Kasus mega korupsi KTP elektronik sukses membuat nama-nama besar politisi di DPR era presiden SBY berkuasa senam jantung.
Bahkan nama-nama tersebut semakin berkembang seiring dengan keterangan saksi dalam persidangan para terdakwa. SBY, Ibas, EE Mangindaan dan teranyar, Fahri Hamzah pun kelonjotan lantaran nama mereka disebut oleh Nazaaruddin turut menerima aliran uang.
Nazaruddin bahkan mengaku sudah mengantongi bukti keterlibatan Fahri, anggota DPR pecatan partai ini. Ngeri-ngeri sedap lah pokoknya!!
Tak hanya Nazaruddin, papa Setnov juga siap membuka halaman demi halaman buku “catatan hitam” nya yang berisikan daftar hadir nama-nama penerima uang haram korupsi KTP elektronik.
Sudah sejak sekian lama Nazaruddin bersenandung mengungkap siapa-siapa saja yang terlibat dan siapa saja penerima aliran dana panas proyek kartu identitas tersebut, kini satu per satu siap dilucuti KPK. Salut!
Ganjar Pranowo
Bulan-bulan krusial dimana ada nama yang selama ini disebut-sebut terima aliran dana, mencalonkan diri maju di pilkada serentak Juni nanti.
Ganjar Pranowo calon gubernur Jawa Tengah yang juga petahana juga dibuat ketar-ketir. Mondar mandir menjadi saksi di KPK jelaslah merugikan dirinya. Publik pasti bertanya-tanya: benarkah Ganjar juga terlibat?
Jika belum menemui titik terang dalam waktu dekat, ini dipastikan akan menjadi beban politik Ganjar dan PDI perjuangan untuk perebutan kursi Jateng 1.
SBY dan Ibas
Berapa lama sayup tak terdengar, nama SBY dan Ibas kembali mencuat. Adalah kesaksian Mirwan Amir memaksa SBY menggelar jumpa pers.
Tak terima namanya dikaitkan dengan korupsi, SBY pun bereaksi dan menyatakan siap perang memperjuangkan keadilan untuk dirinya.
Disebutnya nama SBY dan Ibas bak cambuk bagi Demokrat mengingat partai berlambang merci ini tengah berupaya bangkit dari keterpurukan.
Fahri Hamzah
Gencar memusuhi KPK, kali ini Fahri berpeluang duel satu lawan satu dengan KPK diatas ring.
Mengaku punya bukti kuat, Nazaruddin sesumbar menjadikan Fahri TKO dan memakai rompi oranye KPK. menarik kita simak sampai ronde keberapa Fahri bisa bertahan. Seperti kita ketahui sampai saat ini rekor KPK selalu sapu bersih kemenangan melawan koruptor.
Tak hanya Ganjar, SBY, Ibas dan Fahri, para politisi mantan anggota komisi II DPR pun tak luput dari incaran sang justice collaborator.
Berikut nama-nama lain yang disebut-sebut saksi maupun terdakwa dipersidangan :
Gamawan Fauzi (saat itu Menteri Dalam Negeri) sejumlah 4,5 juta dollar AS dan Rp 50 juta
Anas Urbaningrum sejumlah 5,5 juta dollar AS
Melcias Marchus Mekeng (saat itu Ketua Banggar DPR) sejumlah 1,4 juta dollar AS
Olly Dondokambey sejumlah 1,2 juta dollar AS
Tamsil Linrung sejumlah 700.000 dollar AS
Mirwan Amir sejumlah 1,2 juta dollar AS
Arif Wibowo sejumlah 108.000 dollar AS
Chaeruman Harahap sejumlah 584.000 dollar AS dan Rp 26 miliar
Agun Gunandjar Sudarsa selaku anggota Komisi II dan Badan Anggaran DPR RI sejumlah 1,047 juta dollar AS
Mustokoweni sejumlah 408.000 dollar AS
Ignatius Mulyono sejumlah 258.000 dolla AS
Taufiq Effendi sejumlah 103.000 dollar AS
Teguh Juwarno sejumlah 167.000 dollar AS
Miryam S Haryani sejumlah 23.000 dollar AS
Rindoko, Nu’man Abdul Hakim, Abdul Malik Haramain, Djamal Aziz, dan Jazuli Juwainiselaku Kapoksi pada Komisi II DPR RI masing-masing 37.000 dolla AS
Markus Nari sejumlah Rp 4 miliar dan 13.000 dollar AS
Yasonna Laoly sejumlah 84.000 dollar AS
Khatibul Umam Wiranu sejumlah 400.000 dollar AS
M Jafar Hafsah sejumlah 100.000 doar AS
Ade Komarudin sejumlah 100.000 doar AS
Marzuki Alie sejumlah Rp 20 miliar
Sebanyak 37 anggota Komisi II yang seluruhnya berjumlah 556.000 dollar AS. Masing-masing mendapat uang berkisar antara 13.000 hingga 18.000 dollar AS
Dan akhirnya lambat tapi pasti, benang kusut korupsi berjamaah E-KTP mulai terurai. “Sopo sing salah, seleh”, siapa bersalah, pasti akan ketahuan.
Dari sekian nama-nama anggota DPR saat itu, hanya nama Ahok yang bisa dikatakan “sepi peminat”. Ahok yang sejak awal menolak proyek ini, tak sekalipun disebut di persidangan. Kalaupun ada suara-suara yang menyeret Ahok, paling juga suara dari orang yang panik.
Kasus ini malah semakin menjelaskan kepada kita siapa Ahok sesungguhnya. Nemo perpolitikan Indonesia yang sebentar lagi akan bebas dan kembali melecutkan semangat perjuangan kita melawan korupsi. Bersih, Transparan, Profesional!
Selamat senam jantung!!
Sumber: