TUHAN teramat baik sama Indonesia. Bagaimana tidak baik? Selain memberi kemederkaan pada tanggal 17 Agustus 1945. TUHAN juga menjadikan Indonesia sebagai bangsa beragam etnis kaya akan bahasa dan budaya. Bahkan, TUHAN juga berkenan menganugerahkan kekayaan sumber daya alam yang berlimpah ruah. Coba, apa yang “gak” ada di bumi pertiwi ini? Minyak bumi? Ada! Emas? Ada! Kopi yang sedang “booming” atau teh? Ada juga! Cengkeh, pala, dan sejenisnya? Ini yang dulu membuat penjajah tidak mau hanya 1 kali orgasme, tapi maunya bertriliun kali orgasme. Hayo, apalagi kalau bicara tentang kekayaan sumber daya alam Indonesia? Hmmm, oke, bagaimana kalau hasil hutan? Jangan tanya deh. “Kumplit sekumplitnya!” Hasil laut? “Sami mawon!” Sangat beragam dan berlimpah sehingga menggoda banyak negara-negara untuk jadi “maling.”
“Sampe capek nanya” tentang kekayaan sumber daya alam Indonesia, pasti selalu jawabannya “ada.”
Wajar dong kalau banyak negara maju, termasuk negara tetangga, iri dan ”ngiler sampe ngeces ngeliat” kekayaan sumber daya alam Indonesia? Berbondong-bondonglah mereka berusaha meraup keuntungan maksimal dari kekayaan sumber daya alam Indonesia. Caranya? Bodohi para elite dengan jurus maut penuh tipu muslihat. Mulai dari sogok menyogok a.k.a suap menyuap, praktek KKN, sampai iming-iming akan mendapat kekuasaan mutlak.
Hasilnya? Sukses besar! Praktek sogok menyogok alias suap menyuap atau istilah kerennya KKN pun membudaya di kalangan segelintir elite negeri. Tanpa KERJA KERAS, cukup mempraktekkan KKN, kekayaan akan berlimpah. Terbuai oleh kemudahan untuk menumpuk harta dengan praktek KKN membuat mereka menjadi MALAS. Tragisnya, fenomena ini bak bola salju. Level RT, RW, Lurah, maupun kecamatan pun ikut-ikutan MALAS dan mempraktekkan KKN. Tentu saja dengan skala yang berbeda. Kalau segelintir elite negeri kelas paus, mereka-mereka ini cukup kelas teri. Akibatnya, budaya MALAS dan KKN menjadi cara dan gaya hidup.
Wajar kalau akhirnya Indonesia tertinggal terus oleh negara-negara tetangga, apalagi negera-negara maju. Sebut misal dari segi infrastruktur. Kalau Singapura sejak tahun 80-an sudah punya MRT sebagai simbol negara maju a.k.a modern. Indonesia sampai tahun 2013 boro-boro punya MRT. Berjuta macam alasan selalu muncul dari para elite negeri untuk tidak membangun MRT. Itu Singapura. Bagaimana dengan negeri jiran? Kalau dulu Malaysia harus mengimpor tenaga pengajar dari Indonesia. Sekarang sekolah atau perguruan tinggi Malaysia jauh di depan Indonesia. Canggihnya lagi, kemajuan yang Malaysia alami membuat impor tenaga pengajar dari Indonesia distop. Gantinya, mengimpor TKI/TKW. Simbol kemewahan yang menandakan tingkat kemakmuran Malaysia sudah jauh melampaui Indonesia.
Salah Siapakah?
Puluhan tahun sudah merdeka. Punya kekayaan sumber daya alam berlimpah. Tapi Indonesia kok tetap termasuk dalam kategori negara berkembang a.k.a tertinggal? Salah negara tetangga seperti Singapura atau negeri jiran yang doyan pake aji mumpungkah? Salah negara-negara maju, sebut misalnya Amerika dengan Freeportnya, yang sukses besar membodohi para elite negeri? Hmmm, jangan cari kambing hitam! Negara-negara tersebut tidak salah. Sebaliknya, justru sangat “jenius.” Sukses besar membodohi dan membuat para elite negeri BERMENTAL MALAS dan KORUP a.k.a KKN. Juga “lupa”dengan sumpah jabatan yang keluar dari mulut dengan payung KITAB SUCI. Juga lupa dengan UUD’45. Terpenting seperti nyanyian Iwan Fals berjudul BENTO.
Jadi kalau NKRI tercinta ini tidak maju-maju, jelas SALAH segelintir elite negeri. Mereka-mereka inilah yang sadar atau tidak, sudah menularkan virus mental MALAS + SUBSIDI ke rakyat mayoritas. Bahkan menjerumuskan ke dalam budaya KKN. Tidak percaya? Coba tengok masa-masa segelintir elite negeri berkuasa di tahun 1967 s/d 1998. Indonesia terkenal sebagai bangsa yang malas dan bermental korup alias nyandu KKN. Tengok pula pasca reformasi 1998 s/d 2004. Indonesia tetap terpuruk dalam berbagai bidang. Harapan sempat membuncah ketika terjadi pergantian elite negeri di tahun 2004. Sayang berjuta sayang. Harapan tinggal harapan. Justru dari tahun 2004 s/d 2014 mental MALAS + SUBSIDI dan praktek KKN semakin membudaya. Tidak aneh kalau berbagai proyek mangkrak menjadi pemandangan biasa. Kritikan dari rakyat yang waras dan bernurani seakan membentur tembok Cina. Tengok pula ketika perusahaan-perusahaan negara maju (Freeport, dll) dan lokal milik para kroni (Petral, dll) menari-nari kegirangan di atas penderitaan rakyat. Bukannya mendapat sangsi, malah terus mendapat keleluasan untuk beroperasi maksimal. Dari sisi ideologi, radikalisme terbiarkan tumbuh subur. Ajaibnya, segelintir elite negeri di era 2004 s/d 2014 yang seharusnya secara jantan mengaku bertanggungjawab, tetap merasa diri sebagai pahlawan bangsa sampai saat ini.
