Indovoices.com –Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) hanya tinggal menunggu proses izin edar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk produksi massal inovasi antivirus berbasis eucalyptus. Diharapkan tak butuh waktu lama agar manfaat pencegahan penularan covid-19 itu bisa diterima masyarakat.
Kepala Balitbangtan Fadjry Djufry mengatakan bahwa pihaknya telah menginisiasi kerja sama dengan PT Eagle Indo Pharma (Cap Lang) untuk proses produksi massal. Produk yang akan dibuat berbahan dasar eucalyptus ini berupa formula aromatik, ramuan inhaler, ramuan serbuk nanoenkapsulat, dan minyak atsiri eucalyptus citridora.
“Kami siapkan data untuk mendukung syarat yang ada, sehingga tidak ada alasan jadi lama,” kata Fadjry dalam konferensi pers secara virtual.
Fadjry menuturkan pihaknya mendapat dukungan langsung dari Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo agar bisa mempercepat proses produksi. Terlebih, dalam masa darurat covid-19 ini ada prioritas untuk kegiatan terkait penanggulangan wabah.
“Semua jalur bisa ditempuh dalam covid-19 ini, perizinan bisa sebulan dalam kondisi darurat dari yang biasanya enam bulan,” tuturnya.
Produksi massal inovasi antivirus ini, kata Fadjry, sudah dikomunikasikan dengan BPOM dan bisa dilakukan tanpa perlu melakukan uji klinis lantaran bukan vaksin dan obat oral. Sembari memproduksi untuk gelombang awal, kata Fadjry, pihaknya juga tetap akan memenuhi seluruh persyaratan agar klaim eucalyptus sebagai penawar covid-19 bisa dicantumkan pada produk.
“Bertahap saja, kalau klaim belum bisa covid-19 tidak apa-apa, toh sekarang kita sedang uji klinik efektivitas produk ini dan memang perlu waktu beberapa bulan lagi, kami coba bantu teregistrasi cepat sehingga bisa produksi cepat,” paparnya.
Meski tanpa klaim, ia memastikan bahwa produk yang dikolaborasikan dengan Cap Lang merupakan formula senyawa aktif berupa 1,8-cineole (eucalyptol) yang telah disimpulkan para ahli virus Balitbangtan mampu bereaksi untuk membunuh covid-19. Langkah ini dilakukan agar bisa memangkas waktu proses perizinan dalam kondisi darurat wabah.
“Sudah ada solusi, kerja sama bisa gunakan kalau ada logo Kementan di situ, itu produk yang sama yakni informasi yang sudah disampaikan ke publik meskipun kita belum klaim,” paparnya.
Semantara itu, CEO Cap Lang Susanti Halim menuturkan bahwa pihaknya bisa memproduksi massal prototipe produk inovasi eucalyptus yang sebelumnya dibuat Balitbangtan. Bahkan, beberapa produk yang telah beredar di pasaran juga memiliki kandungan antivirus.
“Kayu putih kami sudah punya eucalyptus berkolaborasi dengan lavender dan green tea. Uji kami juga sudah ke 1,8-cineole dan percaya bisa bantu penanggulangan covid-19,” kata Susanti.(msn)