Beginilah kalau perusahaan salah dalam merekrut seorang leader. Meng-hire orang yang tidak memiliki kemampuan dan keahlian pada bidangnya yang kapasitasnya pas-pasan bahkan bisa dibilang parah. Jangan heran kalau akhirnya dia banyak tidak tahunya, kerjanya lamban, tidak produktif, minim prestasi, tidak punya wibawa sama sekali dan pada akhirnya akan sangat mudah ditipu bawahannya.
Tapi ya mau gimana lagi, kita yang di dapuk menjadi HRD April lalu malah memilih Anies padahal sudah jelas-jelas pada sesi “interview” Ahok lebih unggul segala-galanya. Ya tinggal tunggu saja amburadulnya Jakarta dibawah kendali Gubernur retorika ini.
Baru mulai menjabat saja sudah buuanyak ketidaktahuan dan ketidakpahaman yang dipamerkan Anies membuat sedih sekaligus miris bagi kita orang yang waras.
Seorang pemimpin dia akan berhasil karena ketelitianya. Success is in detail. Inilah yang tidak dimiliki Anies. Perhatikanlah beberapa ketidaktahuanya, anda pasti geleng-geleng. antara heran atau bingung dan ga habis pikir :
- Dimulai dari tidak tahu sejarah Belanda menjajah Indonesia. Bilang cuma Jakartalah yang melihat penjajah dari dekat. Padahal anak SD juga paham penjajahan terjadi hampir di seluruh pelosok negri ini.
- Sandi uno tidak tahu ada Pergub yang mengatur pakaian dinas. Pakaian dinas tapi sepatunya sport. bikin sayembara pula sekarang!
- Anies tidak tahu pasang lampu Strobo ada aturannya. Bahkan dia tidak tahu siapa yang pasang lampu itu dimobilnya. Ajaib bukan?
- Sandi tidak tahu kalau nepotisme itu dilarang, malah mengangkat kakaknya menjadi ketua OK-OC. Belakangan terpaksa dicopot karena kena bully warga. Ya kena bully lah, OK-OC niatnya membuka lapangan kerja baru buat warga malah lowongan diisi keluarganya. Memalukan sekali!
- Mengatakan penyebab banjir Jakarta karena kebun teh.Itu teori darimana? Padahal sekecil apapun tanaman tetap saja dapat menyerap air hujan.
- Anies tidak tahu ada lapak pedagang permanen di kolong fly over pasar Asemka. Ini lucu,dia punya sederet solusi pada saat debat tapi belum tahu keadaan di lapangan.
- Terakhir, dia tidak tahu kalau PKL kembali membeludak di Tanah abang. Malah mengatakan fotonya sama kaya bulan mei. Cek dong smart city, Smartphone mana? WA lurahnya pak,bener apa enggak tuh foto? Haduh…
Nah, dengan sederet ketidakpahaman mereka ini,apa kita masih tidak menyesal memilih pemimpin hanya berdasarkan SARA? Pastilah menyesal.
Nyatanya Ahok kembali dirindukan. Ahok masihlah menjadi magnet perpolitikan di Indonesia. Berbondong-bondong orang menyambangi Mako Brimob. Dari yang sekedar rindu, ingin belajar, silaturahmi, mencari nara sumber untuk menulis, sampai yang penasaran dan berandai-andai kemana Ahok setelah bebas, apa akan kembali berpolitik?
Semakin Gubernur sekarang Gabener, semakin Ahok dirindukan. kapan COME BACK,Pak Ahok?hemmm…
Selamat berandai-andai!