Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto turun gunung menyapa warga Jawa Barat. Apakah ini sinyal Prabowo maju jadi capres?
Hal ini disampaikan Prabowo dalam akun Facebook pribadinya. Agenda yang dihadirinya adalah ‘Prabowo Menyapa Warga Jabar’ yang digelar di Subang hari Jumat 29 Maret 2018.
“Hormat saya kepada kader dan warga Subang yang telah antusias berbagi pikir bersama saya tadi sore. Harapan kalian adalah tujuan perjuangan saya dan Partai Gerindra,” ucap Prabowo.
Dalam postingannya, Prabowo mengaku tak berani mengumbar janji. Ia juga berbicara siap jika diberikan mandat oleh masyarakat untuk bangsa Indonesia.
“Biasanya saya takut kalau untuk berjanji, tapi hari ini saya dapat janjikan. Jika saya dan Gerindra diberikan mandat oleh rakyat Indonesia, kami akan rebut kembali kekayaan bangsa ini, kita akan kembalikan untuk rakyat Indonesia,” tutur eks Danjen Kopassus ini.
(https://m.detik.com/news/berita/3944729/prabowo-turun-gunung-ke-jabar-bicara-kekayaan-bangsa)
Wow, terdengar sangat keren bukan?. Tapi apakah benar ucapan Prabowo bisa dipercaya? Apakah benar dirinya takut untuk berjanji? Mari kita buktikan. Pertama kita akan bahas pengakuan Prabowo yang mengatakan dirinya takut kalau untuk berjanji. Sepanjang penelusuran saya, terutama saat dirinya kampanye 2014 lalu ada begitu banyak janji yang diucapkan oleh dirinya, beberapa diantaranya:
Janji Prabowo siap menang siap kalah saat pilpres 2014.
Saat sesi wawancara dengan jurnalis asing di Tugu Proklamasi setelah deklarasi koalisi permanen Merah Putih, pada 14 Juni lalu, Prabowo sesumbar sudah mengucapkan kesiapan menerima hasil Pilpres 15 kali.
Faktanya, saat diumumkan hasil perhitungan suara, Prabowo tidak menerima dengan lapang dada, malah melakukan gugatan ke MK (Mahkamah Konstitusi).
(https://m.detik.com/news/berita/d-2669382/menagih-janji-siap-menang-siap-kalah-dari-prabowo-subianto)
Janji Akan Memperhatikan Rakyat Palestina
Saat ikut dalam aksi damai yang dihadiri ribuan orang di Bundaran HI, Prabowo dan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie masing-masing memberikan sumbangan sebesar Rp 1 miliar untuk rakyat Palestina.
“Insya Allah kalau terpilih dan keadaan memungkinkan, saya akan ke Palestina,” ujar Prabowo di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Jumat 11 Juli 2014.
https://www.viva.co.id/berita/politik/520900-janji-prabowo-pada-rakyat-palestina-bila-terpilih
Kalau tidak membaca berita lain, mungkin saya akan terharu dan ikut berempati terhadap janji suci Prabowo. Dan berita lain yang saya maksud, terdapat pada link dibawah ini
(https://nasional.tempo.co/read/546632/5-bulan-tak-digaji-karyawan-prabowo-subianto-mogok).
Bayangkan, dia sanggup bersimpati kepada penderitaan rakyat Palestina, tapi tidak pada karyawannya sendiri, gaji karyawannya malah tidak dibayar, bahkan hingga tahun 2018 sekarang. Dan hal ini telah saya bahas lebih mendalam di artikel yang saya tulis. Silahkan bagi yang belum membacanya.
https://www.Indovoices.com/umum/mau-sejahterakan-rakyat-tapi-gaji-pegawai-sendiri-tidak-dibayar-apakah-masih-layak-dipilih/
Janji akan menasionalisasi perusahaan asing
Hal ini disampaikan oleh Prabowo saat menyampaikan kampanyenya di Menara Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis 27 Maret 2014. Prabowo menegaskan bahwa dirinya akan menasionalisasi aset asing yang ada di Indonesia. Dia menyindir pemimpin yang menjual aset bangsa. “Seluruh kekayaan bangsa harus dimiliki oleh kita sendiri. Tapi ada pemimpin yang menjual aset, dengan gampangnya membiarkan wilayah kita dicaplok,” sebut Prabowo dengan tangan mengepal.
(https://m.detik.com/news/berita/2576248/ini-pernyataan-prabowo-soal-nasionalisasi-aset-dan-kembali-ke-uud-1945)
Setelah mendapat kecaman dari berbagai pihak, dirinya pun meralat ulang janjinya dengan menegaskan dirinya tidak akan menasionalisasi perusahaan asing untuk kepentingan nasional.
(m.republika.co.id/berita/pemilu/hot-politic/14/05/27/n68lzi-prabowo-tidak-perlu-nasionalisasi-perusahaan-asing)
Masih kurang? Baiklah, saya tambah satu lagi, kali ini berdasarkan pidato yang disampaikan oleh Prabowo, soal merebut kembali kekayaan bangsa dan akan dikembalikan ke Indonesia (untuk lebih jelasnya telah saya tandai dengan huruf tebal diatas).
Didepan masyarakat dia berkoar-koar soal merebut kembali kekayaan bangsa, bagaimana bisa? Perusahaannya sendiri pun tak mampu dipertahankan dan terancam dijual ke asing dan aseng
(https://www.jawapos.com/read/2017/07/17/144676/investor-tiongkok-ambil-alih-pt-kertas-nusantara)
Jadi sekarang pertanyaannya siapa yang sebenarnya pro Asing dan Aseng?. Jokowi dituduh pro Asing dan Aseng, tapi mampu memaksa Freeport mendivestasikan 51 persen sahamnya. Sementara yang katanya mau merebut dan mengembalikan kekayaan bangsa malah menjual perusahaannya ke Asing dan Aseng.
Ohya berbicara soal Freeport, sini saya kasih sedikit bonus bocoran pandangan Prabowo terhadap hal ini.
Menurutnya, kontrak Freeport masih sangat mungkin diperpanjang, jika sesuai dengan kepentingan nasional Indonesia.
(https://ekonomi.kompas.com/read/2014/06/21/0931126/Prabowo.Freeport.Bisa.Kita.Pertahankan.)
Masih kurang jelas? Bagaimana dengan komentar sang Adik Hashim Djojohadikusumo,
Adik capres Prabowo Subianto ini membantah rencana sang kakak untuk melakukan renegosiasi kontrak perusahaan tambang raksasa berbasis di Amerika Serikat, PT Freeport Indonesia.
(https://m.merdeka.com/peristiwa/hashim-bantah-prabowo-mau-renegosiasi-kontrak-freeport.html)
Baca ulang, si adik bilang tidak ada rencana renegosiasi ulang, artinya kalau si kakak jadi Presiden, jangan mimpi Prabowo bakal berani memaksa Freeport mendivestasikan 51 persen sahamnya. You See? Sama Freeport aja takut, masih berani bilang mau merebut dan mengembalikan kekayaan alam bangsa Indonesia?. Untung saja Presiden yang sekarang adalah Jokowi, dan terbukti 51 persen saham Freeport menjadi milik Indonesia.
Well, jejak digital memang kejam Jenderal, jadi jangan coba-coba ngibul, dengan sedikit kesabaran, semuanya pasti akan terbongkar.