Ya itulah faktanya, Tidak ada seorangpun Manusia yang mencintai Prabowo. Kenapa begitu? Ya karena sifatnya yang tidak welas asih, dia tidak pernah menganggap bahwa Manusia itu ada, ke Binatang ? ya bisa jadi, karena dia begitu sangat perduli sama Kudanya dan Kucingnya, si Bobby (entahlah kenapa dia kasih nama kucingnya seperti nama manusia ketimbang Puss ataupun Meong, hanya dia dan Tuhan yang tahu)
Watak Prabowo tidak pernah bisa diubah, mungkin itu juga alasan kenapa Titik Soeharto meninggalkannya, bisa iya bisa tidak, tapi sifat pemarah jelas bisa terkonfirmasi.
Ini dapat dibuktikan Video Prabowo memukuli anak buahnya sudah viral. Nampaknya kubu Prabowo panik dan ketakutan dengan opini publik yang menyimpulkan bahwa Prabowo adalah sosok pemarah, pemukul dan tempramen. Walaupun BPN bilang kemarahan Prabowo untuk membela ibu ibu yang teraniaya karena didorong dorong tetap saja memukul adalah memukul, jadi tidak benar juga jika Dahnil Simanjuntak berkata bahwa Pemukulan yang dilakukan Prabowo ke rakyat itu adalah Hoax karena Prabowo membela rakyat, ya itu tidak benar juga, karena bapak yang dipukul Prabowo entah dia pendukung, entah dia bodyguard, entah dia polisi, entah dia rakyat biasa, dia tetap bagian dari Rakyat dan bagian dari manusia, jadi itu bukan hoax jika Netizen teriak ini pemimpin temperamental dan tidak layak dipilih, kecuali jika yang dipukul Prabowo itu Alien atau Cyborg, ya betul, itu hoax jika disebutkan sebagai berita Hoax jika Prabowo memukul rakyat.
Sikap tempramen Prabowo sejatinya tak bisa disembunyikan. Sama seperti sifat sok kuasa dan suka mencaci orang lain yang dianggap lebih rendah darinya. Nampaknya itu sudah bawaan lahir. Maka tak ada yang bisa kita lakukan selain beristighfar melihat kelakuan negatif Prabowo. Mulai dari ngejekin tukang ojek, orang Boyolali, hingga marah-marahin wartawan atau pendukungnya sendiri.
Hal ini yang seringkali menjadi debatan diantara kawan kawanku yang berkata bahwa pendukung Prabowo itu cukup banyak dan komentarku cuman 1, mereka tidak Sayang Prabowo, tetapi mereka sayang kepentingan.
Sekretaris Umum HTI, Ismail Yusanto menyodorkan akta notaris dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia tahun 2014 tentang legalitas organisasi yang berdiri pada 1983 itu. “Ini anggaran dasar dan rumah tangga kami,” katanya kepada Tempo, Rabu pekan lalu. “Lihat, ada Pancasilanya.”
Tanggapannya terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Ismail mengatakan, “NKRI bukan negara Islam. Kalau bukan Islam, akan diubah menjadi Islam. Itu ajaran HTI. Kami punya cita-cita mewujudkan pemerintahan Islam. Seperti kaum LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender) yang mengangankan Indonesia melegalkan mereka,” kata dia.
Ia kemudian menjabarkan mengenai gagasan khilafah yang sedari awal diusung HTI. “Khilafah itu artinya negara Islam. Repotnya, ada stigma buruk pada terminologi negara Islam. Kami memilih menggunakan khilafah. Padahal sama. Kalau boleh ada negara kapitalis dan sosialis, kenapa tidak boleh ada negara Islam?,” ujarnya.
Menurut Ismail, khilafah tersebut gagasan, ide, tentang bagaimana syariat Islam tegak. “Tugas Hizbut Tahrir Indonesia atau HTI menyebarkan gagasan itu. Jika masyarakat atau umat menerima gagasan ini, terserah mereka ingin membentuk khilafah seperti apa,” katanya.
Mereka tertolak di Indonesia tetapi diterima oleh Prabowo, sehingga jelas, mereka yang mendukung Prabowo bukan karena mencintai Prabowo, tetapi karena mereka ingin membangun Khilafah Indonesia atau dengan nama kerennya NKRI Syariat, entahlah apa metodenya apakah semua rakyat akan dimuslimkan atau yang non muslim akan diburu dan diusir. Tidak ingin memikirkan hal ini karena tidak ingin terjadi, kenapa? Karena kita Bhinneka Tunggal Ika sejak lama.
