dalam rangka peninjauan ke Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Tolo serta peninjauan outcrop pantai Karompang Pajja di Jeneponto. Hadir dalam kunjungan ini Anggota Komisi VII DPR RI, Mukhtar Tompo dan Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman.
PLTB Tolo Akan Selesai Lebih Cepat Dari Target
PLTB Tolo yang berlokasi di Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, saat ini pembangunannya telah mencapai 97%. Dari 20 Wind Turbine Generator (WTG) yang direncanakan, 17 WTG telah terpasang. Control building dan service building juga telah selesai konstruksi. PLTB Tolo ditargetkan mencapai Commercial Operation Date (COD) pada akhir tahun 2018 ini atau lebih cepat dari target tahun depan.
“Visi kita ke depan adalah energi terbarukan. Tidak boleh terus bergantung ke energi fosil. Pembangunan PLTB ini akan memperkuat pasokan listrik nasional. Cadangan atau reserve margin listrik kita diupayakan lebih dari 30 persen,” ungkap Arcandra di area WTG 13 PLTB Tolo.
Pemerintah terus berupaya mempercepat pengembangan EBT dan mendorong industri tersebut makin kompetitif.
“Komitmen kita EBT 23% tahun 2025. PLTB (Tolo) ini adalah salah satunya. Kita juga kembangkan jenis pembangkit yang lain, seperti panas bumi, hidro, surya, biomassa, biogas. Semua potensi EBT yang ada di Indonesia kita kembangkan, sehingga kita bisa menyuplai kebutuhan energi rakyat Indonesia yang tidak tergantung kepada negara lain. Itu visi kita kedepan,” terang Arcandra.
Dari segi teknis, Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) PLTB Tolo mencapai sekitar 42%. Dengan tinggi 133 meter (m) dan panjang baling-baling 63 m, masing-masing turbin mampu mengalirkan listrik sebesar 3,6 Megawatt (MW), sehingga kapasitas totalnya mencapai 72 MW.
“Ini (PLTB TOLO) tinggi towernya lebih tinggi dari PLTB Sidrap. Blade juga lebih panjang dari Sidrap. Tower PLTB Tolo ini lebih tinggi dari Monas,” terang Arcandra.
Blok Migas Karaeng Akan Dikaji Lebih Detail
Usai mengunjungi PLTB Tolo, Arcandra melakukan peninjauan lokasi yang terindikasi memiliki pontensi cadangan hidrokarbon yaitu di outcrop Pantai Karompang Pajja, Kecamatan Tamalatea, Kabupaten Jeneponto.
Lokasi tersebut merupakan bagian dari Blok migas Karaeng sempat ditawarkan melalui mekanisme Lelang Reguler tahun 2018. Hingga waktu penawaran berakhir, belum ada investor yang melakukan penawaran terhadap blok Karaeng ini.
Saat melakukan tinjauan ke lokasi tersebut, Wamen Arcandra menyampaikam bahwa akan dilakukan penambahan data untuk blok Karaeng tersebut melalui joint study.
“Kunjungan ini melihat potensi sektor Migas, terutama Blok Karaeng yang ada di Kabupaten Jeneponto. Dari data yang dipresentasikan cukup menjanjikan. Tadi juga sudah kita diskusikan, mulai minggu depan insyaAllah akan ada joint study untuk melihat lebih dalam lagi potensi yang ada,” imbuh Arcandra.
Direncanakan, salah satu Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Migas yang beroperasi di wilayah Sulawesi Selatan yang akan melakukan joint study untuk lebih mendalami potensi yang ada sekaligus melakukan penambahan data.
“Kita akan melakukan penambahan data lewat joint study. InsyaAllah proses administrasi dan lain-lainnya mulai minggu depan. Semoga setelah joint study ada harapan benar adanya potensi dari minyak atau gas,” pungkas Arcandra.
Kementerian ESDM, terang Arcandra sangat mendukung usaha-usaha agar yang dinamakan energi berkeadilan bisa bisa dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia.