Beberapa waktu yang lalu, PSI menyoroti adanya anggaran Anti Virus yang fantastis di APBD DKI Jakarta. Segera setelah komentar PSI viral, maka Pemprov merilis klarifikasi, bahwa ada 3 kegiatan yang dianggarkan dengan dana 12M tersebut.
Sesuai dengan yang penulis lansir dari kompas di sini, atau yang lebih lengkap ada di tautan ini. Disebutkan bahwa perincian anggaran tersebut adalah sebagai berikut:
- Antivirus: 384juta.
- MS Office 2016: 4 miliar.
- Oracle: 7.8 Miliar, dengan perincian 800 juta per core, dikali 8 core karena diberikan diskon 50%.
Sekarang, kita bahas dulu satu persatu harga pemprov.
1. Anti Virus
Sedang untuk antivirus, Nurrahman mengatakan, akan digunakan di 267 kantor kelurahan, 44 kantor kecamatan hingga kantor-kantor suku dinas Dukcapil di setiap wilayah DKI Jakarta.
Nurrahman merinci, dari Rp 12,9 miliar, Pemprov DKI mengalokasikan sekitar Rp 384 juta untuk menyewa antivirus.
– Kompas
Mari kita kunjungi website symantec. Bisa dicek di https://www.symantec.com/business/pricing supaya tidak ada dusta di antara kita. Anda akan menemukan layar seperti ini:
Server adalah $38 USD per user. Mari kita lihat pernyataan Pemprov, akan digunakan di mana saja Anti Virus tersebut?
Mari kita hitung, berapa lisensi untuk Norton?
- Jumlah PC: 267 kantor kelurahan, 44 kantor kecamatan. 267 + 44 = 311 lokasi. Disebutkan juga bahwa masing masing dianggarkan untuk 3 komputer. Jadi total adalah 933 komputer.
- Harga Subscription: 38 USD.
- Total: 933 x 38 USD = 35,454 USD.
- Dalam rupiah: 35454 USD x 14000 IDR/USD = 496.356.000.
Kesimpulan:
- Anggaran: 384 juta.
- Realisasi: 500 juta.
2. Microsoft Office
Pemprov DKI membeli sejumlah lisensi Microsoft Office 2016 untuk dipasang di komputer-komputer untuk layanan kependudukan di kelurahan, kecamatan, Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, dan Dinas Kependudukan. “Microsoft Office tidak tiap tahun dibeli. Ini kita beli yang versi 2016, jadi sekali beli, selesai,” ucap Nurrahman.
Perhitungan harga
- Jumlah PC: 933 unit
- Harga satuan: 4.700.000
- Total: 933 x 4.700.000 = 4.385.100.000 atau 4.38 milyar.
Dan itu untuk harga Office 2019 karena Office 2016 sudah tidak tersedia di Microsoft.
Keanehan pembelian Office
- Jumlah PC: 933 unit
- Harga bulanan: 129.000
- Biaya per bulan: 129.000 x 933 = 120.357.000
- Biaya per tahun: 120.357.000 x 12 = 1.444.284.000
- Total cost 3 tahun: 1.444.284.000 x 3 = 4.332.852.000 ( 4.33 miliar )
Skenario 2: Office Essential
- Jumlah PC: 933 unit
- Harga bulanan: 39.100
- Biaya per bulan: 39.100 x 933 = 36.480.300
- Biaya per tahun: 36.480.300 x 12 = 437.763.600
- Total cost 3 tahun: 437.763.600 x 3 = 1.313.290.800 ( 1.3 miliar )
TCO untuk Office365 masih lebih murah dibanding membeli terpisah walaupun hanya terpaut beberapa puluh juta saja. Lagipula, pada waktu membeli, Office yang perpetual tidak akan menerima update. Berbeda dengan Office 365 yang selalu di upgrade setiap bulan oleh Microsoft. Selain itu, skenario Office 365 akan lebih ringan karena dibayar selama 3 tahun, tidak sekaligus di depan. Uang sisanya masih bisa digunakan untuk modal yang lain.
Atau kalau mau lebih murah lagi, bisa menggunakan Office Essential. Mengapa saya menawarkan opsi ini? Karena produk ini akan digunakan di Jakarta, di mana internet tersedia cukup kencang.
