Selamat Nangkring..
Yuhu akhirnya sebentar lagi pendaftaran Pilkada serentak 2018 akan dimulai. Semakin panas suhu politik karena beberapa partai sudah mulai mengerucutkan nama calonnya. Saya, spiderman ndeso, kembali lagi mengamati pergolakan politik di Pilkada Jatim.
Dalam Pilkada Jatim, sudah ada dua pasangan yang akan maju untuk Pilkada 2018. Yang pertama adalah pasangan Gus Ipul-Anas dan yang kedua adalah Khofifah-Emil. Gerindra dan kroninya masih belum menentukan pilihan karena terkendala stok kader yang minim dan tokoh publik yang mau diusung mereka.
Bukan apa-apa, kalau ada tokoh publik mau diusung Gerindra maka sudah pasti mereka harus siap dengan stigma negatif yang melekat pada partai Gerindra terkait aksi mereka di Pilkada Jakarta. Belum lagi dengan biaya politik yang sering sekali harus ditanggung sendiri seperti saat Sandiaga habis-habisan menanggung dana kampanye.
Karena itu, saat Gerindra memunculkan nama Moreno, saya langsung terpikir bahwa itu adalah indikasi sulitnya Gerindra cari orang untuk diusung di Pilkada Jatim. La Nyalla yang awalnya diberikan rekomendasi pun mengembalikan amanat dan akhirnya mundur.
Yang tidak disangka-sangka malah sekarang muncul nama Yenny Wahid, Putri Gus Dur, yang ingin mereka usung. Yenny mengaku bahwa dirinya memang dilirik oleh Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto untuk dijadikan calon gubernur Jawa Timur. Dan kepastiannya akan dijawab dalam waktu dekat.
Insting laba-laba saya pun berbicara bahwa ini adalah sebuah bukti kedigdayaan NU di daerah Jatim sehingga Gerindra pun seperti tidak punya pilihan harus usung salah satu tokoh NU. Meski belum pasti, manuver ini menjadi bukti bahwa Gerindra sedang menyasar suara NU untuk Pilpres 2019.
Lalu apakah ini juga berarti Yenny akan menjadi kader Gerindra seandainya diusung jadi cagub?? Bisa iya, bisa tidak. Tetapi kemungkinan besar bisa saja bergabung karena suami Yenny adalah seorang kader Gerindra. Kalau Yenny berhasil dijadikan cagub, Gerindra akan tetap untung meski kalah.
Lalu apakah Yenny akan bersedia menjadi cagub?? Ini yang sepertinya susah ditebak. Walau kita tahu Yenny punya ambisi politik, tetapi diusung oleh Gerindra bukanlah hal yang bagus bagi nama baik Gus Dur. Apalagi Gus Dur dikenal sebagai sosok pluralis yang tidak akan mendukung partai yang berpolitik SARA.
Pertanyaannya sekarang, apakah Yenny memahami nilai Gus Dur tersebut atau merelakannya demi sebuah ambisi?? Kalau akhirnya itu dilakukan, maka Yenny akan masuk menjadi golongan orang-orang yang diakuisisi oleh Gerindra demi ambisi poltik praktis mereka.
Mari kita tunggu bagaimana kelanjutannya. Kalaulah boleh memberi saran dari pengamatan seorang spiderman, maka saya berharap Yenny menolak pinangan tersebut. Jangan kotori nama Gus Dur dengan bergabung ke partai pelaku politisasi agama.
Salam Jaring Laba-Laba.