• Tentang
  • Kerja Sama
  • Hubungi Kami
Rabu, 23 Juli 2025
  • Login
No Result
View All Result
Advertising
indovoices.com
  • Redaksi
    • Editorial
    • Analisis
    • Liputan Khusus
    • Event
      • Sumpah Pemuda
  • Umum
    Sinergi Membatasi Ruang Gerak Pelaku Judi Online

    Judol dan Pinjol Ilegal, Dua Entitas Pengancam Generasi Muda di Era Digital

    Pak Jokowi, Lihatlah Penderitaan Kami Warga Jatikarya Yang Terdzolimi BPN

    Cek Fakta, Uang Pembebasan Tanah Tol Jatikarya Terkatung Katung 4 Tahun

    Cek Fakta, Uang Pembebasan Tanah Tol Jatikarya Terkatung Katung 4 Tahun

    Kepala Dinas Kab Sumedang Diduga Terlibat Mafia Tanah

    Kepala Dinas Kab Sumedang Diduga Terlibat Mafia Tanah

    Gugatan Hukum Menyusul Diproses Pasca Konggres GPM

    Gugatan Hukum Menyusul Diproses Pasca Konggres GPM

    Panggil Aku Ojing Saja

    Panggil Aku Ojing Saja

  • Internasional
    Is De-Dollarization the End of Dollar Dominance? A Closer Look at the Global Financial Order

    Is De-Dollarization the End of Dollar Dominance? A Closer Look at the Global Financial Order

    BI Salurkan Rp 101,4 Miliar Untuk Penanganan Covid-19

    China akan Balas Rencana Australia Selidiki Sumber Corona

    Perang Dagang Memanas, Apa Dampaknya ke BNI?

    Mau Masuk Bursa, Airbnb Punya Aset Tembus Rp 42 T

    WeWork Kabarnya Bakal PHK 15.000 Karyawan?

    Berharta Rp 527 T, Jack Ma Alibaba Ternyata Pernah Bangkrut

    Ekonomi Jepang Minus 1,6 Persen pada Kuartal IV 2019

    Ekonomi Jepang Minus 1,6 Persen pada Kuartal IV 2019

    Tinggalkan Uber, Travis Kalanick Jual Seluruh Sahamnya

    Tinggalkan Uber, Travis Kalanick Jual Seluruh Sahamnya

    China Perluas Blockchain Uang Kripto ke Pasar Valas

    China Perluas Blockchain Uang Kripto ke Pasar Valas

  • Politik
  • Ekonomi
    🔍 Tarif AS Tetap 32%, Deregulasi Impor Indonesia Gagal Jadi Alat Tawar?

    🔍 Tarif AS Tetap 32%, Deregulasi Impor Indonesia Gagal Jadi Alat Tawar?

    Is De-Dollarization the End of Dollar Dominance? A Closer Look at the Global Financial Order

    Is De-Dollarization the End of Dollar Dominance? A Closer Look at the Global Financial Order

    Poin-poin Penjelasan Sri Mulyani Soal PPN Sembako

    Akhirnya, Sri Mulyani buka suara soal tax amnesty jilid II

    Airlangga Minta Masyarakat Tidak Panik, PPKM Jawa-Bali Bukan Pengetatan Aktivitas Masyarakat

    Pemerintah sebut realisasi anggaran PEN capai hampir 25%

    Airlangga Sebut Penanganan Covid Hingga 2022

    Indonesia mencoba bertahan dari tiga kiris besar yang melanda

    • Finansial
  • Business
    • Investasi
  • Hukum
    • Kriminal
    • Laporan
  • Pendidikan
    Sekolah Rakyat Wujudkan Mimpi Bintang dan Rival

