Oleh : Dan’s
Tukang nyinyir, Tukang nyinyir…
Hatimu begitu kotor, tak ubahnya para koruptor
Apa isi kepalamu bocor, kok malah seperti isi kolor…ha..ha..ha
Engkau tega menghina yang bahagia
sepertinya senang jika orang menderita
Apa tidak takut kau kena karma, dua anakmu menjadi janda
Tukang nyinyir, tukang nyinyir…
Apa engkau memang dibayar untuk berseru, fitnah sini hina situ
Pakdhe mantu kau sindir-sindir, pandai kali kau bersilat bibir
Pesta rakyat nan sederhana, engkau bilang berfoya-foya
Sedemikian busuk engkau berkata-kata, apa hati nuranimu sudah tuli dan buta
Tukang nyinyir, tukang nyinyir…
Gelarmu sungguh tajir, tapi ilmumu begitu fakir
Engkau sungguh memalukan, siapa sudi kau wakilkan
Apa nyinyiran yang mereka titipkan? hai wakil rakyat jadi-jadian
Tukang nyinyir, tukang nyinyir…
Aku heran bukan kepalang, masih saja orang seperti ini dipelihara
Banyak pula yang membela, siapa lagi kalau bukan yang kurang ngopi dan mabuk janda…ha..ha..ha
Tukang nyinyir, tukang nyinyir
muak kudengar kau dipanggil yang terhormat, lebih tepat disebut pengkhianat
Demi junjunganmu kau gadaikan kehormatan dewan
Punya hajatpun kau buat candaan
Kelakuanmu sungguh memuakkan, semoga janga terpilih lagi, biar damai negeri ini
Jangan lagi kau di Senayan, semoga konstituenmu terbuka hati, jangan kirim wakil pendengki
Tukang nyinyir, tukang nyinyir…
Kami tak mau lagi dengar ocehan murahan Dari otak kotor berpendidikan
Kami tetap bersama Pakdhe, yang tengah bahagia mantu kedua
Dapat pula anak Medan, Sudah tampan hatinya menawan…