Ibu, hentikan tangismu
Hapus air matamu itu ibu!
Kita adalah pejuang! Terkenal sejak dahulu kala
Kita adalah keturunan perwira gagah perkasa
Pembela tanah air!
Angkat tanganmu ibu!
Tunjuk teroris itu
Katakan pada mereka,
“Kau bisa bunuh tubuh anakku, tapi semangatnya takkan padam
Kau bisa menikam dan menyayat leher anakku, tetapi jiwanya akan abadi
menghidupkan jiwa-jiwa pemuda Indonesia
Beribu-ribu bahkan berlaksa-laksa pemuda Indonesia akan bangkit menghukummu
Kau akan dibuang jauh ke negerimu, dunia para setan biadab”
Ibu, bangun dari tidurmu
Kuatkan lutut kakimu, keluarlah
Serukan pada dunia!
Buah kandunganku terbunuh, bilakah giliranmu? Mampukah kalian menyaksikan kesayanganmu terbujur kaku? Sanggupkah kalian menahan sakitnya tertikam jantung? Tidak, kalian takkan sanggup.
Karena itu ikutlah denganku, wanita lemah ini. Bersama-sama kita hujamkan pukulan kepada pembunuh itu. Teroris yang mengaku beragama itu, yang wujudnya manusia tetapi sesungguhnya, mereka adalah setan yang terkutuk
Ibu, katakan kepada anak-anakku, cucumu
“Ikhlaskan bapakmu pergi, ia telah ke surga di pangkuan Tuhannya”