Indovoices.com-Pemerintah memutuskan tak memberlakukan lockdown sebagai upaya menekan penyebaran virus corona (COVID-19) di Indonesia. Menkopolhukam Mahfud MD mengatakan keputusan itu diperkuat dengan tidak efektifnya lockdown di negara seperti Italia.
“Sampai kemarin di Italia, itu sudah bisa menewaskan 789 orang, 800-lah sehari kemarin itu. Nah, sehingga lockdown itu pun di samping juga agak kurang manusiawi, itu juga ternyata tidak efektif di Italia,” ujar Mahfud dalam teleconference dengan awak media.
“Pertama yang diterapkan secara keras itu di Italia, lockdown, di mana kota ditutup. Tetapi korban masih berjatuhan. Korban masih berjatuhan karena masyarakatnya tidak disiplin, bus-bus masih berjalan, orang saling menularkan,” sambungnya.
Keputusan pemerintah untuk tak memberlakukan lockdown pun semakin diperkuat dengan banyaknya keluhan yang disampaikan pekerja lepas harian. Banyak dari pekerja itu, kata Mahfud, mengeluhkan sulitnya mereka mendapatkan penghasilan bila nantinya pemerintah memberlakukan lockdown.
“Ketika ada misalnya perintah mengurangi kerja di kantor, itu kan juga sudah banyak orang mengeluh juga. Banyak orang mengeluh juga, gimana pekerja harian seperti kami kalau orang tidak ke kantor, kami dapat apa, seperti ojek dan sebagainya,” ucap Mahfud.
Alih-alih menerapkan lockdown, menurut Mahfud, pemerintah justru memilih menggunakan opsi social distancing di tengah masyarakat.
Menjaga jarak fisik dengan orang lain, menurut Mahfud, menjadi langkah nyata paling mudah yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk mencegah meluasnya dampak virus corona di Indonesia.
Agar langkah ini efektif, pemerintah pun menjalin kerjasama dengan aparat. Sehingga mereka dapat membubarkan kerumunan masyarakat.
“Kemarin rapat gugus tugas itu memutuskan agar TNI dan Polri ikut turun tangan secara selektif, dibantu oleh satpol PP di daerah-daerah untuk melakukan pembubaran terhadap kerumunan-kerumunan orang yang membahayakan,” tutupnya. (msn)