Indovoices.com – Peluncuran roket antariksa India tiba-tiba dihentikan satu jam sebelum dijadwalkan melesat lantaran masalah teknis.
Badan antariksa India mengatakan hitung mundur dihentikan 56 menit sebelum peluncuran setelah “masalah teknis ditemukan dalam sistem wahana peluncur”.
Misi kedua India ke Bulan itu dijadwalkan melesat pada Senin (15/07) pukul 02.51 waktu setempat dari stasiun antariksa Sriharikota di pesisir timur negara tersebut.
Jadwal peluncuran selanjutnya akan diumumkan dalam waktu dekat.
Apa tujuan misi ini?
India berharap misi Chandrayaan-2 akan membawa wahana pertama yang mendarat di kutub selatan Bulan.
Misi senilai US$150 juta (Rp2 triliun) ini akan berfokus pada permukaan Bulan guna mencari air dan mineral serta mengukur gempa di Bulan.
Jika sukses, India akan menjadi negara keempat yang mendarat secara lunak pada permukaan Bulan.
Hanya Amerika Serikat, China, dan bekas Uni Soviet yang pernah melakukan hal serupa.
Kepala Organisasi Riset Antariksa India (ISRO), K Sivan, mengatakan ini adalah “misi luar angkasa paling kompleks yang pernah dilakukan badan ini”.
Wahana pendarat dan kendaraan diperkirakan bakal tiba di kutub selatan Bulan pada awal September, menjadikannya sebagai pesawat antariksa pertama yang mendarat di kawasan itu.
Misi ke Bulan pertama pada 2008– Chandrayaan-1—tidak mendarat di permukaan Bulan, namun melakukan pencarian air pertama dan paling rinci di Bulan menggunakan radar.
Bagaimana caranya mencapai Bulan?
Chandrayaan-2 (Kendaraan bulan- 2) akan mencoba mendarat dengan lunak di kutub selatan Bulan yang jarang dijelajahi.
Dalam misi ini, India menggunakan roket paling bertenaga, Geosynchronous Satellite Launch Vehicle Mark III (GSLV Mk-III).
Bobotnya 640 ton, hampir 1,5 kali berat pesawat jumbo jet 747 yang terisi penuh. Tingginya 44 meter, setara dengan gedung setinggi 14 lantai.
Adapun bobot psawat antariksa dalam misi ini mencapai 2.379 kg dan punya tiga bagian, pengorbit, pendarat, dan kendaraan penjelajah.
Pengorbit, yang usianya dirancang sampai setahun, akan memotret permukaan bulan dan “mengendus” atmosfer.
Pendarat (dinamai Vikram, sesuai dengan pendiri ISRO), membawa penjelajah Bulan seberat 27kg yang dilengkapi berbagai instrumen untuk menganalisa tanah Bulan.
Dalam 14 hari, kendaraan penjelajah (dinamai Pragyan atau kebijaksanaan dalam Bahasa Sansekerta) bisa menjelajah sehaug setengah kilometre dari pendarat dan akan mengirimkan data serta foto ke Bumi untuk dianalisa.
“India bisa berharap mendapat selfie pertana dari permukaan Bulan begitu kendaraan penjelajah bekerja,’ kata Dr Sivan.
Siapa saja yang bekerja dalam tim ini?
Hampir 1.000 ilmuwan dan peneliti bekerja dalam misi ini. Namun, untuk pertama kalinya, ISRO memilih perempuan untuk memimpin ekspedisi antarplanet.
Dua perempuan mengendalikan penjelajahan ke Bulan. Mereka adalah direktur program, Muthaya Vanitha, dan juru navigasi, Ritu Karidhal.
“Kekuatan perempuan menjadi tenaga ambisi India ke Bulan. Perempuan dan pria setara. Hanya kemampuan yang penting, bukan gender,” kata Dr Sivan. (bbc)