Indovoices.com- Anggaran bagi pembangunan infrastruktur dan utilitas di 5 destinasi super prioritas yakni Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang senilai Rp 9,35 triliun. Program tersebut akan diselesaikan pada 2020.
Sementara, program dan kegiatan lintas kementerian/lembaga untuk pengembanganlunsur 3A (atraksi, amenitas, dan aksesibilitas) akan ditingkatkan secara terintegrasi. Demikian hasil kesimpulan dan tindak lanjut dari Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pariwisata III 2019 di Swissotel Jakarta PIK Avenue, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.
Dalam kesimpulan tersebut disebutkan dukungan dana pembangunan infrastruktur di 5 destinasi pariwisata super prioritas (DSP) sebesar Rp 9,35 triliun dialokasikan dari anggaran lintas kementerian/lembaga (K/L) untuk tahun anggaran 2020.
Sejumlah program kegiatan antara lain peningkatan kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia (SDM) pariwisata, pemberdayaan masyarakat, dan daya saing industri pariwisata di 5 DSP tetap dilanjutkan dan ditingkatkan secara terpadu.
Selain itu program kegiatan pengembangan pemasaran dan promosi di 5 DSP juga tetap dilanjutkan dan ditingkatkan secara terintegrasi.
Sementara itu sebagai tindak lanjut dari hasil Rakornaspar tersebut akan dilaksanakan rapat koordinasi lintas kementerian/lembaga untuk memastikan rencana aksi kegiatan dan penganggaran masing-masing dalam mendukung pengembangan 5 DSP.
Selain itu dibentuk tim monitoring dan evaluasi terpadu lintas kementerian/lembaga untuk memastikan pembangunan infrastruktur dan utilitas dasar pariwisata di 5 DSP dilakukan oleh seluruh pihak (lintas sektor), kemudian perkembangan pelaksanaannya secara periodik per 3 bulan akan dilaporkan kepada Presiden Joko Widodo.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengapresiasi pelaksanaan Rakornas Pariwisata III 2019 yang berlangsung selama dua hari (10-11/9/2019). Acara ini dihadiri perwakilan dari seluruh kementerian/lembaga terkait serta para kepala daerah (gubernur dan bupati) dari 5 DSP.
Rapat menghasilkan rumusan kesimpulan dan tindak lanjut untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur dan utilitas serta program pendukungan pada tahun depan.
Menpar Arief Yahya menyatakan, pengintegrasian dukungan kementerian/lembaga dalam pengembangan DSP termasuk peningkatan daya saing SDM, masyarakat dan industri pariwisata menjadi fokus bahasan dalam rakornaspar.
Menpar Arief Yahya menjelaskan, Kemenpar bersama berbagai instansi terkait mulai menjalankan instruksi presiden terkait pengembangan 5 DSP di antaranya di Danau Toba telah dibangun The Kaldera Toba Nomadic Escape di atas lahan Zona Otorita Kabupaten Toba Samosir.
Kawasan itu akan diresmikan peletakan batu pertamanya (groundbreaking) pada 10 Oktober 2019.
Sementara di DSP Borobudur, pemerintah telah membangun Yogyakarta International Airport (YIA) di Kulon Progo. Hingga Oktober 2019 bandara ini telah melayani 66 penerbangan dengan kapasitas bandara mencapai 3 juta penumpang.
Kemudian di Mandalika, proses pengukuran topografi dan konstruksi untuk pembangunan Sirkuit MotoGP akan dimulai pada Oktober 2019 dan ditargetkan selesai pada 2020.
Sementara di Labuan Bajo, proses pembangunan saat ini telah mencapai tahap finalisasi pembangunan hotel, marina, area komersial, dan pelabuhan feri.
Pada Oktober 2019 pemerintah menargetkan percepatan penetapan Peraturan Pemerintah (PP) perihal KEK Pariwisata Likupang yang telah disepakati pada rapat kabinet pada 27 Agustus 2019.
Menpar Arief Yahya mengatakan, Presiden Joko Widodo menginginkan pembangunan infrastruktur di kawasan DSP dipercepat sehingga bisa dipromosikan pada 2020.
Untuk mencapai target tersebut, pemerintah telah menganggarkan Rp6,5 triliun untuk 4 destinasi super prioritas dengan rincian; Danau Toba Rp2,2 triliun, Borobudur Rp2,1 triliun, Labuan Bajo Rp6,3 triliun, dan Mandalika Rp 1,9 triliun.
