekitar 10 persen per tahun.
Luas terminal baru di Ahmad Yani mencapai 58.652 meter persegi atau hampir sembilan kali luas bandara eksisting sebesar 6.708 meter persegi. Bersamaan dengan terminal tersebut, juga terdapat apron baru seluas 72.522 meter persegi yang bisa menampung 10 pesawat narrow body dan 2 pesawat wide body.
Uniknya terminal tersebut akan menjadi terminal terapung karena dibangun di atas bahan lunak, sebagian besar berair, serta menggunakan tiang pancang dan metode prefabricated vertical drain (PVD) untuk memadatkan bahan lunak tersebut. PVD merupakan sistem drainase buatan yang dipasang di dalam lapisan tanah lunak.
Lokasi terminal baru sebagian besar berdiri di atas air serta dikelilingi oleh kolam, mulai dari gedung terminal, gedung parkir, hingga wetland park area. Di area bandara juga ditanami 24.000 bibit mangrove guna mendukung pelestarian lingkungan yang dapat menghadirkan banyak keistimewaan, baik dari aspek fisik, ekologi, maupun ekonomi. Keberadaan hutan bakau nantinya di sekitar bandara dapat dikembangkan sebagai obyek wisata alam tersendiri.
Bisa jadi terminal tersebut selain yang pertama di Indonesia juga merupakan yang pertama di dunia. Hal ini mengingat apa yang disampaikan oleh Pengamat Transportasi Agus Pambagio yang menyebutkan bandara terapung saat ini belum ada di dunia. Ia menyebut konsep bandara atas air seperti di Jepang dan Hongkong dilakukan dengan jalan reklamasi atau pengurugan.
Ohya, kilas balik sedikit ke belakang. Ternyata rencana untuk memperluas Bandara Ahmad Yani ini sudah muncul sejak era Gubernur Jateng Mardiyanto pada 2003. Malah pada era Gubernur Bibit Waluyo, berkembang wacana pemindahan bandara ke Demak atau Kendal.
Barulah saat Ganjar Pranowo yang menjabat gubernur sejak 2013 akhirnya berhasil mewujudkan groundbreaking Bandara Ahmad Yani pada Juni 2014.
Ke depan, guna menunjang operasional Bandara, juga direncanakan untuk membangun monorel yang akan menghubungkan Bandara Ahmad Yani hingga ke Simpang Lima. Termasuk juga membangun Semarang Outer Ring Road.
Salah satu hal yang saya kagumi dari Jokowi adalah kecepatannya dalam membangun infrastruktur. Bila dihitung dari groundbreaking hingga peresmian, pas empat tahun bandara tersebut selesai. Padahal untuk bandara yang sama bila diurus oleh presiden lainnya, jangankan empat tahun, dua kali periode memimpin pun belum selesai juga. Salah satu contohnya adalah Bandara Kertajati yang belum lama ini diresmikan oleh Jokowi.
Ucapan terima kasih pun tulus diberikan Jokowi kepada pak mantan ketika meresmikan bandara tersebut. Namun lucunya ucapan terima kasih tersebut dianggap sindiran, lha kalau tidak merasa kenapa harus tersindir?. Lantas berbagai tudingan pun diarahkan ke Jokowi, disebutkan kalau berbagai infrastruktur itu dimulai oleh pak mantan, Jokowi hanya gunting pita saja.
Menurut saya sih sah-sah saja pendukung pak mantan berbicara dan berpendapat seperti itu. Namun alangkah baiknya bila proyek-proyek mangkrak tersebut saat dimulai di masa pemerintahannya, bisa diselesaikan pada masa pemerintahannya juga. Kalau hanya menyisakan beberapa proyek mangkrak untuk pemerintaham berikutnya, itu masih wajar. Tapi kalau proyek mangkraknya memcapai puluhan, itu namanya sudah kurang ajar. Duit habis barang tidak selesai.
Saya tidak tahu apakah saat peresmian Bandara Semarang nanti, Pak Jokowi akan mengucapkan terima kasih lagi kepada Pak Mantan atau tidak, walau saya merasa tidak perlu. Mengingat groundbreakingnya dimulai hanya beberapa bulan sebelum pak mantan pensiun. Tapi kalau tidak diucapkan terima kasih, nanti ada lagi yang baper dan curhat kalau Jokowi tidak tahu berterima kasih. Hadeh, jadinya serba salah deh.
Jadi daripada stress, yuk tonton trailer kemegahan Bandara Ahmad Yani Semarang di bawah ini agar pembaca dapat menyaksikannya sendiri.
https://youtu.be/2-rX9GYHDH8