    Sekolah Rakyat Wujudkan Mimpi Bintang dan Rival

    Jokowi Anugerahkan 22 Bintang Jasa bagi Tenaga Kesehatan yang Gugur

    Nadiem: Saya Jembatan Generasi Muda dan Pemerintahan

    Jokowi Anugerahkan 22 Bintang Jasa bagi Tenaga Kesehatan yang Gugur

    Nadiem: Merdeka Belajar Dirancang untuk Prioritaskan Kebutuhan Pelajar

    Kemendikbud Luncurkan Program Digitalisasi Sekolah

    Kasus Covid-19 Tetap Tinggi Hingga Juli, Sekolah Tatap Muka Batal

    Strategi Risma Agar Bansos Tunai Tak Dikorupsi

    Tangani Masalah Kemiskinan, Menteri Sosial Gandeng Mahasiswa Seluruh Indonesia

    Jokowi Anugerahkan 22 Bintang Jasa bagi Tenaga Kesehatan yang Gugur

    Pak Jokowi Bertanya kepada Nadiem: Apa yang Telah Dilakukan Mas Menteri?

  • Olahraga
  • Anti Hoax

    SEANDAINYA SAYA GUDBERNUR ANIES

    INDONESIA TANGGAP CORONA, BUKAN GAGAP CORONA

    INDONESIA TANGGAP CORONA, BUKAN GAGAP CORONA

    Wanita Menjadi Hamil Setelah Berenang Karena Seorang Pria Ejakulasi Di Kolam Renang!

    Wanita Menjadi Hamil Setelah Berenang Karena Seorang Pria Ejakulasi Di Kolam Renang!

    KEJAMNYA CORONAVIRUS TIDAK SESADIS VIRUS KOKLOENYA-SEBARHOAX

    KEJAMNYA CORONAVIRUS TIDAK SESADIS VIRUS KOKLOENYA-SEBARHOAX

    Ini Dia 10 Tindakan ASN yang Dapat Diadukan Sebagai Tindakan Radikal

    Ini Dia 10 Tindakan ASN yang Dapat Diadukan Sebagai Tindakan Radikal

    Dicari Segera BEM Mahasiswa/i se-DKI Jakarta yang katanya Pembela Rakyat Kecil

    Dicari Segera BEM Mahasiswa/i se-DKI Jakarta yang katanya Pembela Rakyat Kecil

  • Lifestyle
    • Entertainment
      • Fiksi
      • Cerpen
      • Puisi
        • Humor
          KKP Minta Semua Pihak Bersabar Tunggu Kajian Benih Lobster

          Nilai 22 Boks Benih Lobster yang Bakal Diselundupkan ke Singapura Sekitar Rp 7,2 Miliar

          Fakta Baru soal Kebakaran Dahsyat di Kejaksaan Agung

          Pegawai Kejagung Hingga Pihak Perusahaan Pengadaan Minyak Lobi Tersangka Baru Kebakaran Kejagung

          PA 212 Klaim Yang Hadir 8 Juta, Polri sebut 40 Ribu, Yang 7,96 Juta Genderuwo?

          PA 212 Klaim Yang Hadir 8 Juta, Polri sebut 40 Ribu, Yang 7,96 Juta Genderuwo?

          Preman Demo VS Hari Raya

          Preman Demo VS Hari Raya

          Aryo DJ benar-benar bekerja dan melayani

          Aryo DJ benar-benar bekerja dan melayani

          Sah….Kedubes Israel di Indonesia resmi dibuka

          Sah….Kedubes Israel di Indonesia resmi dibuka

    • Kesehatan
    • Life & Love
    • Traveling
    • Sex Education
  • Redaksi
    • Editorial
    • Analisis
    • Liputan Khusus
    • Event
      • Sumpah Pemuda
  • Umum
    Sinergi Membatasi Ruang Gerak Pelaku Judi Online

