Indovoices.com-Korban tewas pasien terjangkit virus korona di Italia terus bertambah. Berdasarkan catatan Badan Otoritas Perlindungan Sipil Italia angka kematian mencapai 107 orang.
Dengan melonjaknya angka kematian itu, Pemerintah Italia memutuskan menutup semua sekolah dan universitas mengantisipasi penyebaran virus lebih meluas. Italia menjadi negara dengan angka kematian terbanyak akibat virus korona di luar Tiongkok.
Badan Otorotas Perlindungan Sipil Italia mencatat Selasa, 3 Maret kemarin angka kematian melonjak tajam hanya dalam sehari. Jumlah korban tewas di hari itu mencapai 27 orang seperti dilansir euronews.com.
Otoritas kesehatan Italia sedang mempertimbangkan untuk mendirikan zona merah karantina baru untuk mencoba menahan wabah virus korona covid-19 itu. Italia menjadi negara Eropa yang paling parah dilanda wabah ini, setelah korban tewas dan jumlah kasus melonjak.
“Dua puluh tujuh orang meninggal karena penyakit menular yang sangat menular di Italia selama 24 jam terakhir, menjadikan jumlah total kematian menjadi 79,” sebut Badan Perlindungan Sipil Italia.
Peningkatan kematian di Italia adalah yang terbesar sejak wabah muncul 12 hari lalu di daerah utara seperti Lombardy dan Veneto.
Wabah ini tetap berpusat di utara, dengan Lombardy yang paling parah terkena, tetapi sejak itu menyebar ke selatan dan infeksi sekarang telah dikonfirmasi di semua kecuali satu dari 20 wilayah Italia.
Tak lama setelah penularan pertama kali terungkap pada 20 Februari, pemerintah memberlakukan karantina di dua daerah – satu mencakup 10 kota Lombardy di tenggara Milan, dan satu lagi, zona merah kecil di wilayah Veneto di timur.
Penduduk diblokir di dalam kota yang terkena dampak dan polisi mencegah orang luar masuk. Jumlah kasus naik menjadi 2.502 dari 2.036 pada Senin.
Salah seorang yang tewas berusia 55 tahun, dia pasien termuda sejauh ini meninggal karena virus korona di Italia. Korban lainnya adalah seorang dokter berusia 61 tahun yang tidak diketahui memiliki masalah kesehatan yang mendasarinya, tidak seperti kebanyakan korban sebelumnya.
“Tidak ada dari kita yang bisa yakin tentang evolusi penyakit di masa depan. Ini adalah minggu yang penting untuk memahami apa yang akan terjadi,” ucap kepala Badan Perlindungan Sipil Angelo Borrelli.
Konsentrasi tinggi kasus-kasus baru telah muncul di sekitar kota Bergamo, timur laut dari ibukota keuangan Milan. Kepala Institut Kesehatan Nasional mengatakan kepada wartawan sebuah zona merah baru mungkin dikenakan di sana untuk mencoba membendung kenaikan.
Di antara kasus-kasus baru yang diumumkan pada Selasa adalah dua hakim yang bekerja di ruang sidang Milan dan seorang bayi yang baru lahir di Bergamo. Tidak jelas bagaimana anak itu tertular virus korona. (msn)