Indovoices.com- Duta Besar (Dubes) Republik Indonesia Untuk Korea Selatan (Korsel) Umar Hadi mengemukakan, kinerja perdagangan Indonesia dengan Korea Selatan dalam 5 (lima) tahun terakhir terus meningkat.
“Angka terakhir tahun 2018 adalah sudah mencapai totalnya 20 miliar dollar AS, ekspor kita sekitar 11 miliar dollar AS, impor kita sekitar 9 miliar dollar AS,” ungkap Umar saat mendampingi Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi melakukan media briefing di Lotte Hotel, Busan, Korsel.
Jadi, menurut Dubes Umar Hadi, kinerja perdagangan RI-Korsel itu produktif karena jenis-jenis komoditi yang diperdagangkan juga complementary. Namun, tantangannya adalah bagaimana terus meningkatkan ekspor produk-produk manufaktur dari Indonesia dan Korea Selatan.
“Ini kelihatan potensi yang besar-besar itu, seperti produk-produk kayu lalu produk makanan, minuman olahan, terus produk-produk olahan dari seafood termasuk itu, juga tentunya komponen otomotif juga saya lihat cukup besar dan seterusnya, serta alat-alat electrical, seperti itu. Jadi, kelihatan sekali banyak peluang yang bisa kita kerjakan,” jelas Umar.
Sementara di bidang investasi, menurut Menlu, investor Korea Selatan di Indonesia nomor 6 terbesar untuk tahun lalu mencapai 1,6 miliar dollar AS. “Dia kan banyak di manufaktur,” ujarnya.
Dubes menambahkan, secara tradisional perusahaan-perusahaan menengah Korea itu Investasi di Indonesia di tekstil, garmen, sama sepatu. “Kalau kita perhatikan di Karawang, Purwakarta, Kabupaten Bandung. Itu garmennya Korea. Itu ekspor. Itu sekarang mulai beralih ke daerah Jawa Tengah sudah masuk Tegal, Kendal, Semarang,” ungkapnya.
Selain itu, menurut Dubes Umar Hadi, investasi Korsel sekarang juga mulai masuk yang industri-industri besar seperti misalnya Industri Petrokimia, seperti Lotte Chemical itu di Cilegon.
“Tahun lalu sudah groundbreaking bulan desember tahun lalu. Itu nilai investasinya itu 4,3 miliar dollar AS. Lalu dari situ industri turunannya di bidang Peteokimia itu sudah mulai masuk. Jadi yang ada produknya ABS itu jadi kita lihat itu peluangnya sangat besar,” jelas Umar Hadi.
Sementara, kalau infrastruktur, menurut Dubes, khususnya di Pembangkit listrik banyak di Jawa Timur, Cirebon, Jawa Barat juga ada.
Mengenai tenaga kerja, Menlu Retno Marsudi mengemukakan, jumlah tenaga kerja Indonesia yang bekerja di Korea Selatan juga cukup banyak ada 28.248 pekerja, sebagian besar dari mereka bekerja di bidang manufaktur.
Karena itu, Menlu menilai, Korea Selatan merupakan salah satu mitra yang sangat potensial untuk dikembangkan. (jpp)