    Judol dan Pinjol Ilegal, Dua Entitas Pengancam Generasi Muda di Era Digital

    Pak Jokowi, Lihatlah Penderitaan Kami Warga Jatikarya Yang Terdzolimi BPN

    Cek Fakta, Uang Pembebasan Tanah Tol Jatikarya Terkatung Katung 4 Tahun

    Cek Fakta, Uang Pembebasan Tanah Tol Jatikarya Terkatung Katung 4 Tahun

    Kepala Dinas Kab Sumedang Diduga Terlibat Mafia Tanah

    Kepala Dinas Kab Sumedang Diduga Terlibat Mafia Tanah

    Gugatan Hukum Menyusul Diproses Pasca Konggres GPM

    Gugatan Hukum Menyusul Diproses Pasca Konggres GPM

    Panggil Aku Ojing Saja

    Panggil Aku Ojing Saja

  • Internasional
    Is De-Dollarization the End of Dollar Dominance? A Closer Look at the Global Financial Order

    Is De-Dollarization the End of Dollar Dominance? A Closer Look at the Global Financial Order

    BI Salurkan Rp 101,4 Miliar Untuk Penanganan Covid-19

    China akan Balas Rencana Australia Selidiki Sumber Corona

    Perang Dagang Memanas, Apa Dampaknya ke BNI?

    Mau Masuk Bursa, Airbnb Punya Aset Tembus Rp 42 T

    WeWork Kabarnya Bakal PHK 15.000 Karyawan?

    Berharta Rp 527 T, Jack Ma Alibaba Ternyata Pernah Bangkrut

    Ekonomi Jepang Minus 1,6 Persen pada Kuartal IV 2019

    Ekonomi Jepang Minus 1,6 Persen pada Kuartal IV 2019

    Tinggalkan Uber, Travis Kalanick Jual Seluruh Sahamnya

    Tinggalkan Uber, Travis Kalanick Jual Seluruh Sahamnya

    China Perluas Blockchain Uang Kripto ke Pasar Valas

    China Perluas Blockchain Uang Kripto ke Pasar Valas

  • Politik
  • Ekonomi
    🔍 Tarif AS Tetap 32%, Deregulasi Impor Indonesia Gagal Jadi Alat Tawar?

    🔍 Tarif AS Tetap 32%, Deregulasi Impor Indonesia Gagal Jadi Alat Tawar?

    Is De-Dollarization the End of Dollar Dominance? A Closer Look at the Global Financial Order

    Is De-Dollarization the End of Dollar Dominance? A Closer Look at the Global Financial Order

    Poin-poin Penjelasan Sri Mulyani Soal PPN Sembako

    Akhirnya, Sri Mulyani buka suara soal tax amnesty jilid II

    Airlangga Minta Masyarakat Tidak Panik, PPKM Jawa-Bali Bukan Pengetatan Aktivitas Masyarakat

    Pemerintah sebut realisasi anggaran PEN capai hampir 25%

    Airlangga Sebut Penanganan Covid Hingga 2022

    Indonesia mencoba bertahan dari tiga kiris besar yang melanda

    • Finansial
  • Business
    • Investasi
  • Hukum
    • Kriminal
    • Laporan
  • Pendidikan
    Sekolah Rakyat Wujudkan Mimpi Bintang dan Rival

    Sekolah Rakyat Wujudkan Mimpi Bintang dan Rival

    Jokowi Anugerahkan 22 Bintang Jasa bagi Tenaga Kesehatan yang Gugur

    Nadiem: Saya Jembatan Generasi Muda dan Pemerintahan

    Jokowi Anugerahkan 22 Bintang Jasa bagi Tenaga Kesehatan yang Gugur

    Nadiem: Merdeka Belajar Dirancang untuk Prioritaskan Kebutuhan Pelajar

    Kemendikbud Luncurkan Program Digitalisasi Sekolah

    Kasus Covid-19 Tetap Tinggi Hingga Juli, Sekolah Tatap Muka Batal

    Strategi Risma Agar Bansos Tunai Tak Dikorupsi

    Tangani Masalah Kemiskinan, Menteri Sosial Gandeng Mahasiswa Seluruh Indonesia

    Jokowi Anugerahkan 22 Bintang Jasa bagi Tenaga Kesehatan yang Gugur

    Pak Jokowi Bertanya kepada Nadiem: Apa yang Telah Dilakukan Mas Menteri?

