Indovoices.com –Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan belum memutuskan akan menghentikan PSBB di tahap ketiga dan memasuki new normal atau kembali memperpanjang PSBB.
Anggota DPRD DKI Fraksi PDIP Gilbert Simanjuntak, menilai akan sangat sulit bagi Jakarta untuk kembali memperpanjang PSBB. Namun, Pemprov DKI Jakarta juga tak bisa asal masuk ke tahap new normal.
Menurutnya, perlu ada kajian kriteria untuk memasuki masa pelonggaran setelah hampir 2 bulan menjalani PSBB. Tak hanya dari sisi kesehatan, tapi juga dari kemampuan rakyat bertahap di tengah pembatasan.
“Kita tidak pernah tahu kita siap apa tidak, jadi dibuat kriteria. Nyatanya Korea juga yang sudah sebulan Rt hampir nol bisa naik lagi. Jelang Lebaran kemari (sampai sekarang), terlalu cepat. Efeknya paling 2-3 minggu setelah tanggal 23 Mei,” kata Gilbert saat dihubungi.
“Kriteria untuk masuk pelonggaran. Selain faktor kesehatan, faktor lain juga dihitung terutama kemampuan masyarakat bertahan (resilience),” lanjut anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta itu.
Menurutnya, saat ini kemampuan masyarakat untuk bertahan dari segi ekonomi akan sangat sulit jika PSBB dilanjutkan. Terutama bagi mereka yang hidup dari penghasilan harian.
“Jakarta akan semakin terpuruk kalau PSBB diperpanjang. Masyarakat dengan penghasilan harian paling sulit untuk bertahan kalau diperpanjang, karena tabungan mereka juga tidak banyak. Penghasilan sehari itu yang dimakan. Makanya mereka paling terdampak,” kata dia.
Selain itu, kemampuan APBD DKI juga perlu masuk dalam kriteria kajian jika PSBB diperpanjang. Dia menilai, saat ini APBD DKI sudah tak mampu menanggung lebih lama kebutuhan provinsi tanpa ada pemasukan apa pun.
“Kemampuan APBD juga masukkan dan lainnya. Ini akan membuat masalah lebih kompleks, tapi semua faktor diperhitungkan. APBD jelas tidak mampu, dampaknya sudah bisa diukur,” tuturnya.
PSBB di Jakarta tahap 3 ini berlangsung hingga 4 Juni 2020. Anies berharap PSBB ini menjadi fase terakhir menuju new normal.
Namun, tantangan besar sudah menanti. Jelang lebaran, banyak warga yang justru keluar rumah dan berkerumun seperti di pasar. Hal ini sangat mengkhawatirkan dan dapat penyebaran virus corona kembali meningkat.
Sedangkan, untuk dapat menerapkan new normal, satu daerah harus menunjukkan angka Effective Reproduction Number (Rt) di bawah 1. Sedangkan, DKI masih belum bisa mempertahankan angka Rt secara konsisten di bawah 1.(msn)