Indovoices.com-Kehadiran Bandara Internasional Yogyakarta atau Yogyakarta International Airport (YIA) dinilai sebagai faktor penting dalam upaya peningkatan jumlah kunjungan wisatawan, khususnya wisatawan mancanegara (wisman) ke Yogyakarta dan Jawa Tengah yang ditargetkan mencapai angka 2 juta.
Menteri Pariwisata Arief Yahya saat melakukan kunjungan kerja ke YIA di Desa Temon Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jumat (23/08/2019) mengatakan, bandara baru ini bisa meningkatkan jumlah pergerakan wisatawan ke Yogyakarta dan Jawa Tengah.
“Targetnya 2 juta wisatawan mancanegara (wisman) bisa terealisasi. Sehingga bisa mendatangkan devisa sekitar 2 miliar dolar AS beredar di Yogyakarta dan Jawa Tengah atau sekitar Rp 30 triliun,” kata Menpar Arief Yahya.
Menurut Menpar, selama ini masalah utama terkait kunjungan wisman ke Yogyakarta dan Jawa Tengah adalah kapasitas bandara yang tidak sebanding dengan permintaan yang besar. Kapasitas di bandara Adi Sucipto Yogyakarta sebelumnya hanya 1,8 juta penumpang per tahun. Jauh lebih kecil dari YIA yang delapan kali lipat lebih besar.
“Load factornya 8,4 juta penumpang, sehingga kalau bandara sudah 100 persen (beroperasi), saya _confidence_ akan tercapai 2 juta wisman,” kata Menpar Arief.
Arief Yahya mencontohkan keberadaan bandara Silangit di Danau Toba yang mampu meningkatkan jumlah wisatawan dengan sangat cepat. Pada 2016 pergerakan penumpang tercatat 155.214 orang, lalu naik 82 persen pada 2017 menjadi 282.586 orang. Kemudian pada 2018 pergerakan penumpang tercatat 425.476 orang atau naik 50,56 persen dibandingkan dengan 2017.
“Kalau aksesnya sudah jadi, amenitas yang dibangun juga akan mengikuti. Sama seperti Danau Toba. Setelah ada Silangit, tujuh investor dengan total Rp 6 triliun hadir di sana, itu contoh yang bagus,” katanya.
Dalam kunjungan kerja ke YIA, Menpar Arief Yahya didampingi Direktur Angkasa Pura I Faik Fahmi, Kepala Dinas Pariwisata (Dinpar) DIY, Singgih Raharjo, dan Direktur Utama Badan Otorita Borobudur Indah Juanita.
Direktur Angkasa Pura I Faik Fahmi menjelaskan, sebagai langkah awal pihaknya memberikan promosi yaitu membebaskan _landing fee_ selama enam bulan dan memastikan proyek pembangunan infrastruktur YIA selesai pada April 2020.
_“Landing fee_ bagian dari strategi promosi kita, sehingga bisa meningkatkan _awareness_ bagi wisatawan yang datang ke YIA,” katanya.
Faik Fahmi juga menjelaskan, YIA punya berbagai kelebihan dibanding bandara lain di Indonesia. Salah satunya yakni panjang landasan pacu (runway) yang akan mencapai 3.250 meter.
Runway ini akan mampu melayani lalu lintas pesawat kecil hingga jenis pesawat komersil berbadan lebar (wide body), seperti Airbus A380 serta Boeing 747 dan 777.
“Sehingga pesawat berbadan besar asal China, Korea, Australia dan Eropa bisa langsung mendarat di sini,” katanya.
Kapasitas penumpang yang bisa dilayani di YIA mencapai 14 juta orang pertahun. Jumlah ini delapan kali lipat lebih banyak dibanding kapasitas bandara Adi Sucipto Yogyakarta yang sebesar 1,7 juta penumpang pertahun.
YIA memiliki runway atau landas pacu sepanjang 3.250 x 45 meter dengan 23 _parking stand_ seluas 159.140 m2. NYIA juga akan dilengkapi fasilitas sebanyak 10 unit garbarata.
Terkait integrasi antarmoda, pemerintah telah mempersiapkan sejumlah alternatif moda angkutan umum bagi masyarakat yang akan menuju YIA seperti kereta api dan Bus Damri. (Par)
(jpp)jpp)