  • Olahraga
  • Anti Hoax

    SEANDAINYA SAYA GUDBERNUR ANIES

    INDONESIA TANGGAP CORONA, BUKAN GAGAP CORONA

    INDONESIA TANGGAP CORONA, BUKAN GAGAP CORONA

    Wanita Menjadi Hamil Setelah Berenang Karena Seorang Pria Ejakulasi Di Kolam Renang!

    Wanita Menjadi Hamil Setelah Berenang Karena Seorang Pria Ejakulasi Di Kolam Renang!

    KEJAMNYA CORONAVIRUS TIDAK SESADIS VIRUS KOKLOENYA-SEBARHOAX

    KEJAMNYA CORONAVIRUS TIDAK SESADIS VIRUS KOKLOENYA-SEBARHOAX

    Ini Dia 10 Tindakan ASN yang Dapat Diadukan Sebagai Tindakan Radikal

    Ini Dia 10 Tindakan ASN yang Dapat Diadukan Sebagai Tindakan Radikal

    Dicari Segera BEM Mahasiswa/i se-DKI Jakarta yang katanya Pembela Rakyat Kecil

    Dicari Segera BEM Mahasiswa/i se-DKI Jakarta yang katanya Pembela Rakyat Kecil

  • Lifestyle
    • Entertainment
      • Fiksi
      • Cerpen
      • Puisi
        • Humor
          KKP Minta Semua Pihak Bersabar Tunggu Kajian Benih Lobster

          Nilai 22 Boks Benih Lobster yang Bakal Diselundupkan ke Singapura Sekitar Rp 7,2 Miliar

          Fakta Baru soal Kebakaran Dahsyat di Kejaksaan Agung

          Pegawai Kejagung Hingga Pihak Perusahaan Pengadaan Minyak Lobi Tersangka Baru Kebakaran Kejagung

          PA 212 Klaim Yang Hadir 8 Juta, Polri sebut 40 Ribu, Yang 7,96 Juta Genderuwo?

          PA 212 Klaim Yang Hadir 8 Juta, Polri sebut 40 Ribu, Yang 7,96 Juta Genderuwo?

          Preman Demo VS Hari Raya

          Preman Demo VS Hari Raya

          Aryo DJ benar-benar bekerja dan melayani

          Aryo DJ benar-benar bekerja dan melayani

          Sah….Kedubes Israel di Indonesia resmi dibuka

          Sah….Kedubes Israel di Indonesia resmi dibuka

    • Kesehatan
    • Life & Love
    • Traveling
    • Sex Education
No Result
View All Result
indovoices.com
No Result
View All Result
Home Umum

Apakah kita perlu mengorbankan privasi agar tetap aman selama pandemi Covid-19?

by Indovoices
3 April 2020
in Umum
Reading Time: 7 mins read
A A
0
Myanmar Klaim Masih Bebas Virus Corona
0
SHARES
62
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Indovoices.com-Ketika jumlah kasus positif virus corona terus meningkat di dunia, jumlah kasus di China menurun seiring dengan langkah karantina wilayah alias lockdown guna membatasi penyebaran virus tersebut.

Orang-orang yang diwajibkan menjalani masa karantina di Hong Kong diharuskan memakai gelang bergambar kode QR.

RelatedPosts

Judol dan Pinjol Ilegal, Dua Entitas Pengancam Generasi Muda di Era Digital

Pak Jokowi, Lihatlah Penderitaan Kami Warga Jatikarya Yang Terdzolimi BPN

Cek Fakta, Uang Pembebasan Tanah Tol Jatikarya Terkatung Katung 4 Tahun

Akan tetapi, kemunculan gelombang kedua Covid-19 yang dipicu oleh “kasus-kasus impor”—orang-orang yang datang dari luar negeri—kini menjadi ancaman baru.

Untuk menegakkan disiplin karantina wilayah dan mencegah kasus-kasus impor menyebabkan gelombang baru, teknologi pelacakan orang pun digunakan.

Sejumlah pihak berwenang menganggap teknologi tersebut penting guna memerangi krisis kesehatan masyarakat dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Meski demikian, ada kekhawatiran bahwa pemakaian teknologi semacam itu melanggar privasi.