Temanku kembali berdebat “Sekarang ada loh banyak orang Tionghoa Non Muslim yang mendukung Prabowo, berarti Prabowo ada dong pendukungnya?” Ini argumenku.
Menurut CNBC Indonesia, Saham PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) langsung melesat pada sesi awal perdagangan. Hingga berita ini diturunkan, harga saham SRTG naik hingga 2,96% ke level Rp 3.820/saham. Kenaikan harga saham SRTG diikuti dengan volume transaksi yang tinggi yakni sebanyak 60.200 unit, sudah jauh di atas rata-rata volume transaksi harian yang sebanyak 27,839 unit. Kenaikan harga saham SRTG disinyalir merupakan dampak dari majunya salah satu pemilik perusahaan yakni Sandiaga Uno dalam kontestasi pilpres 2019 sebagai calon wakil presiden, mendampingi Prabowo Subianto yang akan mencoba peruntungannya kembali dalam menjadi orang nomor 1 di tanah air.
SRTG sendiri merupakan investment holding company yang memiliki fokus pada 3 sektor: konsumsi, infrastruktur, dan sumber daya alam. Beberapa portfolio perusahaan yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah: PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Provident Agro Tbk (PALM), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA), dan PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX).
Data itu baru sebatas SU naik menjadi Cawapres Prabowo, belum resmi jadi Wapres. Jadi orang Tionghoa dan orang Non Muslim ataupun Muslim Moderat yang mendukung Prabowo sekali lagi bukan karena menyayangi Prabowo, tetapi karena mereka mencintai Laju kenaikan Saham Index mereka di Pasar Saham. Mereka akan terdaftar menjadi Bilyuner baru begitu saham mereka naik gila gilaan, jadi yang mereka cintai adalah Saham Index, bukan Prabowo.
“ASN banyak juga yang mendukung Prabowo, berarti mereka mencintai Prabowo?”
ini argumenku sekali lagi
Menurut pengamat politik LIPI Wasisto Raharjo Jati menilai, lemahnya Kalangan pegawai negeri atau Aparatur Sipil Negara beserta perangkat Desa pada Jokowi-Ma’ruf, kemungkinan disebabkan oleh dua hal. Pertama karena ASN tergiur dengan rencana kenaikan gaji yang dijanjikan Prabowo-Sandi jika menang Pilpres mendatang.“Saya pikir kemungkinan ada dua penyebab, pertama Prabowo-Sandi yang ingin menaikkan gaji ASN berkali-lipat,” tutur Wasisto kepada Tagar News, Jumat (1/2). Kedua, pada pemerintahan Jokowi aturan birokrasi serba transparan. Otomatis, ASN sulit mencari celah untuk melakukan penyimpangan anggaran atau korupsi.
Ini menjadi bukti ketiga bahwa ASN memilih Prabowo bukan karena cinta Prabowo tetapi karena mereka sayang sama Gaji dan mereka puas mereka bisa korupsi dan mengambil uang jatah rakyat untuk mereka pribadi dengan sesuka hati karena Pintu korupsi akan terbuka sangat lebar jika Prabowo Sandi menang dibandingkan Jokowi Maruf menang.
Kalau CEO dan Staff PT Chevron Pacific Indonesia dan Freeport jelas lah agak agak gimana sama Pak Jokowi karena saham mayoritas mereka sekarang dinasionalkan dan untuk Chevron malah dihibahkan khusus buat PERTAMINA. Cuman saya tahu karyawannya masih banyak yang memilih Jokowi ketimbang Prabowo.
Jadi ini menutup kesimpulan tidak ada seorangpun yang mencintai Prabowo, karena mereka yang mendukung punya alasannya masing masing, bahkan ada juga yang beralasan karena sakit hati dikeluarkan dari tim Jokowi karena ketidakbecusannya bekerja untuk rakyat. Masyarakat pasti tahu lah mereka ini siapa saja.
Seperti kata BPN saat Prabowo buka baju, bahwa itu bukan Settingan dan itu Otentik, ya itu otentik, karena Prabowo menginginkan rakyat benar benar mencintainya karena dia tidak tahu mesti apa lagi, dia membuka bajunya berharap setidaknya rakyat bisa mencintai tubuhnya, tetapi sayang Prabowo bukanlah Jonathan Christie, yang tubuh telanjangnya membuat kaum hawa menjadi menelan ludah. Lipatan lemak Prabowo ditambah watak temperamennya walaupun sudah dibalut kata kata pendukung yang pura pura demi suatu kepentinganpun tidak akan membuat Rakyat yang melihatnya tidak akan menjadi takjub malah akan menjadi mual dan geleng geleng kepala, kecuali yang ada kepentingan itu.