Kesimpulan:
- Anggaran: 4 M
- Realisasi: 4.4 M
3. Oracle Database
Khusus kebutuhan database Oracle, Nurrahman menyebut pengembangan aplikasi di situs dan android untuk memudahkan warga mengurus catatan kependudukan. Dia merujuk kepada aplikasi bernama Alpukat Betawi.
“Lisensinya itu mahal, satu server. Dia kan hitungannya per prosesor. Satu server itu 16 prosesor, 16 core. Untuk pemerintah diberikan diskon 50 persen, 8 core. Satu core itu kurang lebih Rp 800 juta, tinggal dikali kurang lebih Rp 6 miliar,” ujar Nurahman menuturkan, Sabtu 5 Oktober 2019– .Line Today
Wauww.. yang ini cukup fantastis. Lalu apakah benar lisensi oracle seharga itu?
Harga Lisensi
Pertama, seperti yang sudah sudah, penulis akan ajak membuka sumbernya langsung. Mari kita mengunjungi jaringan oracle disini. Anda bisa mengambil dokumen pdf yang disediakan oleh Oracle Technology pada link Technology. Berikut adalah isi halamannya, silahkan diambil langsung yang penulis tandai dengan panah merah.
Maka anda akan menerima PDF sebagai berikut.
Harga yang dimerahkan itu adalah Oracle Database Enterprise Edition yang dimaksud oleh pemprov. Harga yang dimaksud tersebut dalam USA Dollar, seharga 47.500 USD untuk Processor License.
Core Factor
Apa itu Processor License? Untuk itu, penulis akan ajak mengunjungi cara perhitungan lisensi Oracle. Silahkan klik tautan ini untuk mengetahui apa itu core factor dan Processor license.
Saya akan quote dari informasi di PDF nya tersebut:
Processor: This metric is used in environments where users cannot be identified and counted. The Internet is a typical environment where it is often difficult to count users. This metric can also be used when the Named User Plus population is very high and it is more cost effective for the customer to license the Database using the Processor metric. The Processor metric is not offered for Personal Edition. The number of required licenses shall be determined by multiplying the total number of cores of the processor by a core processor licensing factor specified on the Oracle Processor Core Factor Table which can be accessed at http://www.oracle.com/us/corporate/contracts/processor-core-factor-table-070634.pdf. All cores on all multicore chips for each licensed
Intinya, adalah Metric ini digunakan pada waktu user tidak diketahui dan dihitung. Jumlah lisensi yang diperlukan, dihitung dengan menjumlahkan total core, dikali core processor licensing factor yang terdapat pada dokumen Oracle Processor Core Factor Table. Silahkan diklik tautan tersebut untuk mendapatkan Tabel Core Factor seperti ini:
Disana tertera bahwa core factor dari server Intel dan AMD ada di 0.5. Pemprov mengatakan:
Satu server itu 16 prosesor, 16 core.
Karena tidak ada 16 socket mainboard, maka asumsi saya adalah 16 core. Jadi apabila dikali core factor, maka didapat angka 8 core.
Perhitungan lisensi
Semua faktor sudah kita hitung, mari kita rangkum harga lisensi Oracle Enterprise Database nya
- Core factor: 8 core
- Harga lisensi: 47.500
- Total biaya lisensi berdasar price list: 8 x 47.500 = 380.000 USD.
Kemudian Pemprov mengakui bahwa mereka memperoleh 50% diskon
Untuk pemerintah diberikan diskon 50 persen, 8 core
Jadi total harga yang diterima pemprov adalah
- Harga Lisensi: 380.000 USD
- Diskon: 50%
- Bersih: 380.000 x 50% =190.000 USD
- Dalam Rupiah: 190.000 x 14.000 = 2.660.000.000 ( 2.66M )
Kesimpulan:
- Anggaran: 7.8 M
- Realisasi: 2.66M
Kesimpulan akhir
Penjelasan dari pemprov justru membuat anggaran ini semakin mencurigakan. Masih ada sisa dana 5M yang tidak bisa dijelaskan. Kemana dana tersebut?
– X