Lantas, apa saja teknologi yang digunakan di China, Hong Kong, dan Taiwan? Dan mengapa sejumlah orang menjadi risau terhadap penggunaannya?

Gelang di Hong Kong

Pemerintah Hong Kong mewajibkan semua pendatang baru menjalani karantina selama 14 hari, baik di rumah maupun di tempat-tempat yang telah disediakan.

Pemerintah memberi mereka gelang bergambar kode QR yang terkait dengan sebuah aplikasi. Aplikasi itu sendiri harus mereka unduh ke ponsel masing-masing.

Begitu tiba di tempat karantina—di rumah atau d kamar hotel—aplikasi tersebut diaktifkan dengan memindai kode QR.

Ponsel mereka akan dapat mengetahui apakah penggunanya telah meninggalkan tempat karantina dengan memantau beberapa aspek, termasuk kekuatan sinyal di WiFi tempat karantina.

Versi awal teknologi gelang dan app ponsel mengirim data lokasi ke pihak berwenang, namun pemerintah Hong Kong menegaskan hal itu tidak terjadi lagi.

Agar versi yang lama dapat berfungsi, pihak berwenang mewajibkan mereka yang dikarantina mendaftarkan nomor ponsel mereka dan mengirimkan informasi lokasi melalui aplikasi pesan teks secara berkala.

Pemerintah juga mengirim petugas untuk memeriksa mereka yang dikarantina, atau melakukan panggilan video untuk memeriksa apakah aturan karantina tidak dilanggar.

‘Kode kesehatan‘ untuk semua orang

Partai Komunis China mengumumkan perang melawan epidemi ketika virus corona pertama kali menghantam Kota Wuhan, tempat wabah bermula.

Ini artinya para warga terikat pada aturan karantina wilayah. Pada saat bersamaan, pemerintah menggunakan teknologi pelacakan orang.

Salah satu teknologi yang dipakai adalah “kode kesehatan”, sebuah sistem pewarnaan yang memberi peringkat warna kepada setiap orang sesuai dengan risiko terpapar.

Hijau adalah risiko paling rendah dan merah adalah yang tertinggi.

Orang-orang berkode hijau dapat masuk dan keluar kawasan permukiman atau gedung perkantoran. Sedangkan orang-orang berkode merah tidak punya kebebasan yang sama.

Teknologi tersebut megharuskan orang memasukkan berbagai informasi pribadi, seperti nama, nomor KTP, alamat lengkap rumah, riwayat perjalanan, dan informasi kesehatan selama 14 hari terakhir. Sistem kemudian secara otomatis menampilkan kode kesehatan yang bersangkutan.

Jika ada perubahan informasi, kode kesehatan juga bisa berubah.

Teknologi tersebut pertama kali dikembangkan pada Februari lalu dengan bantuan Ant Financial, perusahaan saudara Alibaba Group. Teknologi ini digunakan di Hangzhou, Provinsi Zhejiang, sebagaimana dilaporkan sejumlah media China.

Tencent, perusahaan teknologi raksasa lainnya, turut menerapkan sistem “kode kesehatan” melalui layanan pesan WeChat. Perusahaan-perusahaan swasta biasanya menggelar teknologinya dengan menggandeng pemerintah daerah atau pusat.

Juru bicara Ant Financial mengatakan kepada BBC bahwa pemerintah menetapkan standar industri bagi sistem semacam itu dan mengelola kumpulan data melalui teknologi-teknologi “kode kesehatan”—perusahaannya hanya menyediakan akses kepada pengguna.

“Kami tidak menyimpan data terkait kode kesehatan. Sejak mengisi formulir, pengguna memakai layanan yang disediakan pemerintah,” sebut sang juru bicara.

China Mobile, China Unicom, Telecom, dan perusahaan telekomunikasi lainnya telah meluncurkan sistem masing-masing yang menunjukkan apakah ada pengguna yang meninggalkan kota tempat mereka tinggal atau bepergian ke area berisiko tinggi selama 14 hari terakhir.