Sola Gratia (Hanya Oleh Anugerah Kasih TUHAN)
Sudah “mati” kah TUHAN atas NKRI tercinta? Upsss, maaf, tolong catat. Mati di sini bukan berarti TUHAN yang mati. Melainkan, TUHAN seakan sudah tidak peduli lagi dengan bangsa Indonesia. Bahkan membiarkan Indonesia terus menjadi bangsa yang MALAS dan sangat doyan SUBSIDI. Bangsa yang KORUP karena sangat nyandu KKN + sogok menyogok a.k.a suap menyuap.
Terpujilah TUHAN semesta alam. Ternyata kebaikanNYA terus nyata untuk NKRI tercinta. Seorang “tukang kayu” bernama Jokowi, TUHAN tempatkan menjadi Presiden RI di tahun 2014. Mengalahkan seorang Jenderal yang kini mendapat tambahan gelar, yaitu “Jenderal Kardus.” Tidak butuh waktu belasan atau puluhan tahun. Hanya, ya hanya dalam kurun waktu ± 4 tahun saja, semua yang menjadi impian mayoritas rakyat Indonesia mulai terwujud secara merata lewat tangan Jokowi dan Tim Kerja.
Catatan:
Berhubung sudah terlalu banyak tulisan tentang keberhasilan pembangunan yang Jokowi bersama Tim Kerja nya lakukan, maka uraian terkait hal tersebut dirasa tidak perlu lagi.
Kok bisa? Ya bisalah! Sebab Jokowi SANGAT BERBEDA dengan segelintir elite negeri zaman Orba, Reformasi, dan periode 2004 s/d 2014. Tepatnya SANGAT BERBEDA dengan presiden-presiden Indonesia sebelum dirinya. Perbedaannya sangat SUBSTANSIAL. Jokowi sangat sangat JUJUR dan PEKERJA KERAS. Juga sangat MERAKYAT sehingga mengerti dan mau mewujudkan KEBUTUHAN rakyat. Jokowi pun sangat ingin Indonesia menjadi setara dengan negara-negara maju, termasuk 2 negara tetangga. Itu sebabnya, pelan tapi pasti, sambil tanpa henti membangun Indonesia, Jokowi mulai memberantas praktek KKN. Memang saat ini, baru menyentuh kelas paus seperti Petral dan lain sebagainya. Namun, di masa mendatang DIJAMIN yang kelas teri pun akan takut untuk praktek KKN atau sogok menyogok a.k.a suap menyuap lagi.
Efek Jokowi Terhadap Segelintir Elite Negeri
Ternyata kehadiran Jokowi membuat segelintir elite negeri PEMALAS dan nyandu KKN marah besar. Sebab sebelum era Jokowi, dengan bermalas-malas ria atau ongkang ongkang kaki, gemerincing US$ atau IDR terus masuk ke kocek dengan mudah. Di era Jokowi? Wajib JUJUR dan KERJA KERJA KERJA untuk membangun Indonesia hebat.
Wajar kalau upaya untuk mendongkel Jokowi terus dilakukan tanpa henti oleh mereka-mereka ini. Tentunya sambil sok suci dan tidak lupa mengatasnamakan rakyat. Upaya pertama berhasil . Duet maut Jokowi yaitu sang pendekar Ahok berhasil tumbang di Pilkada DKI Jakarta yang lalu. “Kini tinggal Jokowi yang harus tumbang juga;” demikian pikir segelintir elite negeri yang sakau KKN dan sogok menyogok alias suap menyuap.
Setelah gagal meng”kudeta” Jokowi saat berhasil menumbangkan Ahok. Kini hanya tinggal 1 kesempatan lagi untuk menumbangkan Jokowi. PilPres 2019! Itu sebabnya belakangan ini, bahkan pasti sampai saat PilPres 2019, berbagai cara untuk menumbangkan Jokowi di PilPres 2019, akan terus dilakukan oleh segelintir elite negeri ini. Misalnya, mulai dengan memajukan Prabowo sebagai CaPres tandingan. Menggerakkan mesin HOAX raksasa tanpa henti. Sampai (patut menduga) minta bantuan dari para “spin doctor,” baik lokal maupun luar negeri, untuk memuntahkan peluru “black campaign.” Sebab hanya cara itulah satu-satunya yang memungkinkan Jokowi tumbang. Dari visi dan misi pembangunan? Jelas NOL besar. Namanya juga PEMALAS dan PECANDU KKN.
Last But Not Least
Pertanyaannya sekarang adalah: Mau DIPIMPIN LAGI sama segerombolan orang SUPER DUPER MALAS dan PECANDU KKN + SOGOK MENYOGOK a.k.a SUAP MENYUAP sehingga dapat dipastikan Indonesia akan kembali ke “dark ages” seperti sebelum Jokowi? Atau mau DIPIMPIN oleh seorang tukang kayu bernama Jokowi yang JUJUR dan PEKERJA KERAS SEJATI?
TUHAN memberkati Jokowi dan Indonesia!
Ever Onward No Retreat!