Akhirnya saya punya kesempatan menunjukkan kiprah saya dalam dunia tulis menulis ini. Saya sengaja memakai nama Spiderman Ndeso dengan berbagai alasan. Salah satunya tentu saja karena alasan sebagai pembela kebenaran dan pembasmi kejahatan, identitas utama saya tidak boleh diketahui. Jadi, tidak perlu pusing dan bingung mencari tahu siapa saya.
Bukankah siapa orangnya tidaklah penting kalau pesan yang disampaikannya mencerahkan dan mewaraskan kita?? Tetapi orang itu menjadi penting kalau pesannya membuat orang bodoh dan menjadi gila. Contohnya si jijik itu tuh. Namanya saja sudah jijik, pasti omongannya menjijikkan. Saya bilang bukan jijik yah, bukan nama lain. Heu heu heu..
Nah, untuk tulisan pertama saya mau ubek-ubek sedikit mengenai kasus EKTP yang saat ini terlihat semakin sulit untuk dibongkar. KPK sepertinya akan buntu di satu nama yang sejak dulu sangat licin dan sulit untuk dijerat. Ya, sepertinya nama Setya Novanto akan menjadi jalan buntu atau dead end untuk KPK mengusut tuntas kasus E-KTP.
Mengapa jalan buntu?? Karena memang nama Setya Novanto ini memiliki banyak pelindung yang sangat kuat pengaruhnya di negeri ini. Pengaruhnya bahkan tidak bisa hilang meski rezim telah dijatuhkan. Mengguritanya bisnis dan relasi serta cengkraman kekuasaan membuat rezim ini terus mengancam.
Ya, rezim yang dimaksud siapa lagi kalau bukan rezim cendana. 32 tahun bukanlah waktu yang sedikit untuk mengumpulkan segala sesuatu yang bisa membuat keturunan bertahan hidup tanpa berkerja sebanyak 7 turunan. Apalagi kalau ada bisnis yang dijalankan dan uang diputar-putar di luar negeri, maka kekayaan bisa semakin banyak.
Itu kalau kita hanya masukan hitungan dari dana mereka, belum dari jejaring yang punya utang budi dan jasa yang ditanam selama 32 tahun, baik di militer, birokrasi, maupun pebisnis. Kalau semua itu dimasukkan, maka jaring saya tidak sanggup menahan berat kekayaan dan aset rezim cendana. Entah kalau hulk bisa. Hehehe..
Ini menggambarkan bahwa sebenarnya menjadi sangat sulit dan berbahayanya seseorang kalau sudah terkait dengan rezim cendana. Uang bisa dikatakan unlimited, begitu juga relasi dan kekuasaannya. Dan yang mengerikannya, rezim ini masih sangat mungkin melakukan seperti yang mereka lakukan selama 32 tahun.
Bukti betapa mengerikannya kalau berurusan dengan rezim ini tercatat dengan jelas dalam fakta persidangan. Pemilik PT Sandipala Arthaputra, Paulus Tannos mengaku terpaksa melarikan diri ke Singapura karena merasa terancam jiwanya dan keluarganya di Indonesia. Bahkan dirinya tidak bisa hadir dalam persidangan dan hanya bisa melakukan teleconference di Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (18/5/2017).
Hal ini bukan hanya bualan semata, Paulus mengaku bahwa rumahnya pernah kena serang dan bahkan pernah kena ancam akan dibunuh. Pilihan Paulus kabur ini menurut saya sangatlah tepat. Karena dia paham benar sedang berurusan dengan siapa.
Ya, Paulus ternyata berurusan dengan Andi Winata, anak Tommy Winata. Meski mengaku tidak berurusan langsung dengan Tommy Winata dalam kasus ini, Paulus mengakui bertemu Tommy Winata terkait pengadaan chip untuk E-KTP. Tommy saat itu mendesak Paulus untuk tetap membeli chip tersebut.
Jika kita ikuti perkembangan negeri ini saat rezim cendana, nama Tommy WInata tidaklah asing lagi. Beberapa kali dikait-kaitkan dengan rezim cendana. Apakah ada urusan perputaran bisnis atau yang lain sebagainya?? Desas desusnya sangat kuat mengatakan bahwa Tommy Winata sangat dekat dengan rezim cendana.
Cukup dengan keywords “tommy winata dan tommy soeharto” kita bisa menemukan banyak fakta-fakta miring terkait mereka berdua ini. Relasi mereka dan isu-isu yang sangat mengerikan. Benar atau tidaknya sampai saat ini belum bisa dibuktikan. Ini salah satunya… klik
Saya salut dengan keberanian KPK dan Presiden Jokowi yang mau mengusut tuntas kasus E-KTP ini. Serangan balik kepada Presiden Jokowi dan KPK diyakini akan semakin massif. Apalagi ada kaitan nama Victor Laiskodat, Anggota DPR yang juga Ketua Fraksi NasDem. Semua terekam dalam jejak digital dan kita bisa menelusurinya.
Doa saya supaya Tuhan melindungi KPK dan Presiden Jokowi. Karena kita sudah melihat ada yang sampai kabur dan bahkan mati bunuh diri terkait kasus ini. Kita juga harus terus desak KPK tuntaskan kasus ini dan siap turun ke jalan untuk melakukannya. Jangan sampai negeri ini kembali dirusak oleh para taipan dan rezim yang selama 32 tahun merusak negeri ini.
Siapakah “dia” yang dimaksud oleh Najwa Shihab?? Kalau saya boleh menduga, “dia” adalah Tommy Winata yang dibaliknya ada nama Cendana. Seram?? Lebih seram dari film G30S/PKI.
Salam Spider Web..