Pengembangan kawasan DSP juga membutuhkan komitmen para kepala daerah untuk mempercepat pembangunan dan mendukung tercapainya target pemerintah dalam menumbuhkan sektor pariwisata dan devisa negara.
Untuk pembangunan wilayah Danau Toba, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi menyampaikan salah fokus pembangunan Sumut yaitu menyangkut sektor pariwisata.
Sementara itu, data wisatawan per Januari-Juli 2019 menunjukkan kunjungan wisman ke Sumut mencapai 137 ribu, pada 2018 mencapai 231 ribu wisman, dengan wisman terbanyak berasal dari Malaysia, Singapura, Tiongkok, Jerman, dan Australia.
“Yang akan kami lakukan adalah branding Sumut sebagai destinasi wisata, penyelenggaraan event bertaraf internasional, peningkatan wisata melalui mapping kebutuhan wisatawan, dan menyediakan aplikasi digital untuk mempermudah aktivitas wisata pengunjung,” jelasnya.
Kepala daerah lain yang juga fokus terhadap pengembangan DSP yakni Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Ia menjelaskan 4 kawasan strategis Jawa Tengah yang sedang dikembangkan meliputi Borobudur, Karimunjawa, Sangiran, dan Dataran Tinggi Dieng.
“Tugas provinsi yaitu melakukan penetapan lokasi dan menciptakan event yang lebih banyak lagi. Beberapa di antaranya adalah Borobudur Marathon dengan target menjadi Marathon terbaik di Indonesia, Solo International Performing Art (SIPA), Dieng Cultural Festival, Festival Payung, dan Solo Batik Carnival,” ujarnya.
Selanjutnya, Asisten Perekonomian dan Pembangunan D.I. Yogyakarta Trisaktiyana menjelaskan dukungan pemerintah DIY terhadap kemajuan pariwisata, salah satunya dengan melakukan pembangunan Yogyakarta International Airport (YIA) di perbatasan Purworejo, Jawa Tengah (Jateng). Hal ini dilakukan agar efek pembangunan bandara bisa terbagi dua bagi Jateng dan Yogyakarta.
“Kami juga sudah membuat akses jalan Temon-Borobudur, akses jalan Prambanan-Gading, dan jalan lintas Selatan,” paparnya.
Lebih lanjut, Trisaktiyana pun menjelaskan beberapa tugas lagi yang masih harus dilakukan, antara lain mengenai ketersediaan air bersih yang lebih banyak serta pembangunan dalam sistem kebersihan kota. “Untuk segi kebersihan, Pemda sudah membangun TPA Piyungan Bantul yang lebih modern,” jelasnya.
Menambahkan komitmen Kepala Daerah, Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Sitti Rohmi Djalilah menyampaikan untuk pengembangan wisata Lombok, Pemda setempat menetapkan target desa wisata sebanyak 99 desa pada 2023.
Saat ini, Desa Wisata jumlahnya masih jauh di bawah itu, untuk itu Pemda akan mendorong pembangunan desa wisata lain sehingga target tersebut dapat tercapai.
“Jenisnya bermacam-macam, antara lain desa wisata yang mengedepankan alam, budaya, dan lain-lain. Selain itu, Pemda juga menyiapkan Gili Meno sebagai daerah wisata keluarga,” paparnya.
Selanjutnya, Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey mengatakan pihaknya optimistis dengan peningkatan jumlah wisman ke Sulut. Sama seperti daerah lain, Sulut pun terus melakukan perbaikan pada sejumlah aspek yang dapat mendukung peningkatan jumlah wisatawan, seperti memperbanyak penyelenggaraan event tahunan, serta mendorong penambahan ketersediaan fasilitas penginapan dan kemudahan akses wisata.
“Jumlah wisman yang datang ke Sulut pada 2018 yakni 127.879 wisman, sementara hingga Juli 2019 sudah ada 100.000 wisman yang berkunjung. Bila melihat angka ini, kami optimistis, jumlah wisatawan yang datang ke Sulut akan lebih banyak dari tahun kemarin,” ujarnya.
Mengenai pertumbuhan pariwisata, Kepala Dinas Pariwisata NTT Wayan Darmawa menyampaikan bahwa pertumbuhan pariwisata di NTT dalam beberapa tahun terakhir sangat pesat. Daya tarik alam dan budayanya mampu menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke sana. Tercatat pertumbuhan perekonomian di NTT mencapai 6,3 persen.
“Hal ini membuktikan bahwa pariwisata berkontribusi terhadap pergerakan perekonomian di NTT. Angka pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen merupakan hal yang sangat baik. Hal ini akan terus kami tingkatkan,” sambungnya. (jpp)