Indovoices.com-Dunia medis Tanah Air kembali kehilangan anggota terbaiknya saat melawan pandemi virus corona Covid-19.
Dokter Berkatnu Indrawan Janguk yang selama ini bertugas di IGD RSUD dr. Shoewandie meninggal dunia pada Senin (27/4/2020) malam sekitar pukul 17.45 WIB.
Kabag Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara menjelaskan almarhum sebelumnya memiliki riwayat penyakit jantung dan asma. Tiga pekan lalu, Indra, sapaannya, sempat melakukan tes swab di RSUD Soewandhie dan hasilnya dinyatakan positif Covid-19.
Meski demikian, lanjut dia, almarhum melakukan tes swab kembali sebanyak tiga kali dan hasilnya dinyatakan negatif Covid-19.
“Beberapa hari terakhir kondisinya sehat. Tapi kemudian terjadi pembengkakan jantung sehingga dirawat di RSUD Showandhie dan meninggal dunia pada Senin malam ini sekitar pukul 17.45 WIB ini,” ujar dia.
Febria mengatakan dr Indra sebelum berpulang adalah dokter yang menangani pasien Covid-19 asal Pemalang. Namun karena pasien tersebut tidak mengaku kalau positif virus corona, akhirnya almarhum ikut terpapar.
Sebanyak 25 dokter meninggal
Hingga saat ini, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengonfirmasi telah kehilangan 25 anggotanya akibat pandemi virus corona Covid-19 yang masih berlangsung.
Hal itu disampaikan oleh anggota Bidang Kesekretariatan, Protokoler, dan Public Relations Pengurus Besar (PB) IDI, Dr. Halik Malik, M.KM.
“Informasi yang diterima PB IDI setidaknya ada 25 dokter yang dikabarkan meninggal karena positif Covid-19 dan PDP Covid,” kata Halik saat dihubungi Selasa (28/4/2020) siang.
Ke-25 dokter tersebut adalah sebagai berikut:
1. Prof. Dr. dr. Iwan Dwi Prahasto
2. Prof. Dr. dr. Bambang Sutrisna
3. dr. Bartholomeus Bayu Satrio
4. dr. Exsenveny Lalopua, M.Kes
5. dr. Hadio Ali K. Sp.S
6. dr. Djoko Judodjoko, Sp.B
7. dr. Adi Mirsa Putra, Sp.THT-KL
8. dr. Laurentius Panggabean, Sp.KJ
9. dr. Ucok Martin, Sp.P
10. dr. Efrizal Syamsudin, MM
11. dr. Ratih Purwarini, MSi
12. Laksma (Purn) dr. Jeanne PMR Winaktu, SpBS
13. Prof. Dr. dr. Nasrin Kodim, MPH
14. Dr. Bernadetta SpTHT
15. Dr. dr. Lukman Shebubakar, Sp.OT (K)
16. dr. Ketty
17. dr. Heru S.
18. dr. Wahyu Hidayat, SpTHT
19. dr. Naek L. Tobing,SpKJ
20. dr. Karnely Herlena
21. dr. Soekotjo Soerodiwirio, SpRad
22. dr. Sudadi, MKK, SpOK
23. Prof. Dr. H. Hasan Zain, Sp.P
24. dr. Mikhael Robert Marampe
25. dr. Berkatnu Indrawan Janguk
Ke-25 dokter tersebut datang dari kalangan usia yang cukup beragam, dari tua hingga muda. Bahkan dua kasus kematian terakhir yang terjadi menimpa dokter berusia muda, yakni dr. Mikhael Robert Marampe dan dr. Berkatnu Indrawan Janguk.
“Dua dokter yang terakhir itu usianya masih sangat muda, usianya masih 28 tahun,” ujar Halik.
Halik menyebut, dari 25 dokter yang meninggal terkait virus corona tersebut, ada yang sudah dipastikan terkena covid-19, namun ada juga sebagian yang lain masih diduga terpapar virus corona.
Bentuk tim khusus
Untuk mengetahui kepastiannya, IDI memiliki tim khusus yang akan menelusuri kasus kematian yang terjadi pada anggota-anggotanya.
“PB IDI sudah membentuk tim audit untuk menelusuri secara lengkap kematian dokter terkait Covid-19. IDI di tingkat wilayah/cabang ikut menelusuri riwayat sakit sejawat yang meninggal,” jelas dia.
Namun demikian, hingga saat ini Halik belum bisa membagikan hasil atau fakta yang ditemukan oleh tim audit di lapangan terkait kematian-kematian para dokter.
“Masih proses,” jawab Halik.
Untuk menghentikan korban jiwa yang terus berjatuhan akibat pandemi Covid-19, semua dari kita diimbau untuk menaati aturan dan protokol kesehatan yang diberlakukan.
Jangan beraktivitas di luar rumah, kecuali terpaksa. Jaga jarak aman dengan orang lain, sering mencuci tangan dengan sabun, makan-makanan yang sehat, dan berjemur ketika pagi agar imun tubuh terbangun. (msn)