“Saya selalu menyampaikan di mana-mana, negara cepat akan mengalahkan negara lambat. Bukan lagi negara besar mengalahkan negara kecil, ndak. Bukan juga negara kuat mengalahkan negara lemah, ndak. Negara cepat akan mengalahkan negara lambat. Oleh sebab itu kita kita harus cepat.” (Jokowi)
Itu adalah salah satu quotes dari Bapak Presiden Republik Indonesia. Apa yang beliau sampaikan memang benar adanya, di jaman yang semakin canggih ini, kecepatan adalah kunci, orang orang yang berhasil adalah orang orang yang cepat mendapat informasi, melihat peluang dan memanfaatkannya. Orang yang lambat akan tersisihkan.
Berbicara mengenai kecepatan, dalam artikel kali ini saya ingin menulis salah satu program Jokowi dalam bidang transportasi adalah pembangunan MRT dan LRT yang memanfaatkan teknologi kereta cepat yang akan menghubungkan Jakarta-Bandung serta Jakarta-Surabaya untuk tahap berikutnya. Dengan total nilai proyek 5 Miliar US lebih, menjadikannya termasuk salah satu proyek Jokowi yang paling prestisius
Kereta cepat itu sendiri sudah menjadi salah satu sarana transportasi wajib diberbagai negara maju. Kereta komersil tercepat saat ini menggunakan teknologi maglev (Magnetic Levitation), yaitu menggunakan tenaga magnet untuk menggerakkannya alias tidak menggunakan roda sama sekali yang dipegang oleh kereta Shanghai Maglev, yang dapat berakselerasi dari 0 sampai kecepatan 430 km/jam hanya dalam waktu 4 menit.
Bagaimana dengan Jepang, saat ini Jepang juga sudah mengembangkan kereta api cepat yang mencapai 500 km/jam yang sayangnya baru akan beroperasi tahun 2027.
Di Amerika sendiri, miliarder Elon Musk sedang mengembangkan kereta cepat Hyperloop yang digadang gadang mampu melaju dengan kecepatan 1.220 km/jam yang bila diterapkan di Indonesia, maka dari ujung pulau Jawa ke ujung lainnya pulau Jawa dapat ditempuh dalam waktu kurang dari 1 jam. Artinya anda dapat tinggal di Surabaya namun bekerja di Jakarta bolak balik setiap hari dengan menggunakan kereta tersebut.
Kembali ke Indonesia, yang sedang membangun kereta cepat juga yang akan menghubungkan Jakarta-Bandung dan Jakarta-Surabaya. Kecepatan kereta Jakarta Bandung diperkirakan mencapai 150 km/jam dan bisa ditingkatkan menjadi 350 km/jam walaupun kemungkinan besar pada saat pengoperasiannya dibawah 300 km/jam. Dengan kata lain untuk menempuh jarak Jakarta-Bandung hanya dibutuhkan waktu kurang dari 35-45 menit dan proyek ini diharapkan selesai dan mulai beroperasi tahun 2019.
Sedangkan untuk rute Jakarta-Surabaya, kecepatan keretanya diperkirakan sekitar 160 km/jam, hal ini disebabkan karena rel kereta memanfaatkan rel kereta lama yang sudah ada. Sehingga Jakarta-Surabaya dapat ditempuh dalam waktu 5-6 jam. Proyeknya sendiri ditargetkan selesai 2020 pada masa pemerintahan Jokowi periode ke 2.
Hal ini disampaikan juga untuk menepis tuduhan Roy Suryo bahwa proyek kereta api cepat ini adalah proyek kecebong yang artinya kereta cepat bohongan, bagaimana bisa disebut bohongan bila pengerjaannya untuk Jakarta Bandung saja telah mencapai 78,01%. Mungkin bisa disebut bohongan kalau uangnya habis, proyeknya mangkrak tak kunjung selesai seperti Hambalang yang merupakan peninggalan pemerintahan SBY. Untuk itu saya sarankan agar Roy Suryo untuk membeli cermin dan ngaca dulu, atau jangan jangan cermin kepunyaan negara juga belum dikembalikan?
Dengan adanya kereta cepat ini diharapkan mobilitas orang maupun barang dapat bergerak lebih cepat yang pada gilirannya ikut mempengaruhi perputaran roda ekonomi juga.