Pengguna diwajibkan menampilkan informasi tersebut saat mereka berkunjung ke tempat-tempat seperti rumah sakit.

Pemerintah meyakini penggunaan kode kesehatan jelas manfaatnya. Dengan cara ini, data dapat dikumpulkan untuk membantu departemen pencegahan epidemi sekaligus menghindari kontak pribadi dan mengurangi risiko penyebaran.

Namun, dalam praktiknya, standar evaluasi menjadi misteri. Tidak selalu jelas mengapa seorang pengguna diberikan kode merah.

Fan Liang, seorang warga Hangzhou, harus memakai dua kode kesehatan dalam kesehariannya: satu untuk masuk kawasan gedung kantornya dan satu lagi untuk aktivitas umum di Hangzhou.

Istrinya, yang bekerja di Shanghai, punya kode hijau sehingga bisa datang ke Hangzhou untuk mengunjunginya.

Setelah Fan memperbarui profilnya untuk mencatatkan riwayat perjalanan istrinya ke luar negeri, kode kesehatan Fan yang dipakai ke kantor berubah menjadi merah. Namun, kode yang dipakai untuk beraktivitas di Hangzhou tetap hijau.

Akibatnya, Fan tidak bisa masuk gedung kantor tempatnya bekerja selama 14 hari dan harus bekerja dari rumah.

Shang Ning adalah pengguna lainnya yang kesulitan memahami kode kesehatan. Meski dia pernah terpapar virus corona, dia kini telah pulih dan punya catatan sehat selama lebih dari dari 40 hari. Namun, ketika dia memasukkan datanya, dia mendapat kode merah.

“Anda tidak sehat, mohon jangan panik. Hubungi staf wilayah Anda secepat mungkin dan pemerintah akan membuat pengaturan yang layak,” demikian bunyi kode kesehatan yang dia terima.

“Ini benar-benar aneh. Saya sudah sembuh, namun masih dapat kode merah. Ada sesuatu yang salah,” ujarnya kepada BBC Chinese.

Informasi lokasi dan sistem alarm

Di Taiwan, aparat menggunakan sistem yang disebut ‘pagar digital’ untuk memantau keberadaan orang saat menjalani karantina.

Sistem ini, yang dioperasikan pemerintah Taiwan melalui kerja sama telekomunikasi, bisa dengan akurat melacak pergerakan orang-orang menggunakan sinyal ponsel mereka.

Begitu seseorang meninggalkan wilayah karantina, sistem itu akan langsung mengirim peringatan ke yang bersangkutan sekaligus memberitahu polisi dan aparat lain.

Akan tetapi, karena sistem itu melacak sinyal ponsel, seseorang yang dikarantina bisa saja meninggalkan ponselnya di tempat karantina kemudian bepergian. Para petugas mengantisipasi hal ini dengan menelepon dua kali setiap hari untuk memeriksa apakah orang yang menjalani karantina tetap di tempatnya.

Sebelum wabah virus corona melanda, teknologi ini kebanyakan digunakan aparat penegak hukum untuk menyelesaikan kasus kejahatan.

Setelah terjadi wabah Covid-19, aturan hukum Taiwan diubah sehingga pemerintah berwenang memantau sinyal ponsel khalayak.

Menurut laporan media setempat, Taiwan telah memonitor lebih dari 11.000 pengguna ponsel untuk mendapatkan informasi mengenai keberadaan mereka guna menghentikan penyebaran virus.

Pemerintah Taiwan juga bekerja sama dengan perusahaan elektronik HTC dan penyedia perangkat lunak komunikasi LINE. Menggunakan chatbot LINE, orang-orang yang dikarantina dapat melaporkan kondisi kesehatan mereka dan memperoleh informasi mengenai pencegahan epidemi.

Privasi pribadi vs kesehatan masyarakat

Ada berbagai laporan di Hong Kong bahwa sejumlah orang yang dikarantina merusak gelang karantina mereka kemudian bepergian untuk bersenang-senang. Hal ini menunjukkan kelemahan perangkat pemantauan sekaligus menimbulkan pertanyaan mengenai efektivitas teknologi tersebut.

