Penanganan kebakaran hutan pada Blok Gentong Growah, Gunung Arjuno (UPT Taman Hutan Raya Raden Soerjo) terlihat cukup menyulitkan Tim Gabungan Pemadam (TGP) di lereng Gunung Arjuno, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur (Antara, Senin, 29/7/2019).
Kerja TGP terkendala oleh landskap alam lereng Gunung Arjuno yang cenderung curam. Bahkan, pada beberapa titik api sudut kemiringannya mencapai lebih dari 60 derajat. Demikian penuturan Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Batu Achmad Choirur Rochim di Kota Batu, Jawa Timur.
Perkiraan luas area kebakaran mencapai 70 hektare. Lokasinya berada pada ketinggian 2.730 mdpl. Untuk mencapai lokasi tersebut, 12 orang personel TGP harus berjalan kaki selama kurang lebih lima jam.
Mereka telah dibekali perbekalan untuk memenuhi kebutuhan selama kurang lebih tiga hari. Lokasi cukup jauh beserta bentangan alamnya yang terbilang ekstrem itu membuat TGP seolah-olah harus berkejaran dengan waktu. Embusan angin kencang pun sewaktu-waktu berpotensi memunculkan kembali titik api yang sebelumnya telah berhasil dipadamkan.
Dukungan peralatan
Bekerja di area kebakaran hutan dan lahan memang tidaklah mudah. Prediksi berdasarkan pengalaman kadang-kadang tak cukup dijadikan sebagai pegangan. Rintangan alam dan pelbagai perubahan tetiba potensial untuk menyulitkan siapa pun, bahkan bagi seorang personel yang sangat terlatih sekalipun.
Namun, tidaklah dimungkiri bahwa sejak era pemerintahan Presiden Joko Widodo penanganan kebakaran hutan secara nasional diselenggarakan secara jauh lebih baik daripada pada era sebelumnya. Nyaris tidak terdengar lagi protes keluhan dari pihak masyarakat atau dari beberapa negara jiran, entah semisal menyoal dampak kiriman kabut asap bagi kesehatan mereka.
Tampaknya, presiden benar-benar telah mengkondisikan seluruh jajaran terkait, entah di pusat atau di daerah-daerah, agar senantiasa mampu bertindak sigap, serta cepat tanggap menghadapi kedaruratan atau kegentingan apa pun.
Oleh sebab itu, personel BPBD di pelbagai daerah senantiasa butuh kebugaran tubuh dan level kesiagaan terbilang prima demi menghadapi situasi kedaruratan apa pun. Selain itu, seyogianya mereka senantiasa dibekali dengan dukungan perbekalan (logistik) dan dukungan peralatan kerja yang lebih memadai. Semisal, penggunaan kendaraan angkut personel dan wahana peralatan-kerja bergerak yang benar-benar andal.
“Articulated Tracked Vehicle” (ATV)
Tulisan kali ini sekalian memberitahukan keberadaan kendaraan lintas-medan ekstrem Articulated Tracked Vehicle (ATV) DT-30PM Vezdesusciy (merupakan pengembangan dari DT-30PM Vityaz). Saya mengulasnya secara ringkas, lebih banyak melalui foto-foto (entahlah pada tulisan berikutnya, saya mungkin akan mengulasnya dengan lebih detail). Ketangguhannya saat menembus dan melintasi rintangan alam seberat apa pun sudah tidak diragukan lagi. Asal muasal riwayatnya merupakan kendaraan angkut tempur eks militer Uni Sovyet (sekarang direpresentasikan sebagai Russia).
DT-30PM Vezdesusciy, sebagai pengembangan DT-30PM Vityaz dibekali mesin diesel YaMZ. Mesin baru ini lebih kuat daripada milik generasi sebelumnya. Dengan semburan tenaga 800 hp, mesin baru ini (bandingkan mesin DT-30PM Vityaz bertenaga 720 hp, yaitu mengunakan jenis mesin yang disematkan pada MBT T-64) menggerakkan DT-30PM Vezdesusciy pada kecepatan lebih tinggi serta memberikan jangkauan operasional lebih besar (di atas 700 Km).
Sejatinya, penggunaan DT-30PM Vityaz dan generasi yang lebih awal pun sudah sangat beragam terlihat dari keberadaan pelbagai variannya. Generasi paling awal dari ATV ini merupakan buatan tahun 1971. Rancang bangunnya dikerjakan oleh Ishimbai Transport Machine-Building Plant, Russia. Data menunjukkan bahwa secara operasional yang paling banyak dipergunakan hingga sekarang adalah DT-10P dan DT-30P. Kedua ATV ini diproduksi pertama kalinya tahun 1982, serta produksinya masih berlanjut hingga sekarang.
Militer Rusia banyak menggunakan ATV DT-10P dan DT-30PM di medan operasional ekstrem serta serba-menantang. Peranannya ialah sebagai kendaraan angkut pasukan dan perbekalan, amunisi dan persenjataan, serta dukungan bagi banyak misi lainnya (termasuk diandalkan untuk penangangan misi kedaruratan dan pemulihan pasca bencana). Pasalnya, dengan rasio tarikan tinggi (sekitar 500 kN untuk DT-30P) ATV ini mampu mendekati dari segala arah dan menarik kendaraan berat lainnya, yang terperangkap macet atau mengalami kerusakan berat. Mobilitasnya nyaris tidak terbendung di kondisi jalan seburuk apa pun.
Dengan karakteristik semacam ini, ATV DT-10P dan DT-30PM Vityaz sangat efektif ditugaskan dalam misi pencarian dan penyelamatan di daerah berlandskap ekstrem (berinfrastruktur buruk, terendam banjir, ditutupi lumpur tebal atau penuh bebatuan, atau di daerah pegunungan berselimut salju). Termasuk efektif sebagai tunggangan utama unit pemadaman kebakaran hutan dan lahan. Pasukan Russia banyak menggunakannya untuk misi evakuasi orang dan hewan, serta sebagai pengusung beban muatan berat hingga seukuran 30 ton.
Indonesia memang belum memiliki jenis ATV tangguh ini. Tetapi, entahlah siapa tahu, bukan tak mungkin Pemerintah berkenan memasukkannya sebagai inventaris operasional wajib bagi jajaran BPBN/BPBD, Basarnas/Basarda, dan Dinas Pemadam Kebakaran di seluruh wilayah NKRI. Lebih baik lagi, seyogianya Pemerintah menugaskan PT Pindad atau BUMN lainnya untuk memproduksi ATV ini secara lokal di Indonesia, semisal dengan skema lisensi produksi atau melalui ToT khusus dari Russia?
***