Adik sekaligus pengacara Basuki Tjahaya Purnama (BTP), Fifi Lety Tjahaja Purnama memastikan BTP bisa bebas murni pada 24 Januari 2019. Kepastian ini diberikan lantaran pria yang ingin dipanggil BTP ini telah mendapatkan pemotongan masa hukuman dua bulan pada HUT ke-73 Republik Indonesia yang baru lewat.
Hal ini disampaikan oleh Fifi melalui akun instagramnya pada hari Jumat 17 Agustus 2018 yang lalu.
“Jadi karena vonis pak Ahok 2 tahun, tanggal masuk 9 Mei 2017, maka tanggal bebas murni 24 Januari 2019,”
Nah pertanyaan selanjutnya, apakah Ahok akan melanjutkan karir politiknya? Bila ya, ke partai mana Ahok akan berlabuh?
Beberapa partai sudah menyatakan minatnya untuk menampung Ahok, diantaranya yang sudah terkonfirmasi adalah PKS dan PDIP.
PKS pernah mengemukakan siap menerima Ahok bila ingin menjadi kadernya, walaupun menggunakan embel-embel “kalau sudah bertobat”, hahaha.
Maaf, saya tertawa karena merasa lucu saja dengan perkataan yang tidak tahu malu tersebut. Harusnya kata bertobat lebih cocok untuk mereka yang menghalalkan ayat dan mayat untuk menjegal Ahok pada pilkada yang lalu.
Sedangkan kabar mengenai PDIP yang berminat menerima Ahok menjadi kadernya berawal dari saran Ahok kepada salah satu stafnya untuk maju sebagai calon legislatif (caleg) di Pileg 2019 dari PDI Perjuangan (PDIP).
Ima Mahdiah, staff yang disuruh Ahok untuk bergabung ke partai berlambang banteng moncong putih itu, mengaku sempat membahas hal ini dengan Ahok.
“Saya sih sempat bercanda, ‘Bapak nyuruh saya, Bapak juga harus masuk (PDIP) dong,’. Bercandaan aja sih,” ujar Ima, 1 September 2018.
Dan yang patut untuk diketahui, sambung Ima, hubungan Ahok dengan sang Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri layaknya orang tua dan anak. “Bapak (Ahok) sangat menghormati Ibu Mega, mungkin kayak ibunya sendiri,” tandasnya.
Meskipun beberapa tokoh seperti Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan dan mantan Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat sempat menyatakan bahwa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bakal mendukung pasangan Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma’ruf Amin pada Pilpres 2019. Sayangmya hingga kini Ahok belum menyatakan secara jelas beliau akan mendukung siapa.
Namun demikian, kita dapat menduga beliau akan mendukung siapa, dari pernyataan yang disampaikan oleh Ima. “Kalau Bapak selalu sampaikan ke kita, a friend is always loyal. Kalau dari kita tim BTP sendiri, kita support Pak Jokowi,” ujar Ima.
Mengetahui hal itu, PDIP pun berencana menawarkan mantan Gubernur DKI Jakarta itu untuk menjadi kader PDIP setelah bebas dari penjara.
“Ya itu sudah pasti (ditawarkan masuk partai), tapi segala sesuatu keputusannya tergantung sama Pak Ahok. Artinya Pak Ahok insan politik juga,” kata Wakil Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI, Pantas Nainggolan, Senin 3 September 2018.
Selain PKS dan PDIP, sebenarnya ada satu partai lagi yang saya perkirakan akan menerima Ahok dengan tangan terbuka, yakni PSI.
Bagi saya, ketersediaan partai-partai tersebut untuk menerima Ahok sebagai kadernya menunjukkan bahwa nama Ahok masih merupakan magnet yang cukup kuat berkat sepak terjangnya yang fenomenal selama menjabat sebagai Gubernur DKI. Partai-partai tersebut juga tentu menyadari bila Ahok hanya menjadi korban politik, karena bila benar-benar menista agama, tentu tidak ada partai yang mau menampungnya.
Namun tentu saja semua itu tergantung keputusan Ahok sendiri selepas bebas murni kelak. Saya pribadi tidak permasalahkan Ahok masuk ke partai mana, mau PDIP atau PSI, tetap saya dukung. Asal jangan masuk ke PSK yang kredibilitasnya meragukan.
Tidak layak rasanya orang seprofesional Ahok masuk ke partai yang mengaku partai dakwah tapi menghalalkan segala cara untuk mencapai ambisinya dan patut diduga hampir bangkrut. Hal ini mengingat salah satu petinggi partainya bahkan tidak berani makan telur ceplok sangkin kere-nya. Jangan sampai Ahok masuk ke partai itu, lantas bangkrut beneran. Lagi-lagi Ahok yang dijadikan kambing hitam dengan tuduhan penistaan partai. Bagaimana menurut Anda?
Trailer Ahok Gabung PDIP Setelah Bebas Tahun Depan
https://youtu.be/HOYBhE0uo5Q