Meski penduduk Hong Kong diancam enam bulan penjara jika melanggar aturan karantina, aparat Hong Kong menemukan puluhan orang tetap meninggalkan rumah mereka. Polisi bahkan menangkap lima orang dan mengirim mereka ke fasilitas karantina resmi untuk menyelesaikan masa karantina.

Di China daratan, penerapan kode kesehatan berjalan tegas dan dalam skala yang sangat besar.

Banyak pengguna media sosial kini khawatir informasi pribadi mereka akan disalahgunakan.

Seorang pengguna melaporkan bahwa setelah kode kesehatannya dipindai saat dia mengunjungi sebuah restoran untuk santap malam, foto KTP-nya otomatis muncul di layar.

“Benar-benar tidak ada privasi,” sebutnya pada laman Weibo.

“Bagi pemerintah, hal terpenting dalam topik ini adalah membangun kepercayaan, kepercayaan antara rakyat dan pemerintah, serta kepercayaan dengan medium layanan,” kata Edith Yeung, seorang mitra di perusahaan pemodalan venture Proof of Capital, kepada BBC Chinese.

“Yang orang-orang benci adalah sesuatu muncul tiba-tiba.”

Dari sistem kredit sosial hingga teknologi pemantauan wajah secara nasional, pendekatan pihak berwenang China dan perusahaan teknologi untuk melindungi privasi sering kali dikritik dan Yeung meyakini penerapan teknologi pencegahan epidemi berskala besar “hanya mungkin terjadi di China”.

“Sebagian besar app di China punya banyak fungsi yang digabungkan. Anda bisa membeli tiket kereta api dengan WeChat dan Alipay, sehingga menambahkan kode kesehatan tampak tidak menjadi masalah. Namun, dari perspektif asing, ini gila dan tidak mungkin.”

Menurutnya, sulit membuat standar proteksi privasi secara universal mengingat budaya, politik, dan kebijakan setiap negara membuat persepsi warga berbeda-beda.

Fan Liang, yang harus bekerja dari rumah selama 14 hari, tidak terlalu khawatir dengan masalah privasi terkait kode kesehatan.

“Ada dua hal terkait hal ini. Pertama, ini untuk mencegah dan mengendalikan epidemi, yang merupakan prioritas utama,” ujar Fan.

“Kedua, ini sama dengan semua kamera CCTV di jalan-jalan dan dengan informasi lokasi yang dibagikan aplikasi-aplikasi. Topik privasi pribadi tidak akan menjadi lebih buruk hanya dengan satu kode hijau.” (msn)

Indovoices

Indovoices

Related Posts

Sinergi Membatasi Ruang Gerak Pelaku Judi Online

Judol dan Pinjol Ilegal, Dua Entitas Pengancam Generasi Muda di Era Digital

by infonesia
6 Juni 2025
0

indovoices.com - Sistem judi online dirancang sedemikian rupa untuk membuat pemain kalah. Korban tidak hanya mengalami kerugian materi, tetapi juga terjebak...

Pak Jokowi, Lihatlah Penderitaan Kami Warga Jatikarya Yang Terdzolimi BPN

by Dahono Prasetyo
30 Desember 2021
0

Seorang warga Jatikarya Bekasi yang merupakan salah satu ahli waris lahan terkena proyek Tol Cibitung-Cimanggis, akhirnya menulis surat kepada Presiden...

Cek Fakta, Uang Pembebasan Tanah Tol Jatikarya Terkatung Katung 4 Tahun

Cek Fakta, Uang Pembebasan Tanah Tol Jatikarya Terkatung Katung 4 Tahun

by Dahono Prasetyo
3 Desember 2021
0

Pembangunan ekonomi yang massive di era pemerintahan Presiden Jokowi patut di apresiasi. Target Indonesia  menjadi 10 besar negara maju pada...

