Yang Harus Lengser Itu Gubernur nya Bukan Presiden nya
Beberapa hari yang lalu sempat terjadi aksi demo digelar oleh mahasiswa dari tiga kampus besar, yakni Universitas Riau, Universitas Abdu Rab, dan Universitas Politeknik Caltex Riau. Mereka menggeruduk Mapolda Riau di Jl Sudirman, Selasa 17 September 2019, sore pukul 17.00 WIB.
Yang berhasil menguasai gedung DPRD Riau Setelah terjadi aksi saling dorong yang mengakibatkan beberapa mahasiswa dan aparat terluka.
Saat kota Pekanbaru diselimuti asap pekat level kualitas tidak sehat, kelompok mahasiswa ini justru menggelar aksinya dengan membakar ban bekas. Ada beberapa ban bekas yang dibakar di tengah badan jalan, Asap hitam pun mengepul.Yang membuat geram masyarakat lainya. Meskipun demo ini mendapat pengawalan ketat dari pihak kepolisian, namun
mahasiswa yang berjumlah ribuan orang berhasil menerobos masuk Gedung DPRD Riau hingga ke dalam Ruang Rapat Paripurna.
“Turunkan Gubernur Riau. Copot Kapolda Riau!! Tangkap Korporasi,” demikian tulisan salah satu spanduk yang dibawa dalam aksi.
Korlap aksi, Ikhwansyah, menyebut Gubernur Riau tak serius dalam mengatasi karhutla dan asapnya.
“Ketika Masyarakat Riau terkena ISPA, beliau masih sempat-sempat ke luar negeri, ke Thailand yang katanya urusan kementerian yang harusnya tidak pergi,” kata dia, di lokasi demo
Tuntutan mahasiswa tetap sama. Yakni *INGIN PERSOALAN ASAP SEGERA DITUNTASKAN*.
Berikut 3 tuntutan Aliansi Gerakan 17 September, yaitu :
1. Meminta Kapolda untuk segera memundurkan diri dari jabatannya, karena telah gagal memberantas Karlahut yang ada di Riau…
2. Menangkap Korporasi yang terbukti melakukan pembakaran lahan dan hutan.
3. Meminta pertanggung-jawaban kepada pihak kepolisian atas korban luka-luka ataupun fasilitas yang rusak dari mahasiswa.
Sejumlah media pun meliput aksi kejadian di lokasi aksi. Beberapa sumber media menuduh massa aksi Gerakan 17 September berbuat anarkis. Padahal, dalam aksi Gerakan 17 September ini, yang menjadi korban adalah mahasiswa. Terbukti dengan adanya beberapa video yang memperlihatkan bahwa polisi bertindak represif.
Itu info yang saya dapatkan dari Beberapa media dan klasifikasi adik adik mahasiswa.
Tetapi fakta menunjukkan bahwa aksi mahasiswa kemaren di tunggangi oleh kepentingan POLITIK dan provokasi terhadap mahasiswa.
Seperti unggahan akun @Wrp73RM
Mahasiswa mengambil alih ruang paripurna DPRD Riau, menggelar SIDANG RAKYAT menuntut JOKOWI lengser.
Hallo BEM Jakarta & daerah lainnya apa kabar? pic.twitter.com/zeDHpbwBd7— RANGER (@Wrp73RM) September 18, 2019
Bahwa demo kemaren adalah tuntutan agar pak Jokowidodo mundur/lengser dari jabatannya, Ironis sekali di masa masa menjelang pelantikan.
Sungguh disayangkan niat baik mahasiswa untuk menuntut keadilan akibat kebakaran hutan malah di manfaatkan oleh pihak-pihak yang sengaja membuat gaduh jagad maya.
Tentu saja pihak terkait geram akibat tuduhan itu dan bisa menjadi provokasi, dan saya juga beberapa teman juga sempat termakan berita tidak benar ini.
Dan menganggap adik-adik mahasiswa ini menyuarakan suara yang salah, harusnya mereka protes kepada gubernur dan walikota nya yang saat kejadian tidak berada di Indonesia malah malakukan perjalanan ke Thailand dan Canada.
Sampai akhirnya Pak Jokowi turun langsung meninjau lokasi karhutla.
Bahkan pemerintah melakukan water booming di lokasi kebakaran hutan dan lahan.
“Segala usaha sudah dilakukan. Yang di darat (pemadaman) sudah semuanya, tambahan pasukan kemarin sudah saya perintahkan juga. Kemarin datang totalnya 5.600 (pasukan),” ujar Jokowi di Pangkalan TNI AU Roesmin Nurjadin, Kota Pekanbaru, Rabu 18 September 2019.
Segala upaya sudah dilakukan oleh presiden, namun masih ada saja sekelompok orang yang melakukan tidakan yang tak terpuji dengan mencaci maki Jokowi.
Seperti beberapa tokoh dari Gerindra
Di ILC, Fadli Zon menyindir Jokowi yang marah-marah soal Karhutla tapi Tak Ada Hasil: Weak Leadership.
Dia actionnya di ILC saja bukan turun kelapangan.
Wasekjen Partai Gerindra Andre Rosiade bahkan menilai pamer sepatu kotor tak sepantasnya dilakukan sebagai bentuk pencitraan.
Yang menjadi pertanyaan kita semua, Kenapa setiap kejadian yang menyangkut keamanan dan bencana selalu menyalahkan P. JOKOWI dan dilakukan oleh kubu dari 02?.
Pilpres memang sudah lewat, dan dimenangkan oleh pasangan 01, Tetapi sebelum pelantikan rentetan kejadian yang berujung rusuh dan menganggu persatuan Indonesia, selalu dikompori oleh mereka dan itu terbukti dari beberapa pendukungnya yang tertangkap dan terbukti melakukan PROVOKASI.
Polda Riau telah menetapkan sebanyak tiga korporasi yang diduga melakukan karhutla dengan lima tersangka perorangan. Selain PT LIH, penyidik telah menetapkan tiga orang tersangka dari PT Palm Lestari Makmur (PLM) asal Indragiri Hulu. Ketiga tersangka tersebut, yaitu manager plantation, EJP, manager finance, NMC, dan LJP selaku direktur. EJP dan NMC merupakan WNA.
Anak buah Sandiaga Uno jadi tersangka pembakar hutan
Semoga hukum berlaku bagi siapapun yang terbukti melakukan pembakaran sebab dampaknya cukup merugikan pemerintah juga warga.
Marilah kita menjaga hutan ini, menjaga persatuan ini demi Indonesia.
Teruntuk adik adik mahasiswa tetap berjuang berkarya bermanfaat
Dan tetap bersinergi dengan pemerintah, sebab kalian adalah generasi penerus bangsa ini.
Lebih bijaklah kita dalam mensikapi setiap berita, sebab beberapa waktu lalu kita sering di benturkan dan diprovokasi oleh berita yang sengaja membuat gaduh.
Doa saya cepat padam api dan damai selalu.
Penulis: Permata Ayu