Mencermati perkembangan teknologi, khususnya teknologi komunikasi memang sangat luar biasa pesat perubahannya terutama seratus tahun belakangan ini.
Revolusi Industri merupakan cikal bakal kebangkitan teknologi yang ada saat ini. Revolusi yang terjadi antara tahun 1750-1850 membawa perubahan besar besaran dalam tatanan hidup manusia, mulai dari pertanian, pertambangan, kesehatan, ekonomi, pendidikan termasuk aspek telekomunikasi, bisa dikatakan segala aspek kehidupan manusia terpengaruh oleh revolusi tersebut.
Di Indonesia sendiri, dalam kurun waktu 1 abad, alat telekomunikasi berubah drastis. Beruntunglah kita yang hidup di Zaman Now, komunikasi dengan sangat mudah bisa kita lakukan, informasi dengan sangat mudah bisa kita dapatkan, cukup hanya menggerakkan jempol saja. Hal yang hampir mustahil dapat kita temukan 30 tahun yang lalu.
Pada masa itu stasiun televisi, radio, surat kabar dan media cetak lainnya dikontrol dengan sangat ketat, melenceng sedikit saja akan langsung dibredel, Majalah Tempo salah satunya yang kenyang dibredel oleh pemerintah karena tulisannya dianggap kritis dan sering menohok pemerintahan saat itu yang dipegang oleh Soeharto, tak luput juga majalah Editor dan Detik terkena imbas pembredelan tersebut
Saat itu media online masih belum ada, walaupun di awal tahun 90-an, internet sudah mulai ada di Indonesia, namun belum semasif sekarang, kebanyakan berita luar negeri berbahasa Inggris. Media media online lokal mulai muncul setelah reformasi.
Coba bayangkan seandainya bila internet untuk masyarakat dan media online sudah ada lebih awal, katakanlah tahun 80-an, mungkin setiap hari kita akan melihat ada saja orang yang mengkritisi Soeharto akan ditangkap dan dipenjara, itu untuk taraf ringannya, untuk taraf beratnya orangnya bisa hilang mendadak, mungkin “diteleportasi” ke alam lain, jangan harap berita berita opini seperti Seword dan Indovoices bisa eksis apalagi bila ada kritik yang ditujukan kepada Soeharto, anggota keluarga dan kroni kroninya, buka hari ini, besok pasti dibredel, pemilik dan penulis artikelnya pasti akan diciduk atau kena ‘teleportasi’.
Untunglah teknologi komunikasi berkembang pesat setelah zaman reformasi, di era ini kita dapat mengutarakan pendapat kita asal dilakukan dengan baik dan bertanggung jawab walaupun tak sedikit yang memanfaatkannya utk menyebar berita fitnah dan hoax
Presiden Jokowi menyadari pentingnya perkembangan teknologi tersebut.
“Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan pemanfaatan teknologi bisa menjadikan Indonesia negara yang punya daya saing tinggi dan ekonomi besar.
Hal tersebut diungkapkannya pada saat membuka acara Indonesia Digital Byte (IDByte) 2017 di Rizt Carlton Pacific Place, Jakarta, Kamis (28/9/2017).”
Beliau menyadari bahwa kemajuan teknologi bukanlah untuk dibendung karena memang tidak bisa dibendung, namun harus dimanfaatkan untuk kemajuan para pengusaha lokal yang pada gilirannya akan berimbas pada ekonomi dan kemajuan bangsa. Dengan demikian kita baru bisa bersaing dengan negara negara lain di dunia. Beliau mendorong perusahaan perusahaan startup untuk berkembang dan berkarya
Lihatlah presiden kita, wajah lokal tapi berpikiran global, memandang jauh ke depan.
Di Indonesia kita masih berkutat dengan hal hal yang tidak substansial sedangkan di belahan dunia lain sedang mengalami perubahan yang sangat dramatis di abad ini, teknologi baru bermunculan bukan dalam hitungan tahun atau bulan, namun sudah mencapai hitungan minggu bahkan hari. Di Jerman, tahun 2030 kendaraan berbahan bakar minyak akan dilarang, di Singapura, tahun 2030 diwacanakan pemakaian taxi terbang sebagai moda transportasi.
Dengan semakin sempitnya waktu yang kita miliki, ketertinggalan tersebut harus kita kejar agar dapat menjadi kekuatan ekonomi 5 besar dunia, oleh sebab itu pemerintahan Jokowi dengan mottonya “Kerja, Kerja, Kerja”, melakukan pembangunan di segala bidang, pembangunan infrastruktur dilakukan dimana mana dari Sabang sampai Merauke untuk meningkatkan perekonomian sekaligus untuk mengejar ketertinggalan kita terhadap negara negara yang sudah terlebih dahulu maju, dan tentu saja pembangunan tersebut melibatkan rakyat dan harus didukung oleh kita sebagai rakyat Indonesia