Kepala Dinas Kab Sumedang Diduga Terlibat Mafia Tanah

Kepala Dinas Kab Sumedang Diduga Terlibat Mafia Tanah

by Dahono Prasetyo
22 November 2021
0

Seorang pejabat dinas Kabupaten Sumedang berinisial AS diduga melakukan penipuan kepada sejumlah investor dari Jakarta dan Bandung. Modus yang dilakukannya...

Gugatan Hukum Menyusul Diproses Pasca Konggres GPM

Gugatan Hukum Menyusul Diproses Pasca Konggres GPM

by Dahono Prasetyo
4 November 2021
0

Tanggal 5-7 November Gerakan Pemuda Marhaenis (GPM) melaksanakan hajatan organisasi bertajuk Konggres Persatuan dan Kesatuan Kebangkitan Kaum Marhaenis Indonesia. Agenda...

Panggil Aku Ojing Saja

Panggil Aku Ojing Saja

by Dahono Prasetyo
20 Oktober 2021
1

Terlahir dengan nama Yohanes Suparyanto Raharjo. Jalan hidupnya tergolong penuh aneka warna. Meskipun "warna" menjadi orang kaya materi menjadi satu...

Next Post
Pentingnya Kerja Sama Pemerintah Pusat dan Daerah dalam Penanganan Covid-19

Pentingnya Kerja Sama Pemerintah Pusat dan Daerah dalam Penanganan Covid-19

Please login to join discussion

Recommended

Minta Polri Tangkap Penyebar Isu, KPU Pastikan Berita 7 Kontainer Surat Suara Tercoblos Hoaks

Minta Polri Tangkap Penyebar Isu, KPU Pastikan Berita 7 Kontainer Surat Suara Tercoblos Hoaks

7 tahun ago
Wamenkeu: DJP Harus Pantau Perekonomian di Daerahnya Untuk Kelola APBN

4 Ekspektasi Menkeu untuk Jajarannya: Tingkatkan Kompetensi Hingga Jaga Integritas

5 tahun ago

Popular News

  • 🔍 Tarif AS Tetap 32%, Deregulasi Impor Indonesia Gagal Jadi Alat Tawar?

    🔍 Tarif AS Tetap 32%, Deregulasi Impor Indonesia Gagal Jadi Alat Tawar?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Judol dan Pinjol Ilegal, Dua Entitas Pengancam Generasi Muda di Era Digital

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Is De-Dollarization the End of Dollar Dominance? A Closer Look at the Global Financial Order

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sekolah Rakyat Wujudkan Mimpi Bintang dan Rival

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tol Laut, Jembatan Ekonomi Maritim Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Connect with us

Become Contributor

indovoices.com membuka kesempatan kepada siapapun dengan latar belakang apapun untuk bergabung menjadi kontributor.

Bagi yang ingin bergabung menulis, kirimkan contoh artikelnya ke email redaksi@indovoices.com

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan kunjungi halaman berikut ini.

About Us

indovoices menyajikan berita terbaru politik, ekonomi, bisnis, lifestyle, e-commerce, start-up, finansial, dan entrepreneur yang bersumber dari berbagai situs dan narasumber resmi

Links

Youtube

Newsletter

Masukkan alamat email Anda untuk berlangganan indovoices.com dan menerima pemberitahuan artikel baru melalui email.

Bergabung dengan 1,250 pelanggan lain
  • Beranda
  • Tentang IndoVoices
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
  • Menjadi Penulis
  • Advertising
  • Hubungi Kami

© 2024 indovoices.com

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Redaksi
    • Editorial
    • Analisis
    • Liputan Khusus
    • Event
      • Sumpah Pemuda
  • Umum
  • Internasional
  • Politik
  • Ekonomi
    • Finansial
  • Business
    • Investasi
  • Hukum
    • Kriminal
    • Laporan
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Anti Hoax
  • Lifestyle
    • Entertainment
      • Fiksi
      • Cerpen
      • Puisi
    • Kesehatan
    • Life & Love
    • Traveling
    • Sex Education

© 2024 indovoices.com